Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 11.
Melihat pisau itu tertancap dengan sempurna, membuat Aira seketika menjadi patung hidup yang tidak bisa bergerak.
"Sudah aku katakan, kau adalah wanitaku. Maka menurutlah." Kenzo menarik tangannya Aira dan mereka kembali duduk bersama.
Dalam genggamannya, Kenzo membawa tangan kecil itu untuk menyentuh luka yang ada dipunggungnya. Benar-benar saat itu, Aira tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Kenzo sudah mendominasi seluruh pergerakannya, bahkan untuk merenggangkan otot-otot saja ia tidak sempat.
"Tuan, apa saya sudah boleh keluar?" Aira ragu untuk mempertanyakannya.
"Untuk apa?" Kenzo menegakkan tubuhnya setelah Aira selesai mengobati luka tersebut.
"Tidak apa-apa, hanya saja tidak baik jika kita berdua di dalam ruangan seperti ini." Aira tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Walaupun dalam dirinya masih merasakan ketakutan akan berhadapan dengan Kenzo, namun Aira berusaha untuk tetap tenang. Dengan ucapan tersebut, membuat Kenzo menatap Aira dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Tetaplah disini, tolong siapkan pakaian ganti untukku. Ingat, kamu bekerja sebagai asisten pribadiku yang mengurus semua keperluanku." Kenzo berjalan menuju ruang pribadinya untuk membersihkan diri.
Sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, Kenzo menunjukan pada Aira dimana tempat pakaian miliknya. Saat bayangan Kenzo telah hilang di balik pintu tersebut, Aira mempercepat gerakannya agar tidak selalu berhadapan dengan pria yang menyeramkan itu.
"Aira!" Sarah yang kaget karena Aira muncul dari ruang pribadi Kenzo secara tiba-tiba.
"Kak Sarah." Beo Aira lalu menghampirinya.
"Tuan ada?" Tanya Sarah sambil meletakkan berkas di atas meja kerja tuannya.
"Sedang membersihkan diri, tapi jangan berpikiran aneh kak. Kami tidak melakukan apapun." Bentuk wajah Aira begitu takut jika Sarah berpikiran buruk tentang dirinya.
"Tenang saja, aku percaya sama kamu. Malahan aku akan menyetujui jika tuan dengan kamu."
"Kak Sarah, aku tidak ada apa-apa dengan tuan Kenzo." Aira memotong perkataan Sarah yang sudah menahan tawanya.
"Percaya sayang, oh ya. Berkas ini, tolong bilang pada tuan Kenzo untuk segera memeriksanya ya. Eh, jangan lupa isi tenagamu Ra. Biar kuat menghadapi tuan, semangat." Sarah mengepalkan tangannya sebagai tanda memberikan semangat pada Aira.
Setelah mengatakan hal itu, Sarah membulatkan kedua matanya dan bergegas keluar dari ruangan Kenzo. Karena tanpa disadari oleh Aira, Kenzo sudah berdiri tegap di belakang tubuhnya.
"Kalian membicarakan apa?" Suara itu mengagetkan Aira.
"Ah tidak tuan, kak Sarah bilang kalau ada berkas yang harus segera anda periksa. Saya permisi tuan."
"Aaaa." Teriak Aira.
"Jangan sering berteriak, kenapa tubuhmu kecil sekali."Kedua tangan Kenzo telah melingkar pada pinggang Aira.
"Lepaskan!" Bentak Aira yang sudah habis kesabarannya.
Gerakan spontan yang dilakukan Aira kepada Kenzo, menimbulkan petaka baru bagi keduanya. Gerakan tendangan dari kaki Aira mengenai aset berharga miliknya Kenzo, hingga pria itu seketika berlutut dan meringis menahan rasa sakit yang luar biasa tiada bandingannya.
"Kau! Ini sangat menyakitkan." Erang Kenzo menutupi asetnya dan berlutut.
Erangan Kenzo membuat Aira menjadi merasa bersalah, namun detik kemudian dirinya juga merasa begitu puas setelah memberikan pria mesum itu pelajaran. Apalagi dengan mudahnya mengatakan jika dirinya adalah wanita miliknya, baru saja bertemu malah sudah menyatakan semaunya saja.
"Tuan tidak apa-apakan?" Ringis Aira yang melihat Kenzo.
"Dasar wanita ninja, kekuatan apa yang kamu gunakan, hah! Asetku terasa begitu sakit, argh!" Kenzo berusaha untuk berdiri, namun tenaganya cukup terkuras atas rasa sakit itu.
"Lagian, tuan juga yang salah. Kenapa juga semaunya saja mengatakan saya adalah milik anda dan juga sembarangan menyentuh. Itu benar-benar sudah keterlaluan, memang orang seperti anda patut diberi pelajaran." Dengan wajah bersalahnya, Aira tetap menghakimi Kenzo melalui kalimat pedasnya.
"Dasar cerewet, bantu aku berdiri. Kamu harus bertanggung jawab, ini semua salahmu." Ketus Kenzo.
"Saya hanya melindungi diri, tuan." Bela Aira akan dirinya.
"Kamu ini, apa aku harus membuatmu bekerja seumur hidup dan menculikmu dulu supaya membantuku berdiri hah! Cepat!" Kenzo benar-benar kehabisan tenaga jika harus berdebat lagi dengan Aira.
"Anda memang bisanya mengancam orang kecil, huh. Semoga suatu saat anda sadar dan bisa berubah, sayang sekali yang akan menjadi pasangan anda nantinya." Aira pun harus membantu Kenzo, jika tidak ia akan terus mendapatkan teror dan ancaman darinya.
"Ya, dan pasangan yang kasihan itu adalah kamu. Makanya jangan terus mengumpat, pasangan dan diri sendiri yang malah di umpat. Dasar ninja aneh." Kenzo menahan bahu Aira yang membantunya berdiri.
"Bisa tidak tuan berhenti mengomel, kalau tidak akan saya beri lagi hadiah aset anda. Biar pecah sekalian." Berang Aira mempercepat untuk sampai ke sofa, lalu melepaskan Kenzo dengan kasar.
Bugh!
"Aaaa! Dasar omes kurang ajar, jika tidak terlibat kontrak aneh dengan anda. Sudah dari awal anda akan saya habis asetnya." Lalu Aira keluar dari ruangan dengan cepat meninggalkan Kenzo.
Dalam pandangannya, Kenzo begitu terpukul akan sikap wanita yang baru saja memberikannya sensasi rasa yang luar biasa. Jika wanita lain yang melakukannya, maka detik itu juga sudah dipastikan nyawanya telah hilang. Namun berbeda dengan Aira, wanita ninja yang ia sebut.
"Tuan, anda kenapa?" Ansel yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Hah! Diamlah, Kamu urus kerjaan. Aku ingin berisitirahat, tendangan wanita ninjaku benar-benar membuatku harus mengenangnya." Kenzo berdiri menguatkan tubuhnya, walaupun masih terasa sakit.
"Memangnya apa yang dia tendang, Sampai-sampai anda seperti ini?" Ansel pun bertanya-tanya.
"Asetku, puas." Kenzo berlalu dari hadapan Ansel untuk masuk ke dalam kamar pribadinya.
Sepeninggalan Kenzo, Ansel pun tersenyum puas mengingat belum ada wanita yang bisa menyentuh pria dingin itu.