NovelToon NovelToon
Bertaruh Cinta Di Atas Takdir

Bertaruh Cinta Di Atas Takdir

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Tamat
Popularitas:171.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: najwa aini

Rasanya, tidak akan pernah cukup, kendati selalu kupinta dirimu dalam setiap sujud.

Dan rasanya tidak akan pernah cukup, kendati selalu kulangitkan namamu dalam setiap tahajjud.

karena di atas segala daya dan upayaku dalam setiap doa untuk meminta, sudah lebih dahulu ditetapkan takdir atas diri kita.


Aku hanya mampu bertaruh cinta di atas Takdir, berharap Allah Ridho.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 Bukan Hanya Tidak Logis

Sebagaimana teman2nya yang lain, Irfan Arafka Wafdan juga memilih segera kembali ke kediaman. Seperti yang sudah diinfokan di awal, kalau pemuda tampan itu, meskipun berstatus santri di Al-Hasyimi, tapi ia tidak tinggal di asrama pesantren sebagaimana santri pada lazimnya. Mungkin di Alhasyimi, hanya Arafka saja yang mendapatkan hak demikian.

"Astagfirloh, Masayu!" Arafka berseru kaget, saat dengan tiba-tiba saja ada orang yang menghadang langkahnya. Dan itu adalah Masayu. "Ngapain kamu di sini?" Nada pertanyaan Rafka tak terdengar ramah lagi. Pasalnya, ia bukan hanya terkejut dengan cara Masayu yang tiba-tiba saja menghadangnya begitu. Tapi, juga karena waktu yang sudah tak layak lagi bagi gadis ayu itu ada di depannya kini. Di area terlarang lagi.

"Nunggu Mas Rafka," jawab Masayu.

"Nunggu saya. untuk apa?"

"Aku mau bicara."

Arafka menggeleng tegas. "Ini bukan waktunya untuk bicara." Pemuda itu bahkan segera berlalu. Tanpa perlu berbasa-basi, atau menghaluskan ucapan agar tidak menyakitkan. Karena menurut Arafka, tindakan Masayu ini bukan hanya tidak logis, tapi sudah tidak etis.

"Tunggu, Mas. Kasih aku kesempatan bicara sebentar saja." Masayu gegas mengejarnya dan kembali menghadang langkahnya.

"Masayu, apa kamu tidak mengerti? Ini sudah jam berapa? Dan ini tempat apa? Maaf, saya mau pulang." Pemuda itu segera berbalik badan.

"Mas, tolong." Masayu meratap, ada air mengambang di pelupuk matanya. "Kali ini saja, tolong dengarkan aku, Mas." Gadis itu memohon, dan air matanya pun jatuh.

Arafka menghela napasnya tertahan. "Oke. Besok kamu boleh temui saya." Pemuda itu kembali teruskan langkahnya.

"Gak ada waktu lagi, Mas Rafka. Harus sekarang, karena ini terakhir kalinya aku melihat Mas Rafka. Karena besok ... besok aku mau pergi dari pesantren ini." Masayu berkata sambil tak dapat menahan isak. Namun Arafka bergeming. Ia tetap hanya berdiri diam dan tak mengatakan apa pun. Hingga Masayu menjatuhkan dirinya ke tanah dan menekukkan kedua lututnya.

"Eh, apa-apaan kau ini." Arafka terhenyak.

"Aku mohon, Mas. Sebentar saja, dengarkan aku," pintanya menghiba. Arafka membuang napas pelan, menahan kesal.

"Bangunlah! Dan cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan," tandas Arafka. Akhirnya ia memutuskan untuk memberi kesempatan.

"Ke Gazebo dulu ya, Mas." Masayu malah memilih tempat lebih dulu, sebelum bicara.

Lagi-lagi Arafka menggeleng tegas. "Tidak, di sini saja."

"Mas, aku mohon. Lima menit saja, kalau tidak aku akan terus berlutut seperti ini." Gadis itu malah mengancam.

Agar drama Masayu ini segera selesai, Rafka segera beringsut ke gazebo yang memang hanya berjarak sekitar sepuluh langkah dari posisi mereka sekarang.

"Sekarang bicaralah!" titah Arafka cepat, bahkan saat kakinya baru menjejak lantai gazebo dua itu. Namun,

"Duduk dulu, Mas, ini sudah aku siapkan minuman." Masayu menunjuk segelas minuman yang ada di sana. Hal ini membuat Arafka menghela napas pelan. Terniat sekali gadis itu ingin bicara dengannya. Sampai minuman saja sudah ia siapkan. Sayangnya, gadis itu tak mengfungsikan pemikirannya dengan baik. Tidak dalam situasi dan kondisi seperti ini saja, Rafka tentu tidak mau ngobrol sambil minum teh dengan Masayu. Apalagi di saat dan waktu yang seperti ini. Sepertinya Masayu harus disadarkan, bahwa Al-Hasyimi itu pesantren, yang punya tata tertib dan aturan.

Arafka hanya menatap enggan pada minuman yang ditunjuk oleh Masayu itu, perasaannya juga mulai sangat was-was, hingga sesekali melihat pada jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan.

Masayu yang mengerti dengan gelagat itu, segera berkata lembut. "Gak apa-apa Mas Rafka menolak aku, tapi tolong jangan tolak kebaikanku. Aku udah nyiapin ini untuk, Mas Rafka. Tolong dicicipi sedikit saja."

Sekali lagi, Arafka menghela napas tertahan, untuk mentralisir rasa kesal. Dan tangannya segera mengambil gelas minuman itu lalu meminumnya. Setelah meletakkan gelas itu di tempatnya kembali dengan cepat Arafka berkata, "Ayo lekas katakan keperluanmu!"

"Gak dihabiskan dulu minumannya, Mas?"

"Gak usah," tolak Arafka tegas.

"Ee." Masayu sejenak diam, ia masih berfikir untuk memilih kalimat yang paling tepat, paling indah dan paling bermutu, agar saat mendengar, hati pria pujaannya itu langsung luluh.

"Mas Rafka. Aku ... Aku dapat pastikan kalau aku, gak akan pernah bisa melupakanmu," ujar Masayu kemudian. Ah, kata-kata itu lagi. Kata-kata yang sama seperti yang sudah sering diucapkan selama ini. Dan kata-kata yang sudah terbukti tidak mempan untuk menyentuh hati Irfan Arafka Wafdan.

"Jadi, hanya ini yang ingin kamu bicarakan ke saya, di waktu dini hari begini?"

Tuh kan, Arafka menanggapinya dengan ucapan demikian.

"Sepelekah ucapan ini, Mas? Ucapan ini lahir dari perasaanku yang terdalam. Dan butuh keberanian besar untukku bisa menyampaikan ini kepadamu," isak Masayu. Ia sangat merasa kecewa, karena dari apa yang sudah berusaha sepenuh hati, malah hanya mendapat tanggapan seperti ini.

Arafka tak menjawab, ia hanya menatap sesaat, dan lalu segera beranjak. Pemuda tampan itu merasa tak ingin berlama-lama ada di sana. Bukan hanya karena untuk satu hal yang menurutnya tidak begitu penting, tapi karena waktu yang sudah etis lagi untuk dua orang yang berlainan jenis itu, duduk bersama-sama dan di dalam lingkungan pesantren pula.

Masayu tentu saja, tak akan membiarkan Arafka pergi begitu saja. Gadis itu segera bangkit untuk menahan langkah sang pemuda. Namun, dilihatnya Rafka menghentikan langkah seraya berdesis samar, tangannya menekan pelipisnya, yang tiba-tiba terasa pusing.

"Mas Rafka kenapa?" tanya Masayu panik.

"Kepala saya pusing," jawab pemuda tampan itu merasakan pening yang kian menjadi, kepalanya berdenyut-denyut dan seperti berputar-putar kesana-kemari. Dalam kondisi demikian, ia mendongak dan menatap Masayu dengan tajam.

"Kau meletakkan obat dalam minuman itu?"

"Ee." Masayu kaget mendapat pertanyaan demikian. "O-obat apa, Mas. Aku gak ngerti maksudnya," kilah Masayu dengan raut wajah kebingungan.

"Jangan bohong! Saya tahu pusing yang saya rasakan sekarang, adalah efek obat yang dicampur dalam minuman." Arafka menaikkan nada suaranya, dan tatapannya tajam ke arah Masayu, membuat gadis itu jadi gugup.

Sebelum masuk menjadi santri di Alhasyimi, hal-hal seperti itu sudah bukan hal baru dalam hidup Arafka. Karenanya ia segera dapat mendeteksi rasa pusing yang didapat sekarang karena hal apa.

"A-aku ... eh itu ..."

"Katakan Masayu!" Arafka hampir membentuk. Namun dengan itu rasa pusingmya makin menjadi, tubuhnya menjadi limbung.

"Mas, duduk lagi ya." Masayu ingin menggapai tangan pemuda itu, tapi Rafka menolaknya dengan tegas dengan mengibaskan tangan Masayu. Baginya, tindakan nekat gadis itu sudah tak bisa ditolerir lagi. Pemuda itu memaksa untuk berjalan keluar dari gazebo, namun baru beberapa langkah, tubuhnya tak dapat menahan rasa berat yang semakin kuat di kepalanya. Ditambah lagi rasa pusing yang semakin menjadi. Maka tubuh jangkung itu pun ambruk dan tidak sadarkan diri.

1
Malik
terlalu banyak pemeran jadi bingung
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
Ahmad Kafika
wah ..udah ketinggalan lama nih aku...
aku mampir ya thor...🥰
Isti Qomah
kak, mohon untuk crita ini agar di lanjut kn,, 🙏🙏
Deuis Lina
karya kakak semuanya udah aku baca v ada karya kakak ceritanya ngegantung sampe sekarang dan saya sangat menunggu kelanjutannya kakak nazwa,,,,
kurnia rahayu
👍👍👍❤❤❤
Satti Iyem
sebenarnya saya masih penasaran dengan cerita ini kenapa nggak di sambung lagi sich ceritanya kak ini sangat bagus menurut saya Terima kasih yaa kak author 👍🙏💜💜
Isti Qomah
crita nya nggantung si,,
Indarsih Sudarno
nggk puas dg hanya membaca "bertaruh cinta diatas takdir" satu kali.. saya sampek ulang membaca 2kali.. 💝💝💝
Najwa Aini: Alhamdulillahh..
matur nuwwun sanget kakak
total 1 replies
Ayuwidia
seperti seseorang ya, Kak
Ayuwidia
sakalangkong itu terjemahannya apa, Kak?
Malik: terimakasih
total 1 replies
Ayuwidia
andai semua suami di dunia ini sperti Rafka, pastinya para istri akan teramat sangat bahagia
Ayuwidia
bener banget
Ayuwidia
Rafka suami idaman 😍
Malika Ayu
lanjut dong Thor selalu menanti
Ummul Ammar
lanjut lg doong up nya double2 ya..🤭🤭 berasa dikit banget apa bacanya yg kecepatan 🤔🤔
Alieta Hariyantie
susah ya ning punya misua paket komplit
banyak yang mengidolakan 😌
Ayuwidia
napa sih kalian so sweet banget? bikin nganan tau'
Najwa Aini: nganan aja. tapi awas tikungan lhoo
total 1 replies
Ayuwidia
aaaaaaa, meleleh hati adek, Bang
Najwa Aini: Kayak es krim yang dipanaskan ya..
lumer dongg
total 1 replies
Ummul Ammar
udah ku kasih vote sm bunga biar tambah LG up nya .. soalnya masih kangen banget lama ga nongol..😊😊
Najwa Aini: Alhamdulillah..syukron kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!