Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jurus Bayangan Tanpa Cahaya
Lima macam jurus berbahaya berhasil dia tangkis. Walaupun hal itu memerlukan tenaga yang tidak sedikit, tapi Qiao Feng masih sanggup untuk melakukannya.
Tetapi, baru saja berhasil menggagalkan usaha lawan, tiba-tiba lima orang pemimpin tersebut sudah mengeluarkan lagi jurusnya yang lain.
Lima macam sinar bergabung menjadi satu gulungan. Semua jurus menerjang ke satu titik.
Dia menjadi bulan-bulanan jurus yang mampu meregang nyawa tersebut!
Udara di sekitar halaman terasa sangat panas. Gelombang angin yang tercipta akibat gabungan jurus itu benar-benar dahsyat. Sampai-sampai ada beberapa batang pohon yang tercabut keluar dari akarnya.
Tanah berhamburan dan ikut menyatu bersama lima jurus tadi.
Qiao Feng cukup terkejut. Untuk beberapa saat dia tidak mampu berbuat banyak. Jujur saja, sebenarnya ia masih sedikit kaku. Apalagi, ini adalah kali pertamanya dia menghadapi manusia tak dikenal.
Meskipun dulu juga sering berlatih tanding, tapi itu pun hanya dengan gurunya saja. Yang namanya guru, sehebat dan sesakti apapun dirinya, dia pasti tidak akan mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Kalau dulu Pertapa Cahaya Putih menyerang Qiao Feng hanya untuk menguji sampai di mana kemajuannya, maka kelima orang pemimpin itu beda lagi ceritanya.
Mereka menyerang justru karena ingin membunuhnya!
Dalam pada itu, gabungan jurus lawan sudah hampir tiba. Qiao Feng buru-buru sadar diri lamunannya. Dengan gerakan kilat, dia melompat tinggi untuk menghindari semua jurus tersebut.
Usahanya berhasil. Dia benar-benar selamat dari serangan lawan. Benteng tinggi yang dibelakangnya menjadi sasaran telak. Suara bergemuruh seperti longsor terdengar. Seluruh benda yang ada di belakang Qiao Feng langsung ambruk dan menyatu dengan tanah.
Sebelum dia menyiapkan dirinya kembali, lima pemimpin itu sudah datang lagi. Yang datang kali ini bukan hanya jurusnya, melainkan orangnya juga ikut serta.
Wushh!!! Wutt!!!! Wungg!!! Tarr!!!
Suara decitan angin tajam dari bacokan golok dan tusukan pedang mendatangkan perasaan ngeri. Hantaman telapak tangan yang dilancarkan dengan segenap tenaga, mengeluarkan suara mendengung seperti ada ribuan lebah yang ingin menyengat dirinya. Sementara lecutan cambuk itu, kembali menimbulkan suara ledakan dan getaran keras di tengah udara.
Lima macam serangan jarak dekat yang berbahaya itu berhasil mengenai tubuh Qiao Feng. Dia langsung terpental beberapa jarak ke belakang. Darah telah muncul di sebagian tubuhnya.
Karena tidak mau membahayakan diri, dengan segera dia bangkit dari posisinya.
"Kalian yang telah memaksaku untuk melakukan ini," ujarnya dengan nada dingin sambil mengusut darah segar yang keluar di sudut bibirnya.
Selesai dengan hal itu, dia langsung menggenggam Pedang Dewa Harimau lebih erat lagi.
"Bayangan Tanpa Cahaya!"
Wutt!!!
Sinar warna merah muncul dan langsung menutupi pandangan mata untuk beberapa saat. Disusul kemudian muncul tiga bayangan harimau yang dengan cepat menyerang para pemimpin itu.
Adu jurus langsung terdengar. Serangan jarak dekat yang datang juga ia tangkis sebisa mungkin.
Pertarungan di halaman itu berjalan seru. Kedua belah pihak sudah mengeluarkan kemampuannya masing-masing.
Qiao Feng menangkis dan menghindar. Sesekali dia pun memberikan serangan balasan.
Beberapa jurus mereka tampak bertempur sengit. Tapi sesaat kemudian, jerit mengerikan mulai terdengar. Pemimpin yang bertangan kosong sudah tewas dengan luka sayatan pedang di bagian dada. Luka itu berhasil merobeknya dengan telak.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Qiao Feng juga memberikan tusukan secepat kilat. Lawan yang bertubuh gemuk ikut tewas menyusul rekannya.
Kedua tangannya langsung memegangi leher yang sudah ditembus oleh Pedang Dewa Harimau.
"Kkhh ..."
Suara rintihan terdengar perlahan. Tapi begitu memilukan. Sekejap kemudian pemimpin itu melotot. Kedua bola matanya seolah-olah hendak keluar. Sayangnya yang keluar bukan bola mata, melainkan nyawa!
Nyawa itu keluar bersamaan dengan banyaknya darah yang terbuang ke tanah.
Dua orang pemimpin berhasil dia bunuh. Keduanya tewas dengan kondisi memprihatinkan.
Tiga orang yang tersisa sejenak menghentikan gerakannya. Mereka memandangi rekannya yang tewas mengenaskan itu dengan rasa ngeri
Namun beberapa detik berikutnya, kengerian yang baru saja tercipta, telah berubah menjadi kemarahan yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Bocah keparat! Aku bersumpah akan membunuhmu!"
Wushh!!!
"Berikan nyawamu kepadaku!"
"Kalau tidak bisa membunuh pemuda setan sepertimu, biarlah aku yang akan pergi ke neraka," si Macan Hitam ikut berteriak lantang seperti dua pemimpin lainnya.
Dia pun benar-benar marah. Karena anak muda itu pada dasarnya telah mengganggu dan menggagalkan transaksinya dengan keempat pemimpin.
Di antara semua, mungkin yang paling marah adalah dirinya. Sebab secara tidak langsung, si Macan Hitam telah beranggapan bahwa semua ini terjadi karena kehadiran Qiao Feng.
Coba kalau anak muda itu tidak datang ke markasnya, mungkin sat ini transkripsi sudah selesai. Sekarang dirinya pasti sedang duduk santai dengan harta kekayaan yang sudah dia dambakan selama ini.
"Golok Kembar Macan Kumbang Kematian!"
Wushh!!! Wutt!!!
Dia mengeluarkan dua jurus sekaligus. Pertama adalah jurus jarak dekat. Sedangkan yang kedua adalah jurus jarak jauh.
Dua serangan si Macan Hitam jauh lebih berbahaya daripada dua serangan pemimpin lainnya. Ilmu golok kembar yang dia kuasai rupanya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Belum lagi ada bayangan macan kumbang menyeramkan yang mencoba untuk menembus benteng pertahanan Qiao Feng.
Untuk yang kedua kalinya, dia dibuat bingung. Mana yang harus dihadapinya lebih dulu? Apakah si Macan Hitam? Ataukah dua pemimpin itu?
"Mereka datang bersama-sama. Kalau aku menyerang satu-persatu, rasanya hal itu terlalu sulit. Jadi, sepertinya aku harus menyerang mereka berbarengan," kata Qiao Feng bergumam sendiri.
Setelah menemukan jalan keluar dari kebingungannya, buru-buru dia mengeluarkan jurus yang sama. Bedanya, kali ini tenaga yang terkandung di dalamnya lebih besar daripada sebelumnya.
Wutt!!! Blarr!!!
Jurus jarak jauh Qiao Feng berbenturan dengan tiga jurus jarak jauh milik lawannya. Disusul kemudian dengan jurus pedang jarak yang tidak bisa dibendung.
Beberapa kali dia menggerakkan pedangnya, dua orang pemimpin itu langsung tewas mengenaskan.
Selesai menghabisi dua orang, kini dirinya mulai berfokus bertarung melawan si Macan Hitam. Jurus golok dan jurus pedang terus bertemu di tengah jalan.
Malam yang gelap itu jadi lebih menyeramkan akibat dua hawa senjata yang keluar dengan pekat. Keadaan di halaman menjadi berantakan. Semuanya hancur tanpa sisa.
Pertarungan Qiao Feng dan Macan Hitam sudah melebihi dua puluh jurus. Dan sekitar sepuluh jurus berikutnya, tiba-tiba Qiao Feng melakukan gerakan cepat.
Pedang Dewa Harimau dibenturkan dengan dua batang golok. Percikan api sempat terlihat sebelum kedua senjata itu benar-benar patah.
Wutt!!! Slebb!!!
Tepat setelah dirinya mematahkan senjata lawan, Qiao Feng segera melesat ke depan dan menusuk si Macam Hitam dengan telak.
"Pergilah ke neraka," bisik Qiao Feng tepat di telinganya.
Si Macan Hitam sempat melirik sekilas. Tapi tidak ada perkataan yang keluar dari mulut. Tiga tarikan nafas kemudian, begitu Pedang Dewa Harimau dicabut, ia langsung jatuh tersungkur ke tanah dalam kondisi tidak bernyawa.
Bukan nya fokus kekuatan dulu, penuhi janji2 loe dulu malah mikir cewe 🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️