"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 11
Waktu terus berjalan, Nazura dan Roger mulai menikmati hubungan mereka meskipun Nazura belum memiliki keberanian untuk mengatakan sejujurnya kepada sahabatnya. Ia masih menutup rapat soal pernikahan itu karena takut dengan beberapa hal dan perlu sekali pertimbangan. Ia berencana akan menceritakan semuanya jika waktunya sudah tepat.
Namun, Nazura tidak mengetahui jika diam-diam Roger datang menemui Devi karena ingin mengetahui lebih jauh tentang siapa Nazura sebenarnya. Lelaki itu merasa yakin kalau Devi sangat mengetahui tentang Nazura.
"Tuan." Devi tergagap ketika membuat pintu rumah, terlihat Roger yang sedang berdiri di depan pintu. Hal yang tidak pernah Devi sangka sebelumnya.
"Maaf kalau aku mengganggu waktumu." Roger tersenyum tipis, tetapi hal itu sudah mampu membuat Devi meleyot.
Ahh, gadis itu merasa gemas dan ingin sekali mencubit pipi pria tampan di depannya. Namun, ia menahan diri karena jika sampai dirinya benar-benar melakukan itu maka bisa saja kepalanya sudah terputus dari badan.
"Ti-tidak. Silakan masuk, Tuan." Devi membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Roger agar masuk. Lalu mempersilakan lelaki itu untuk duduk. Ketika Devi hendak membuatkan minum, Roger langsung melarang dan meminta gadis itu agar duduk bersamanya.
Jantung Devi pun berdegup kencang. Ia merasa grogi ketika harus berhadapan dengan pria tampan. Kalaupun pria itu mengajaknya memadu kasih, mungkin Devi akan mempertimbangkan untuk tidak menolaknya.
Yaelah, murahan amat lu, Dev. Hahaha
"A-ada perlu apa, Tuan?" tanya Devi.
"Aku hanya ingin bertanya beberapa hal padamu. Ini tentang Nazura," ujar Roger membuat kening Devi mengerut dalam untuk beberapa saat.
"Na-Nazura? Maksudnya, Nazura sahabat saya?" Devi memastikan kembali.
"Ya." Roger mengangguk cepat. "Aku yakin kalau kamu pasti tahu banyak tentang Nazura dan aku butuh informasi penting. Kamu tenang saja karena ini tidak gratis. Aku akan memberikan imbalan yang pantas untukmu." Roger mengeluarkan beberapa gepok uang dan menaruhnya di depan Devi.
"Ini maksudnya apa, Tuan?" tanya Devi lagi. Ia benar-benar belum mengerti tentang semua ini. Bola matanya bergantian menatap Roger dan uang yang tergeletak di atas meja.
"Aku akan memberikan uang ini kepadamu, tapi kamu harus memberi tahu semuanya soal Nazura dan aku tidak mau kamu berbohong. Jika sedikit saja ada kebohongan dalam ucapanmu maka aku tidak akan segan-segan memberimu pelajaran," kata Roger setengah mengancam.
"Maaf, Tuan. Lebih baik Anda simpan saja uang ini kembali karena saya tidak akan memberikan informasi apa pun tentang sahabat saya. Berapa pun uang yang Anda berikan, itu tidak akan membuat saya mengkhianati persahabatan kami." Devi menjawab tegas.
Senyum Roger mengembang. Sungguh, ia merasa salut kepada gadis di depannya. "Kamu yakin? Bagaimana jika aku bilang yang sejujurnya, kalau Nazura adalah istriku dan apakah itu salah jika aku ingin mengetahui lebih dalam siapa dan seperti apa istriku itu?"
Devi terperangah ketika mendengar ucapan Roger. Bahkan ia menatap lekat kedua mata lelaki itu mencari kesungguhan di sana.
"Jangan bercanda, Tuan!" Devi tergelak karena tidak percaya.
Mendengar tawa tersebut, tak ayal membuat Roger menarik sebelah sudut bibirnya. Lalu mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto ketika dirinya sedang melangsungkan ijab kabul.
Tampak terlihat jelas di dalam gambar tersebut, Roger sedang bersalaman dengan Bima, sedangkan Nazura duduk tepat di samping lelaki itu.
"I-Ini tidak mungkin." Devi menggeleng tidak percaya. "Saya yakin kalau ini hanya rekayasa saja."
"Aku tidak menyuruhmu untuk percaya. Yang pasti apa yang aku katakan ini memanglah sebuah kenyataan." Roger berbicara sangat tenang.
"Tuan, bagaimana bisa Nazura menjadi istri Anda?" tanya Devi penasaran ingin mengetahui semuanya.
"Tuan Bima memiliki hutang seratus lima puluh juta kepadaku. Lalu—"
"Jangan bilang kalau Nazura menikahi Anda untuk menebus hutang pamannya agar lunas?" tukas Devi memotong ucapan Roger.
"Ya."
"Brengsek! Dasar wanita sialan!" umpat Devi. Mengepalkan tangan erat bahkan rahangnya sudah mengetat. Sorot matanya penuh kilatan amarah hingga membuat Roger merasa heran.
"Kamu mengatai Nazura sebagai wanita sialan? Berani sekali!" bentak Roger tidak terima.
"Ya Tuhan. Jangan salah paham, Tuan. Maksud saya si Nety, bibinya Nazura, yang sialan. Sejak dulu Nazura selalu saja dianiaya oleh wanita itu," terang Devi. Hal itu sontak membuat Roger berdecak kesal. "Bahkan, Nazura harus memberikan uang gajinya kepada wanita itu dengan dalih untuk kebutuhan mereka, tapi nyatanya uang itu digunakan berfoya-foya oleh Lolita, sepupu Nazura," imbuhnya.
"Sialan!" umpat Roger.
suka nih peran cewe begini