Cerita ini merupakan penggabungan dua novel othor yang ketiga dan ke empat. Cinta dalam nestapa dan janda kembang. Mana yang belum tau silahkan mampir!
Ziara Puteri Hariawan
Gadis cantik mirip sang Ummi yang berdarah keturunan Aceh asli seolah dirinya selalu dipermainkan oleh Takdir.
Bagaimana tidak, setiap laki-laki yang berniat ingin menikahinya pasti berulah disaat mereka akan melangsungkan pernikahannya.
Ziara sering ditinggal begitu saja tanpa ada kabar ketupusan apapun dari pemuda itu hingga ia harus menahan kecewa berulang kali.
Hingga pada akhirnya Ziara pasrah akan keputusan sang Nenek yang menjodohkannya dengan salah satu kenalannya.
Zidan Putera Ar Reza
Kehidupannya pun sama seperti Ziara selalu di permainksn oleh Takdir. Akankah mereka sanggup bertahan dalam ikatan takdir yang membelenggu mereka menjadi sepasang suami istri?
Ataukah keduanya memilih mundur?
Inilah Kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertamu kerumah Orang tua Ziara
Oma Alisa melihat mama Rani. Ia terkekeh dan tersenyum. "Semoga berhasil ya Mbak?"
"Tentu, sebaiknya kami pulang segera. Zee pun ada tugas dirumah sakit hari ini."
"Iya, besok kami kerumah Ira. Udah lama aku nggak ketemu si Kakak!"
Keduanya pun tertawa. Zee yang sednag duduk tak jauh dari mereka pun hanya tersenyum simpul. Ketika Zidan melewati dirinya tadi, ia hanya melirik sekilas saja.
Jantung itu berdebar-debar tidak karuan. Zee memegangi dadanya sendiri.
"Aneh? Rasa ini kenapa sama yang terjadi kemarin sore?" gumamnya sambil terus memegangi dadanya
Sementara di mobil yang perlahan pergi meninggalkan halaman mesjid, Zidan pun menatap dalam pada Zee yang kini sednag memegangi dadanya.
"Aku tak menyangka. Baru pertama kali bertemu tetapi hati ini sudah terpikat padanya. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Astaghfirullah! Ada apa dengan ku? Astaghfirullahal'adhim.." lirihnya yag masih terdengar oleh asistennya.
Ia tersenyum tipis melihat Bos nya mendadak seperti orang jatuh cinta saat melewati gadis berniqob tadi.
Zidan sudah membulatkan tekadnya untuk melakukan taaruf dengan Zee. Putri dari seseorang yang begitu dikenal olehnya sejak ia masih kecil dulu.
Keesokan harinya.
Seluruh keluarga Mama Rani datang berkunjung kerumah Ummi Ira seperti yang sudah ia janjikan kepada Oma Alisa.
Tiba dirumah Ummi Ira, mereka semua disambut dengan hangat. Ummi Ira sangat senang melihat Zidan yang akan menjadi calon menantunya.
Mereka dipersilahkan masuk dan mulai berbicara tentang tujuan mereka kesana terutama Zidan.
"Maaf sebelumnya Kak Ira dan Bang Raga. Aku datang kesini ingin melakukamn taaruf dengan Ziara dan juga kalian semua. Walau kita sudah saling mengnal, tetapi aku dan Ziara kan sudah lama tidak saling bersua? Terakhir saat kami masih anak-anak dulunya!" Zidan tertawa.
Deg, deg, deg..
Zee yang yang sednag memasaka di dapur dibuat berdebar dengan suara tawa renyah dari Zidan. Ia pun ikut terkekeh kecil.
Semua itu tak luput dari perhatian Oma Alisa yang kebetulan duduk di dekap pintu penghubung dapur dan ruang tamu rumah Ummi Ira, putri sulungnya.
"Kamu benar Bang. Kakak nggak nyangka aja kalau kamu yang bakal menjadi calon menantu kakak. Padahal kamu itu dulu yang sering merengek sama kakak selain Lana dan Rayyan! Haishh.. Boleh kita majukan tidak? Pernikahan mereka?"
Plak.
"Aduuhh.. Mak?" rengek Ummi Ira pada Oma Alisa yang kini terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
Semua yang melihat itu tertawa. "Dengan senang hati Kak. Zidan kapanpun siap. Semua ini tergantung pada Ziara sendiri. Apakah Ziara menerima diriku yang serba kekurangan ini?"
Deg!
Deg!
Ziara terkejut. Jatungnya berdebar tidak karuan.
"Apa maksudnya?" gumam Zee
Oma Alisa tersenyum lembut padanya, "Tiada manusia yang sempurna Nak. Jadikan kekurangan mu motivasi hidupmu. Tetapi jangan jadikan kekurangan mu menjadi kelemahan mu. Jika kamu sudah bersatu dengan Ziara. Mami yakin. Kalin berdua akan sempurna. Tidak ada yang sempura di bumi ini. Kesempurnaan itu hanya milik Allah. Dan kekurangan itu milik kita, manusia hamba-Nya. Jadi.. Jangan berkecil hati dengan kekurangan. Kamu lihat papa dan mama kamu. Mami dan Papi Gilang? Bukankah kami berempat sama? Tapi lihatlah sekarang. Kami tetap bahagia dengan kekurangan dan kelebihan yang ada di diri kami."
"Pernikahan itu bukan untuk membandingkan ataupun mencari kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan. Tetapi pernikahan itu merupakan Ikatan takdir dari Allah untuk kita sebagai hamba-Nya. Melalui pernikahan kita bisa menyalurkan syahwat pada tempatnya, tidak pada jalan yang haram. Pernikahan juga ladang pahala bagi kita yang sudah bersatu di dalam biduk rumah tangga. Bukankah pernikahan adalah ladang pahala yang terpanjang tiada habisnya kecuali kematian yang menjemput kita?"
Zidan mengangguk dan tersenyum, "mami benar. Maka dari itu, Abang sangat ingin dulunya masuk pesantren dan menjadi seorang pendakwah seperti yang mami katakan sekarang. Sumber inspirasi Abang adalah Mami Alisa. Abang setuju dengan pendapat Mami. Memang itulah tujuan pernikahan. Tetapi kadang kala ada juga yang menjadijkan pernikahan sebagai ajang perbandingan. Itu yang Abang tidak inginkan. Karena Abang memiliki kekurangan itu.."
Deg!
Deg!
Lagi dan lagi jantung Ziara berdetak tidak karuan saat mendengar ucapan Zidan.
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
“Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).