Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Untuk beberapa saat Diandra dan juga Abimana merasa waktu seakan berhenti dalam sekejap, Saat bertatap muka dengan Abimana, Diandra melihat aura wibawa dan juga maskulin yang tampak jelas di wajah dan tubuhnya yang sedikit gelap karena terbakar sinar matahari. Tanpa disadarinya, Diandra pun membandingkan Abimana dengan pria pria tampan yang ada di seluruh dunia, tapi kelihatannya laki laki itu memiliki ciri khas keturunan timur tengah yang mengalir di dalam darahnya.
Abimana sungguh memesona, dan Diandra hanya bisa menatapnya, terpesona akan kesigapan dan keberaniannya yang penuh wibawa.
Diandra melihat betapa mancung nya garis hidungnya dan rahangnya yang kokoh, yang menegaskan raut wajahnya yang menawan. Abimana dapat dengan jelas merasakan bagaimana tatapan penilaian Diandra terhadap dirinya. Meskipun begitu, Abimana tidak mempermasalahkan apa yang saat ini Diandra pikirkan tentangnya.
"Nona, apakah kau baik baik saja?" tanya Santi sekali lagi yang membuat Diandra langsung tersadar akan pesona Abimana yang memikat dan buru buru meminta laki laki itu untuk mau menurunkannya dari gendongannya dan membuat Abimana mau tidak mau harus melepaskan Diandra.
"A-aku tidak apa apa Santi. Kau tidak perlu khawatir." ucap Diandra dengan gugup dan juga malu.
"Maaf kalau aku sudah lancang padamu, tapi... Jika aku tidak buru buru menangkap mu, kau mungkin bisa saja jatuh dan terluka." ucap Abimana yang tidak ingin Diandra salah paham dengan sikapnya.
"Ti-tidak apa apa, jika bukan karena mu aku mungkin saja sudah terluka saat ini. Terima kasih karena kau sudah mau menyelamatkan aku." ucap Diandra
Tak lama kemudian anak panti yang sebelumnya bermain bulutangkis, menghampiri Diandra dan meminta shuttle cock yang sudah berhasil Diandra ambil dari atas dahan pohon.
"Kakak, bolehkah aku meminta kok ku kembali?" tanya anak itu.
"Tentu saja sayang, ini ambillah." ucap Diandra dengan penuh kelembutan dan juga senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya, yang mana senyum itulah juga tidak luput dari perhatian Abimana.
"Kau baik sekali, mau mengambilkan anak itu mainannya yang tersangkut di atas pohon." ucap Abimana yang mencoba mencari bahan obrolan untuk bisa berbicara dengan Diandra.
"Aku hanya mencoba yang terbaik untuk kebahagiaan anak anak itu. Kau terlalu memujiku." ucap Diandra dengan rendah hati
Abimana tersenyum saat mendengar jawaban dari Diandra, sekarang ia mengerti kenapa Bu Rina ingin memperkenalkannya dengan Diandra. Gadis itu, selain memiliki wajah yang cantik dan umur yang terbilang masih muda, juga memiliki sifat yang rendah hati.
Membuat Abimana merasa sangat ingin untuk mengenal sosok Diandra lebih banyak.
Tanpa banyak basa basi, Abimana pun langsung mengulurkan tangannya kepada Diandra dan memperkenalkan namanya kepada gadis itu.
"Oh ya, ngomong ngomong perkenalkan namaku Abimana, senang bisa mengenalmu nona....?"
"Diandra! Namaku adalah Diandra." ucap Diandra sembari mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Abimana dengan antusias yang tidak dibuat buat.
"Oh ya tentu, senang bisa mengenalmu nona Diandra. Kalau kau punya sedikit waktu untukku, Bisakah kita berdua mengobrol lebih dekat?" tanya Abimana sembari berharap di dalam hatinya agar Diandra mau menerima ajakannya untuk mengobrol bersamanya.
Ajakan Abimana tanpa sadar telah membuat Diandra merasa sedikit gugup hingga tanpa disadarinya, Diandra menyapukan telapak tangannya yang lembab pada pinggulnya. Gerakan Diandra yang gugup itu dipandangi dengan tajam oleh Abimana.
Ganbatte Kudasai Ne🌹✍️📚