Dinikahi Rentenir

Derick menaikkan kedua alisnya sambil berpikir, apa yang dimaksud Ailyn dengan roti panas.

Sampai lelaki itu menyadari kalau dirinya sedang tidak memakai baju sekarang.

Ternyata tidak sia-sia, Derick menghabiskan waktunya untuk gym dan pembentukan masa otot selama ini.

"Kau suka?" tanya Derick menggoda. "Kalau kau penasaran, kau bisa menyentuhnya, Ailyn!"

"Ti... tidak!" Ailyn langsung menolak.

"Jangan terus menggoda saya!"

Sepertinya Derick akan mengurungkan niatnya dulu untuk bermain dengan Ailyn.

Besok pagi gadis itu harus sekolah jadi Derick tidak boleh membuang waktu lebih lama lagi.

"Jadi, kau sudah siap mendengarkan ceritaku?" tanya Derick kemudian.

Kali ini Ailyn memberanikan diri untuk melihat Derick supaya lelaki itu mengerti jika dirinya serius.

"Saya siap!" Ailyn berkata dengan lantang.

Derick pun menghela nafasnya sejenak, dia kembali mengambil gelasnya untuk minum.

Suasana jadi hening, Derick belum juga bicara tapi Ailyn masih setia menunggu.

"Apa kau pernah mendengar tentang penyakit leukimia?" tanya Derick pada akhirnya.

"Leukimia?" tanggap Ailyn. "Bukankah itu penyakit kanker darah?"

Derick menganggukkan kepalanya. "Ya, kau benar! Adik perempuanku menderita penyakit itu!"

"Dan dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang!"

Ailyn mulai mengerti, bukankah donor yang paling cocok adalah sumsum tulang belakang saudara kandung.

"Jadi, Tuan mendonorkan sumsum tulang belakang?" tanya Ailyn supaya lebih pasti.

Derick tidak langsung menjawab, lelaki itu seperti terbebani dengan pertanyaan Ailyn.

"Tuan..." panggil Ailyn karena menunggu jawaban.

"Tidak!" Derick menjawab dengan tegas. "Karena sumsum tulang belakangku tidak cocok!"

"Tidak cocok?" gumam Ailyn. "Tapi..."

"Karena adikku berbeda ayah denganku, bahkan golongan darah kami berbeda!" jelas Derick.

Ailyn seketika langsung terdiam, gadis itu mencerna penjelasan suaminya dengan perasaan sulit diartikan.

Ternyata ada konflik keluarga di keluarga Astahel yang terkenal kaya di kota ini, keluarga dengan berbagai bisnis gelapnya dan sekarang Ailyn masuk ke dalam keluarga itu walaupun belum diakui keberadaannya.

"Aku tidak tahu harus berkata apa," ucap Ailyn pada akhirnya.

Tentu saja gadis itu tidak berani bertanya karena posisinya juga sebagai istri penebus hutang.

"Ailyn..." panggil Derick seraya menatap istrinya itu. "Aku tidak sembarangan bercerita pada orang tapi kau adalah pengecualian karena kau sudah masuk ke duniaku!"

"Tugasmu adalah menjaga rahasia serapat mungkin kalau kau adalah istriku!"

Ailyn langsung menganggukkan kepalanya dengan patuh.

"Lima tahun ini aku sudah berusaha keras untuk mencari donor sumsum tulang belakang sekaligus menyembunyikan keberadaanmu jadi jangan kacaukan semuanya!" tambah Derick.

Sebenarnya Ailyn membutuhkan penjelasan lebih tapi Derick terlihat emosional, mungkin karena masalah keluarganya dan pengaruh minuman.

Lebih baik Ailyn mengakhiri pembicaraan mereka malam ini.

"Kalau begitu, saya akan kembali ke kamar!" Ailyn berpamitan ingin pergi.

Sepertinya Derick membutuhkan waktu sendirian.

Namun, dugaan Ailyn salah karena nyatanya Derick menarik tubuh gadis itu ke pelukannya.

"Tu... tuan!" Ailyn kaget setengah mati.

Tubuh telanjang Derick menempel pada tubuh Ailyn.

"Diamlah!" Derick tidak mau Ailyn memberontak.

Tiba-tiba saja Derick menjatuhkan dirinya di sofa, otomatis Ailyn juga ikut ganti posisi.

Rasanya sungguh tidak nyaman karena Ailyn berada di atas tubuh Derick.

Ailyn ingin protes tapi Derick memintanya diam jadi yang bisa dilakukan gadis itu hanya diam dan menunggu.

Malam semakin larut, tidak ada suara apapun yang membuat suasana di kamar itu menjadi hening.

Dua anak manusia tanpa sadar tertidur dengan saling berpelukan.

*

*

Ailyn terbangun sambil mengucek matanya, dia langsung melihat sekelilingnya dan merasa terkejut karena sudah berada di kamarnya sendiri.

"Bukankah semalam aku bersama tuan Derick?" gumam Ailyn sambil mengingat-ingat.

Pokoknya Derick memeluknya setelah itu gelap karena Ailyn tidak mengingat apapun lagi.

Saat masih merenung, alarm gadis itu berbunyi yang membuat Ailyn bergegas mandi. Dia harus pergi ke sekolah.

Walaupun masih bingung, gadis itu harus cepat bersiap-siap sekolah atau akan terlambat nantinya.

"Bibi...." panggil Ailyn saat melihat Bibi Ain mempersiapkan sarapan di meja makan.

Bibi Ain hanya menoleh ke arah gadis itu dengan seutas senyuman.

"Di mana tuan Derick?" tanya Ailyn.

"Tuan Derick sudah pergi jadi nona bisa langsung sarapan," jawab Bibi Ain.

"Pergi lagi?" Ailyn jadi kesal karena lagi-lagi suaminya itu tidak berpamitan padanya.

"Kali ini berapa tahun?"

Wajah Ailyn berubah masam, setelah mencuri ciuman pertamanya, bisa-bisanya Derick pergi lagi.

Kalau untuk urusan itu tentu saja Bibi Ain tidak bisa menjawabnya jadi perempuan paruh baya itu hanya diam saja.

Ailyn sarapan hanya beberapa suap sampai gadis itu ingin mengecek kamera cctv sebelum berangkat sekolah.

"Aku ingin tahu, siapa yang memindahkan aku semalam," gumamnya.

Ailyn pergi ke ruangan kontrol cctv dan minta izin pada penjaga yang ada di sana.

"Anda harus pergi ke sekolah, Nona!" ucap sang penjaga menolak.

"Hanya sebentar saja," Ailyn memaksa.

Karena Ailyn yang keras kepala akhirnya sang penjaga membiarkan Ailyn bertindak sesuka hatinya.

Buru-buru gadis itu mencari rekaman semalam dan mempercepat isi rekaman supaya mempersingkat waktu.

"Nah!" seru Ailyn ketika melihat rekaman Derick yang menggendong dirinya keluar dari kamar.

Lelaki itu menggendong Ailyn di dini hari dan masih memakai handuk saja.

"Astaga, apa tuan Derick tidak kedinginan?" gumam Ailyn.

"Bagaimana cara dia membuka pintu kamarku dengan menggendongku seperti itu?"

Masih penasaran, Ailyn mencari rekaman yang berada di lantai kamarnya. Memang ada arah kamera yang mengarah ke pintu kamar Ailyn selama ini.

Di rekaman itu Derick masih menggendong Ailyn dan ketika sampai depan pintu, lelaki itu tampak kewalahan membuka pintunya.

Namun, Derick tidak menyerah. Dia berusaha membuka pintu sampai handuknya lepas yang membuat Ailyn berteriak.

"Aaaaa...." Ailyn menutup kedua matanya. Dia melihat pantat sang rentenir dari belakang.

Dan yang paling membuat syok Derick tampak santai lalu tetap masuk ke kamar Ailyn.

"Ya ampun, jadi semalam aku digendong dengan telanjang begitu? Iuuhhhh...."