Nadia hanya merupakan figuran di rumahnya. Walaupun ia bagian dari keluarganya, tapi tetap saja ia tak dianggap sama sekali seperti keluarga. Malah lebih tampak seperti seorang budak yang dipekerjakan tanpa upah. Ini semua karena ia lahir dari istri kedua ayahnya yang membuatnya harus menanggung semuanya.
Namun, secara drastis Nadia mengalami klimaks takdir di mana dirinya tiba-tiba menjadi pengantin pengganti yang harus menggantikan kakaknya yang tidak ingin menikahi CEO culun.
Nadia secara terpaksa memenuhi keinginan itu hingga dirinya jatuh ke dalam kelamnya kehidupan hidup Saddam yang tak pernah ia kira secepatnya. Tapi, di samping itu Nadia baru tahu jika menjadi culun hanyalah penyamaran pria itu. Sebenarnya dia sangat tampan dan bahkan Nadia terpesona saat pandangan Pertama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Saddam menarik napas panjang dan menatap ke arah kertas-kertas yang menumpuk di atas mejanya. Ia begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga lupa jika ada hal yang perlu ditangani oleh-nya. Nadia masih berada di rumah dan ia baru sadar jika orang tuanya pasti akan memastikan jika ia akan berada di samping Nadia terus.
Tidak mungkin ia membawa Nadia ke sini hanya karena untuk menghindari ayahnya. Saddam menarik napas panjang dan lalu menghembuskan napasnya secara perlahan. Ia pikir dirinya harus bisa berubah karena sekarang ia bukan lagi seorang lajang.
Mau tidak mau dirinya harus mengikuti alur kehidupan. Tapi memberikan keturunan walaupun sudah dipikirkan olehnya sejak lama tapi tetap saja ia belum bisa melakukan hal tersebut. Memberikan seorang anak dan itu ia harus melakukan hubungan yang tak pernah terpikirkan olehnya bahwa ia akan melakukan hubungan tersebut.
Itulah yang mengganggu fokus Saddam dari tadi. Cepat atau lambat pasti akan didesak untuk memiliki anak. Saddam menghela napas lalu kemudian memijat keningnya.
Tok
Tok
Tok
Saddam menatap ke arah pintu dan kemudian merapikan mejanya. "Ya masuk!"
Pintu pun terbuka dan tak lama seseorang masuk ke dalam ruangannya. Mata Saddam terus terarah ke arah orang tersebut dan ia kemudian berjejak malas. Benar dugaannya jika sang Ibu tak akan melepaskan dirinya dan hari ini Ia datang membawa Nadia.
"Kenapa kau melupakan Nadia, setidaknya kau jangan meninggalkan dia sendirian di rumah. Hari ini aku membawanya karena Nadia harus tahu bagaimana lingkungan pekerjaan mu," ucap ibunya sembari menyuruh Nadia menyerahkan rantang yang berisi masakannya kepada Saddam.
Saddam terus menatap ke arah Nadia dan memperhatikan wanita itu yang meletakkan rantang di atas mejanya. Ia pun tersenyum dan lalu kemudian memandangi Nadia dengan intens. Nadia merasa tak nyaman ditatap seperti itu oleh Saddam. Rasanya ia ingin menghilang dari dunia setiap kali melihat pria itu yang menatapnya dengan tatapan seperti itu. Tak bisa dipungkiri jika jantung Nadia akan berdetak dua kali lipat.
"Nadia!" Nadia yang tengah melamun terkejut ketika namanya dipanggil. Wanita itu memandang ke arah sang ibu yang heran dengan keterdiaman dirinya. Padahal itu terjadi karena Saddam yang menatapnya berbeda. "Ada apa?"
"Ah, Mama tidak apa-apa. Aku hanya merasa sedikit gugup mungkin karena ini adalah pertama kalinya aku ke tempat yang sebesar ini. Sebelumnya aku tak tahu jika ada tempat yang seperti ini," ucap Nadia dengan senyum tipis di wajahnya.
Saddam dalam hati ingin menertawakan wanita itu. Ia tahu jika wanita tersebut merasa parno karena terus ditatap olehnya. Namun ia merasa wajar saja jika hal tersebut terjadi karena mengingat Nadia yang begitu lemah.
Berbeda dengan Saddam yang hanya berpura-pura lemah dan menjadi orang yang culun. Padahal aslinya pria itu bahkan mampu untuk melawan mereka yang terus meremehkan dirinya hanya karena dirinya berpenampilan culun.
"Baiklah, kamu di sini saja." Sang ibunda menatap ke arah Saddam penuh arti, "Saddam, kamu harus bawa istri kamu berkeliling dan mengenalkan perusahaan kita."
Saddam pun menganggukkan kepalanya dengan ragu. Tentu saja ia tak melakukan hal tersebut karena menurutnya sangat membuang-buang waktu. Apalagi mereka menikah hanya karena membutuhkan. Nadia membutuhkan pernikahan ini untuk keluar dari lingkar keluarga yang begitu kejam dan sementara dirinya menikah agar bisa memenuhi keinginan sang ibu.
____________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA