seorang wanita yang berumur 35 tahun
setelah di tinggal suami nya ia menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupkan kedua anaknya
Chintya Amora adalah janda yang memiliki 2 anak ya itu Rendy Azalia Amora dan Cantika Azalia Amora
setelah 3 tahun kepergian sang suami Chintya tetap memilih untuk sendiri padahal banyak lelaki dan duda mapan siap menjadikan nya istri
mau tau lanjutnnya silahkan baca ya , semoga terhibur dan semoga betah ya bacanya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masitah Putri Asni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 11
" panggil wanita murahan itu kesini " pintanya kepada Riko
Riko yang bingung dan heran kenapa tuannya bersikap seperti itu pun menuruti perintah tuannya
Sesampainya di ruangan Chintya dia tak mendapati keberadaannya , bahkan Bu Katty yang sebagai kepala ruangan pun tidak ada,
mau tidak mau dia bertanya kepada salah satu karyawan disitu
" mana Bu Katty , , ,? " tanya Riko
" Bu Katty di pantry pak , sedang mengobati Chintya yang terluka " jawab Susi
tanpa mengucapkan terimakasih Arlan segera menuju ke pantry
namun sesampainya di pantry dia mendengar Isak tangis Chintya , , dia pun menghentikan langkahnya tidak tega untuk menghampiri dan membawanya kembali keruangan bosnya
Riko pun memutuskan untuk kembali keruangan bosnya tanpa membawa Chintya kembali biarlah dia dimarahi oleh bosnya itu daripada dia melihat Chintya di siksa kembali oleh Arlan
Sesampainya di ruangan Arlan dia masuk setelah mengetuk pintu
" maaf tuan nona Chintya sudah pulang dan saya tidak bisa menemukannya " bohong Arlan
" sial , , " marah Arlan
sementara itu di pantry
Chintya yang sudah di obati oleh Bu Katty kini duduk sendirian Karna Bu Katty dan Merlin harus kembali bekerja , dia melamun memikirkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Arlan yang sangat kejam dan menusuk hati
" apa salahku sampai singa itu tega mengatakan hal yang jahat seperti itu " ucapnya
Tanpa dia sadari Riko mendekat dan duduk di sebelahnya , Riko yang melihat Chintya yang menangis sambil melamun itu tanpa di sadari air matanya menetes
" ada apa denganku , ? Kenapa aku menangis , ,,? " ucapnya sambil mengusap air matanya
" sudah ga usah terlalu dipikirkan, kamu ga ada salah kok emang pada dasarnya dia seperti , , apalagi kamu sudah membuatnya kesal di hari pertama dia datang kesini , , ,
pulanglah sebelum dia menemukanmu " ucap Arlan sambil memegang bahu Chintya
Chintya yang kaget karna seseorang memegang bahunya pun menoleh , ternyata itu asisten pria yang telah menamparnya
" iya saya tau semua salah saya " ucapnya lirih
ketika hendak beranjak pulang hp Chintya berbunyi dan ternyata pak ustad dari pesantren anaknya yang menelpon
" halo assalamualaikum pak ustad " jawabnya
" ada apa pak ustad ,,? " tanya lagi
Setelah mendengarkan apa yang di sampaikan oleh ustad melalui telpon nya Chintya pingsan di tempat
Riko yang bingung dan panik melihat Chintya pingsan pun langsung berusaha membangunkan nya dengan menepuk pelan pipi Chintya
Namum Chintya tetap tidak bangun
Karna bingung dia pun memutuskan untuk membawa Chintya ke rumah sakit
sesampai nya di rumah sakit Riko langsung mengendong nya menuju ke ruang pemeriksaan
" tolong , , tolong , ," teriaknya panik
dua orang suster belari membawa brankar ke arah Riko, , , setalah meletakkan Chintya di atas brankar tersebut suster pun membawa Chintya untuk di periksa
Sekita 30 menit dokter keluar dari ruangan itu dan Riko mendekati dokter tersebut
" bagaimana dok , , ? " tanya Riko panik
" dia tidak apa-apa hanya kelelahan saja dan sedikit stress , biarkan istirahat maka kondisi akan segera pulih"jelas dokter tersebut
" hahh ,,, syukurlah, terimakasih dok, ," ucap Riko
Setelah kepergian dokter Riko pun masuk kedalam ruangan dimana Chintya di rawat,
dia duduk di kursi dekat samping kasur
setalah berapa menit berlalu Chintya pun bangun dan langsung menangis histeris
" hiks , hiks, hiks , kenapa engkau sangat kejam tuhan , apa salah ku sampai kau hukum aku sebesar ini , hiks, hiks, hiks " ucap ya dalam tangis yang terdengar pilu
" kenapa kau ambil hartaku satu-satunya Tuhan, , hiks , hiks ,hiks bagaimana aku menjalani hidupku tanpa mereka hiks, hiks, hiks " tangisnya semakin pilu sampai Riko yang di samping nya pun seakan ikut merasakan sedih yang dirasakan oleh Chintya
" selama ini aku kuat Karna mereka tuhaannnn" teriaknya putus asa
Riko yang melihat Chintya semakin kacau pun memeluk nya untuk menenangkan Chintya
