NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:143.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-11

Keesokan paginya, Aisyah terbangun lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari yang baru saja memancar menyelinap lembut lewat celah jendela, menandakan pagi yang cerah. Dengan perasaan berat hati dan penyesalan yang mendalam, dia merasa perlu untuk menebus kesalahan pada kedua anaknya yang telah dia abaikan beberapa hari ini. Aisyah bergegas keluar dari kamar dan segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan spesial. Dia mengecek jam di dinding, menimbang waktu yang dia miliki sebelum harus bersiap-siap untuk rapat penting di kantor.

Namun, saat ini, dia memutuskan untuk mengutamakan kedua anaknya, Reza dan Rezi. Dengan hati-hati, Aisyah mengambil bahan-bahan untuk membuat bubur salmon kesukaan mereka. Dia ingat betul bagaimana anak-anaknya selalu tersenyum lebar saat menyantap hidangan ini. Dia juga memastikan tidak menggunakan udang dalam resep ini, karena Reza dan Rezi alergi terhadap udang. Sambil memasak, Aisyah tak henti-hentinya berdoa agar Tuhan memaafkan kesalahannya dan memberinya kesempatan untuk menjadi ibu yang lebih baik.

Beberapa menit kemudian, bubur salmon pun siap disajikan. Aisyah menata piring dengan rapi di meja makan, menambahkan irisan salmon dan sayuran sebagai garnish. Saat semuanya siap, Aisyah membangunkan kedua anaknya dengan lembut. Reza dan Rezi yang terkejut melihat ibu mereka sudah bangun pagi-pagi, menatap bubur salmon yang tersaji di meja dengan mata berbinar.

 Aisyah tersenyum tipis, menggenggam tangan mereka erat sebelum mereka mulai menyantap sarapan bersama. Pagi itu, meskipun dikejar waktu, Aisyah merasa bahagia karena dia telah membuat pilihan yang tepat. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa mulai saat ini, dia akan selalu berusaha menjaga keseimbangan antara ego dan anak-anaknya.

"Bunda minta maaf karena kemarin Bunda mengabaikan kalian,"ucap Aisyah lembut masih memegang kedua tangan anaknya. Rezi tersenyum dan langsung memeluk Aisyah dengan erat begitu juga dengan Reza. Pandangan itu, tak luput dari Galih yang bersembunyi di balik pintu dapur. Melihat momen yang bahagia itu Galih memilih untuk kembali ke kamar untuk bersiap-siap ke kantor.

"Sayang, kalian sarapan dulu ya, ditemani sama Bibi. Bunda mau bersiap-siap ke kantor dulu, hari ini Bunda ada meeting."Aisyah berkata sembari mengecup kedua kening sang anak. Setelah Reza dan Rezi mengangguk setuju. Barulah Aisyah pergi ke kamar untuk bersiap ke kantor.

Galih baru saja turun ke lantai dasar untuk bergabung bersama dengan kedua ponakannya untuk sarapan. Tetapi, begitu Galih tiba di ruang makan dia hanya melihat Pelayan bersama dengan kedua keponakannya. Galih tak melihat adanya Aisyah di sana.

"Bunda kalian ke mana?"tanya Galih setelah duduk di kursinya. Pelayan pun memberikan semangkuk bubur dan segelas teh untuk Galih.

"Terima kasih, Bi"Ucap Pria itu wanita paruh baya tersebut hanya mengangguk dan berlalu pergi menuju wastafel piring kotor.

"Katanya Bunda mau ke kantor,"jawab Rezi. Galih hanya menghela napas dan menikmati sarapannya. Galih tahu bubur itu Aisyah yang buat karena rasanya masih sama seperti dulu.

"Hari ini kalian sudah bisa masuk sekolah. Apa kalian mau masuk hari ini atau besok?"Galih bertanya kepada dua bocah itu karena melihat kondisi Rezi yang baru saja membaik.

"Hari ini saja. Kelamaan di rumah membuat aku bosan,"Reza berkata dengan raut wajah yang kesal.

"Baiklah. Reza berangkat hari ini. Tetapi, Rezi berangkat besok. Bagaimana?"Galih kembali bertanya.

"Baiklah, Om. Rezi setuju!"sahut Rezi yang masih menikmati buburnya dengan pelan. Galih senang melihat perubahan wajah dari kedua ponakannya pagi ini. Setidaknya, Aisyah sudah berusaha untuk memberi perhatian kepada kedua anaknya.

'Aisyah, maaf. Jika semalam ucapan ku terlalu kasar padamu. Tapi, kamu tahu aku begini juga demi kebaikan kamu dan kedua anakmu,'Galih berkata dalam hatinya sembari menatap wajah kedua keponakannya yang nampak sedikit ada keceriaan di sana.

Reza baru saja pindah sekolah dari Indonesia ke London dan Galih bertanggung jawab untuk mengantarnya ke sekolah sebelum berangkat ke kantor. Ini juga merupakan hari penting bagi Galih, karena hari ini adalah hari pertama dia mengikuti rapat dengan beberapa karyawan penting lainnya, setelah Charlie memintanya menjadi site manager perusahaan.

Mereka berdua bersiap-siap, Reza mengenakan seragam sekolah barunya dan Galih mengenakan setelan jas yang rapi. Dalam perjalanan menuju sekolah, Galih terus memberikan dukungan dan semangat kepada Reza agar tidak merasa cemas dengan lingkungan barunya. Sedangkan, Rezi dititipkan pada pelayan rumah oleh Galih selama mereka berkerja dan Reza di sekolah.

"Sudah siap, Reza?" tanya Galih, mencoba menyembunyikan kecemasan yang ada di wajahnya.

Reza tersenyum dan mengangguk, "tenang saja, Om. Aku akan baik-baik saja di sini. Jangan khawatir tentang aku dan pergilah ke kantor. Aku akan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ini."

Galih tersenyum dan merasa lega mendengar jawaban Reza yang penuh percaya diri. Setelah mengantar Reza ke sekolah dan berpamitan, Galih bergegas menuju kantor. Namun, karena menghabiskan waktu lebih lama untuk mengantar Reza, Galih terlambat ke kantor.

Saat tiba di kantor, Galih merasa sedikit cemas karena keterlambatannya. Namun, dia menarik napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk menghadapi rapat penting yang akan berlangsung.

Aisyah, tengah serius memimpin rapat penting bersama para karyawan di ruangan rapat yang megah. Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu dua kali sebelum Galih, salah satu karyawan, melangkah masuk dengan ekspresi cemas. Semua mata langsung tertuju padanya, termasuk Aisyah yang terlihat jelas kesal dengan keterlambatan Galih.

"Terima kasih, Galih, karena sudah memberi kita contoh bagaimana sikap tidak bertanggung jawab, Anda. Sebagai Site Manager harusnya Anda bisa hadir tepat waktu untuk mengikuti rapat ini. Kecuali, rapat ini tak penting bagi Anda." Sindir Aisyah dengan nada dingin, membuat ruangan terasa lebih hening. Semua karyawan saling berpandangan, merasakan atmosfer yang menegangkan.

Galih merasa hatinya teriris mendengar sindiran Aisyah. Tetapi, dia ingin sekali membantah dan menjelaskan alasannya datang terlambat. Namun, dia sadar hubungannya dengan Aisyah belum membaik dan tak ingin membuat situasi semakin buruk. Jadi, dengan berat hati, dia memilih diam dan menundukkan kepala, menerima setiap ucapan Aisyah dengan tegar.

Setelah Aisyah selesai menyampaikan kekecewaannya pada Galih, rapat akhirnya dilanjutkan kembali. Galih duduk di kursi yang tersedia, berusaha fokus pada materi rapat sambil menahan perasaan terluka yang mendera hatinya.

Rapat pun selesai. Charlie meminta semua karyawan kembali pada ke ruangan masing-masing. Kecuali, Galih yang masih menunggu Aisyah dan ingin berbicara dengan wanita itu yang saat ini sedang menunggu dokumen yang akan Charlie serahkan padanya.

Aisyah mengetahui jika Galih masih berada di dalam ruangan itu hingga tanpa ada rasa malu lagi dan rasa hormat terhadap Galih, wanita itu berkata.

"Keluarlah! Kami masih ingin membahas pekerjaan lain di sini,"suara dingin Aisyah kembali menyayat hati Galih. Apa sebegitu benci kah Aisyah kepadanya? Galih mengepalkan tangannya yang berada di atas meja. Charlie sangat peka dengan situasi saat ini. Hingga, pria itu memilih meninggalkan Aisyah dan Galih di dalam ruangan.

"Bu, saya pamit ke toilet sebentar. Lima menit lagi saya kembali,"Charlie membungkuk memohon izin, sembari melirik ke arah Galih dan Charlie pun berlalu pergi meninggalkan ruang rapat.

Aisyah dengan terburu-buru mengemas semua dokumen yang ada di depannya. Galih yang melihat Aisyah akan menghindarinya lagi segera bangkit dari tempat duduknya dan pergi mendekat ke arah tempat duduk Aisyah.

Begitu Aisyah berdiri, dia tertegun melihat Galih yang sudah berdiri di depannya, dengan sorotan netra yang tajam dan tak berkedip menatap tatapan dingin Aisyah kepadanya. Pandangan keduanya bertemu seakan bisa tergambar jelas dari raut wajah Aisyah ketidak sukaannya kepada Galih. Sedangkan, Galih terlihat jelas rasa kecewa terhadap sikap Aisyah yang berulang kali menyudutkannya dan menyakiti hatinya dengan sikap dan ucapannya.

_______

Hallo, semua nya author butuh dukungan kalian untuk Novel ini 🙏 mohon dukungannya ....

1
Sefi Widyawati
Bagus Thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!