✅ Cerita ini mengisahkan konflik rumah tangga penuh drama.
✅ Bagi yang belum cukup umur apalagi masih bau kencur, silahkan mundur dengan teratur!
****
Kegetiran senantiasa menyertai perjalanan hidup seorang wanita bernama Mayuri Akhila.
Menyandang status janda di usia yang masih terbilang muda, membawa Yuri ke dalam banyak masalah.
Karena status itu pulalah, dia diusir warga di lingkungan tempat tinggalnya dan dituduh sebagai perempuan penggoda suami orang. Namun, pengusiran itu justru mempertemukan Yuri dengan seorang pria beristri yaitu Pandu Manggala.
Dekat dengan Pandu, membuat Yuri merasa menemukan kenyamanan dan diam-diam menaruh hati terhadap pria yang juga selalu memberi perhatian istimewa terhadapnya tersebut.
Mungkinkah Yuri dan Pandu bisa bersatu?
Haruskah Yuri menjadi seorang pelakor?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 11. Tiga Bulan Berlalu
Tiga bulan berlalu, sikap acuh Tamara terhadap suami dan bayinya semakin tidak terkontrol. Dalam kesehariannya, Tamara hanya sibuk memperbaiki penampilan serta memenuhi semua gaya hidupnya. Sementara, semua urusan rumah tangga, sepenuhnya sudah menjadi tanggung jawab Yuri.
Pandu pun sudah sangat bosan menegurnya. Semua nasehat yang ia sampaikan kepada istrinya itu, hanya dianggap sebagai angin lalu dan sama sekali tidak pernah dituruti oleh Tamara. Setiap kali Pandu mencoba membicarakan baik-baik permasalahan mereka, pasti ada saja alasan Tamara untuk berdalih dan ujung-ujungnya hanya pertengkaran yang terjadi di antara keduanya.
"Hari ini aku pulang terlambat lagi, Mas. Kamu tidak perlu menjemputku nanti sore," ujar Tamara, di suatu pagi ketika dia dan suaminya sama-sama hendak berangkat bekerja.
Pandu hanya memasang wajah datar menanggapi ucapan istrinya itu. Sudah hampir seminggu ini dia memang selalu pulang terlambat dengan alasan lembur atas perintah atasannya.
"Barang-barang kebutuhan untuk Chia sudah mulai habis. Kalau kamu lembur terus, lalu kapan kita akan pergi untuk belanja bulanan?" tanya Pandu, karena dia ingat setiap awal bulan, mereka pasti akan selalu pergi berbelanja bersama.
"Kali ini kamu ajak Yuri saja ya, Mas. Sepertinya aku tidak akan sempat mengurus semua itu. Kerjaanku di kantor banyak banget," jawab Tamara. Kalau biasanya dia yang selalu mengatur segala kebutuhan bulanan keluarga mereka, hari itupun dia tidak tertarik untuk melakukannya. Pekerjaan dan karirnya jauh lebih penting dari semua itu.
Pandu hanya menghela nafas datar mendengar jawaban istrinya. Kian hari, kepeduliannya akan semua hal tentang bayinya semakin dia abaikan saja.
.
Hari menjelang sore dan Yuri tampak merekahkan sebuah senyum di bibirnya. Sebuah pesan singkat yang dikirim Pandu ke ponselnya dan mengatakan akan mengajak dia pergi untuk menemani beberlanja, membuat Yuri merasa sangat senang. Selama bekerja di rumah itu, dia memang sangat jarang keluar rumah. Mendengar bahwa Pandu akan mengajaknya pergi ke mall, tentu saja membuat endorfin-nya seketika meningkat.
Meski tetap harus mengajak Chia, tetapi baru kali ini dia mendapat kesempatan untuk bisa jalan-jalan. Apalagi kali ini dia akan pergi bersama pria idolanya, sudah pasti perasaan bahagia seketika memenuhi hatinya.
Sebelum Pandu tiba di rumah, Yuri sengaja membereskan rumah dan mempersiapkan Chia lebih awal.
"Semua sudah beres, sebelum Pak Pandu tiba di rumah, aku sudah harus siap terlebih dahulu," gumam Yuri dengan senyum puas.
Yuri memandangi bayangan dirinya dari pantulan cermin dan dia terus memasang sebuah senyum di bibirnya. Meski dia hanya mengenakan seragam baby sitter, namun kecantikannya tetaplah terpancar. Bedak tipis dan riasan natural yang dia poleskan sedikit di wajahnya, membuat pesona seorang Yuri tidak terbantahkan.
"Apa kalian berdua sudah siap? Ayo, kita berangkat sekarang!" Terdengar teriakan Pandu memanggilnya dari ruang tengah.
Tepat sesuai prediksi Yuri, Pandu tiba di rumahnya dan langsung mengajaknya pergi.
"Sudah, Pak. Kami sudah siap," sahut Yuri sambil bergegas menyambar tas perlengkapan bayi, menggendong Chia dan mendorong baby stroller keluar dari kamar tersebut.
"Hmm ... sebaiknya kamu ganti dulu pakaianmu, Yuri!" Pandu menautkan kedua ujung alisnya. Dia merasa tidak senang melihat penampilan culun Yuri yang masih mengenakan seragam baby sitter.
"Ada yang salah dengan baju saya, Pak?" tanya Yuri bingung seraya ikut memandangi dirinya, mencari-cari apa ada yang salah dari cara berpakaiannya saat itu.
Pandu hanya tersenyum tipis dan menggeleng. "Selain pergi berbelanja, sekalian aku ingin ngajak kamu dan Chia jalan-jalan. Dan kamu tidak perlu memakai seragam itu," jelas Pandu.
"Tidak apa-apa, Pak. Saya pakai ini saja. Lagipula, saya tidak ada baju ganti yang lain selain seragam ini."
Pandu menarik nafas dalam mendengar pengakuan jujur Yuri. Selama tinggal bersamanya, Yuri memang tidak pernah bebelanja barang-barang pribadi apalagi baju baru. Sehari-hari hanya seragam baby sitter itu saja yang selalu melekat di tubuhnya.
"Tunggu sebentar disini. Aku akan memberikan sesuatu untukmu." Pandu melangkah cepat menuju kamarnya meninggalkan Yuri dan Chia menunggu di ruang tengah.
"Sekarang, kamu ganti baju dan pakai ini, Yuri!" Pandu sudah kembali ke ruang tengah dan langsung menyerahkan sebuah tas kepada Yuri.
"Apa ini, Pak?" Yuri membulatkan matanya. Ketika tangannya merogoh isi tas itu, dia sangat takjub melihat sebuah dress berwarna biru muda yang kini ada dalam genggamannya.
"Baju itu tadinya aku belikan buat Tamara. Tapi dia tidak mau memakainya. Jadi, aku kasih buat kamu saja."
"Tidak, Pak. Saya tidak pantas memakai ini." Yuri mengembalikan tas itu kepada Pandu.
"Ini perintah dariku, Yuri. Ku harap kamu tidak menolaknya."
"Tapi, Pak ..."
"Cepat pakailah! Kalau kamu tidak mau memakainya, berarti kamu tidak menghargai pemberianku." Pandu kembali mempertegas keinginannya agar Yuri mau memakai baju pemberiannya.
Mendengar kalimat yang ditegaskan Pandu, tidak ada alasan bagi Yuri untuk menolak. "Baiklah, Pak," sahutnya sambil meraih tas itu dan masuk ke kamarnya.
Pandu lalu berjongkok di samping baby stroller. Dia tersenyum menatap wajah ceria putri kecilnya yang kini sudah berusia enam bulan. Di bawah perawatan Yuri, bayi mungil itu tampak sehat dan menggemaskan. Pandu semakin menyadari kalau tangan-tangan telaten Yuri sudah menjaganya dengan penuh kasih sayang.
Setelah mengganti pakaian, Yuri kembali ke ruang tengah. Dia langsung tersenyum ketika melihat Pandu sedang asyik bercanda dengan Chia, yang masih ada di dalam baby stroller.
"Sudah, Pak. Saya sudah ganti baju sesuai keinginan Pak Pandu," sela Yuri sambil menundukkan wajahnya dan tersipu malu menunjukkan penampilannya di hadapan Pandu.
"Yuri ... kamu cantik sekali!" Pandu berdecak kagum. Dia sangat terkesima melihat penampilan Yuri yang seketika berubah setelah memakai baju yang dia berikan. Sehingga, tanpa sadar kata-kata pujian itu terlontar begitu saja dari mulutnya.
Mini dress berwarna biru muda itu sangat pas dengan ukuran tubuh Yuri dan membuat penampilan Yuri terlihat sangat memukau di mata Pandu.
"Jangan memuji saya seperti itu, Pak." Yuri terus menundukkan wajahnya yang seketika bersemu merah. Mendengar pujian dari Pandu, membuatnya menjadi salah tingkah.
kamu terlalu Sisca 😂😂😂
dahlah ... selamat buat pandu dan Yuri.
chia udah besar ketemu sama mama tamara ya nak. apapun ibu mu, dia tetap ibumu 😑😑🤭🤭
kasihan melihat Tamara, semoga dia akan bahagia bersama kehidupan yang lain. selamat jalan Tamara 🥲🤧