Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27
Laras terkejut melihat orang yang berdiri di depan pintu itu begitu juga halnya dengan Mira dia juga tidak kalah terkejutnya melihat Laras yang membukakan pintu untuknya.
Sejenak mereka saling pandang dengan raut wajah keheranan.
"Laras," ucap Mira heran.
"Mira," ucap Laras juga tak kalah heran.
"Kamu....," ucap Mira pada Laras dia tidak meneruskan kata-katanya.
Laras terdiam dan menatap Mira tanpa bisa berkata apa-apa, Antonio yang melihat hal itu lalu berkata pada Mira.
"Kalian saling kenal?" tanya Antonio.
"Iya pak, Laras itu sahabat saya dari kita masih sekolah dulu pak, jelas Mira pada Antonio.
"Mir, Laras ini adalah pacar aku," kata Antonio.
Mira sejenak terdiam dia menatap ke arah Laras dan untuk beberapa saat mereka saling pandang tanpa berkata apapun, kemudian Mira tersenyum pada Laras sambil mengulurkan tangannya dan berkata pada Laras "Selamat ya Laras," ucap Mira.
Laras tersenyum juga menyambut uluran tangan dari Mira sambil berkata "terimakasih Mir."
Laras melepaskan jabatan tangannya dari Laras dan dalam hatinya dia bergumam
"ternyata Laras yang bisa meruntuhkan hati pak Antonio," batin Mira dengan getir.
"Ayo Mir duduk sini," ucap Laras membuat Mira terhenyak dari lamunannya.
"Oh iya Laras terimakasih, ini aku bawakan buah buat pak Antonio," kata Mira sambil memberikan parcel buah yang di bawanya itu.
"Terimakasih Mir," ucap Antonio.
Laras kemudian meletakkan parcel buah itu di meja kecil samping tempat tidur Antonio.
"Oh ya Mir, untuk agenda meeting yang sudah terjadwal Minggu ini tolong kamu cancel dulu ya sampai keadaanku membaik dan aku masuk kerja lagi," perintah Antonio pada Mira sekertaris nya itu.
"Baik pak, saya akan cancel semuanya," kata Mira.
"Mir kamu mau minum apa?" tanya Laras pada Mira.
"Emmm....gak usah aku mau langsung balik Laras," ucap Mira bohong padahal sebenarnya dia mau menemani Antonio di rumah sakit tapi berhubung sudah ada Laras di sana akhirnya Mira mengurungkan niatnya itu.
Laras mengerutkan keningnya menatap Mira dan berkata " kok buru-buru Mir?" tanya Laras.
"Emmm...iya aku ada acara sebentar lagi Laras," ucap Mira mencari alasan.
"Oh," ucap Laras sambil mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya pak," kata Laras pada Antonio.
"Iya Mir," ujar Antonio.
"Laras aku duluan ya."
"Iya, hati-hati di jalan ya Mir," pesan Laras pada sahabatnya itu.
Mira tersenyum lalu ia keluar dari kamar itu dan berjalan menyusuri koridor-koridor rumah sakit.
Mira berjalan menuju ke arah mobilnya yang terparkir di parkiran rumah sakit Medistra.
Perlahan Mira membuka pintu mobilnya sambil menatap getir ke arah rumah sakit itu,lalu ia pun masuk ke dalam mobilnya.
Di dalam mobil Mira masih keheranan kenapa Laras sudah ada di rumah sakit bersama Antonio.
Mira sudah membayangkan tadi kalau dirinya akan merawat pak Antonio selama berada di rumah sakit, tapi ternyata semuanya hanya khayalannya saja dan ternyata Laras pun sudah menjadi pacar Antonio orang yang diam-diam Mira kagumi.
Mira menarik nafas panjang dan kemudian mulai mengemudikan mobilnya keluar dari pelataran parkir rumah sakit Medistra tempat Antonio di rawat.
Waktu sudah beranjak malam dan Laras masih tetap setia menemani Antonio di kamar rawat inap rumah sakit Medistra.
Laras menguap dia mulai mengantuk, Antonio melihat itu lalu ia berkata " sayang, kamu istirahat tidur ya, kamu kelihatan mengantuk dan kelelahan, kamu bisa tidur di sofa itu," Antonio menunjuk ke arah sofa panjang yang terletak di sebelah pintu kamar rawat inap itu.
Laras menoleh ke arah sofa yang di tunjuk Antonio " enggak mas aku masih belum mengantuk aku mau menunggu mas Anton tertidur dulu," Laras tersenyum manis pada Antonio.
"Sayang....aku gak mau kamu kecapekan sedari tadi aku lihat kamu sudah menguap beberapa kali dan lihat mata kamu juga sudah mulai sayu menahan kantuk," ujar Antonio.
"Tapi mas Anton belum tidur masak yang jaga yang tidur duluan kan tidak etis namanya," ucap Laras.
Antonio tersenyum mendengar ucapan Laras lalu ia berkata pada Laras "emmm....baiklah kalau begitu aku akan tidur dan kamu juga harus tidur ya," Antonio mengusap tangan Laras mesra.
"Iya mas, aku akan tidur di atas kursi ini di samping ranjang kamu ya," ucap Laras.
"Sayang.....mana bisa nyenyak kalau kamu tidurnya sambil duduk di kursi."
" Gak apa-apa mas aku rela kok tidur sambil duduk di kursi demi menemani mas Anton, sama seperti yang mas Anton lakukan yang rela mempertaruhkan nyawanya demi aku ya kan," Laras tersenyum pada sang kekasih, Laras mulai merasakan rasa sayangnya pada Antonio.
Antonio tersenyum sambil menatap Laras, ada rona bahagia yang terpancar dari wajah Antonio dia merasa kalau Laras mulai menunjukkan sikap sayangnya pada dirinya.
"Terserah kamu saja sayang," akhirnya Antonio pasrah.
Laras tersenyum melihat wajah Antonio yang pasrah.
Kemudian setelah berbincang agak lama Laras pun semakin tidak kuat menahan rasa kantuknya dan akhirnya dia pun tertidur sambil meletakkan kepalanya di bibir ranjang tempat Antonio berbaring.
Antonio yang masih terjaga menengok Laras yang sudah tertidur, Antonio menjulurkan tangan kanannya dan mengusap rambut Laras yang panjang hitam tergerai.
"Akhirnya aku bisa menemukan wanita yang benar-benar menyayangi aku dan mencintai aku dengan tidak memandang aku ini seorang CEO, terimakasih Tuhan telah menurunkan bidadari ini untukku," Antonio merasakan kedamaian yang hadir jauh di dalam hatinya saat ini.
Antonio pun akhirnya tertidur dengan tangan kanannya yang merangkul kepala Laras.
Pagi sudah menjelang Laras sudah membuka matanya dia tidur sangat pulas sekali malam tadi mungkin karena dia kecapekan kemaren pagi setelah berlari mengejar pencopet yang merampas tasnya.
Dengan perlahan Laras memindahkan tangan Antonio yang masih dalam posisi memeluk kepalanya semalam.
Antonio bergerak ketika tangannya di pindahkan oleh Laras, dia menoleh ke arah Laras.
"Kamu sudah bangun sayang," katanya pada Laras.
"Iya mas," jawab Laras.
"Bagaimana, mas bisa tidur dengan nyenyak?" tanya Laras.
"Ya, aku tidur nyenyak sekali malam ini karena ada wanita cantik yang menemani aku tidur semalaman ini," seloroh Antonio.
Laras tersenyum tersipu malu mendengar candaan Antonio yang di tujukan padanya itu.
"Mas Anton bisa aja," Laras tersipu.
"Aku ke kamar mandi dulu ya mas," ucap Laras kemudian.
"Ya," jawab Antonio.
kemudian Laras beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi yang berada di pojok kamar rawat inap tersebut.
Antonio berusaha untuk bangun dan ia merasakan tangan kirinya sudah agak membaik dan rasa nyerinya sudah agak berkurang.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode