NovelToon NovelToon
Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.

Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.

Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melampiaskan Kerinduan

Garvin seketika memeluk erat tubuh sang istri yang sedang menjemur pakaian di halaman belakang rumahnya. Dengan masih menggunakan kain basah yang melilit di tubuhnya, Garvin yakin jika istrinya ini baru selesai mandi di sungai. Bentuk lekuk tubuh yang tercetak jelas, ditambah perut sedikit membuncit membuat sang istri terlihat semakin seksi.

Mantan duda karatan ini menahan amarah karena terbakar rasa cemburu.

"Sayang, bisa tidak mandinya di rumah saja. Jangan ke sungai lagi. Lihatlah tubuhmu terlalu menggoda. Aku tak yakin jika ada pria yang melihatmu tidak tertarik."

"Mas Garvin ih, siapa sih yang akan tertarik dengan wanita seperti diriku ini." Jawab Zura.

"Banyak sayang, banyak. Mas aja begitu terpesona. Lihatlah tubuhmu semakin seksi. Apa kamu pikir laki-laki tidak tertarik dengan keseksianmu ini?"

"Mana ada aku sexy mas, perut buncit begini kok dibilang sexy. Sudah yuk, ayo masuk mas pasti kelelahan. Istirahatlah dulu."

Zura meninggalkan sang suami yang berwajah masam tanpa perasaan bersalah.

Sedangkan Garvin memandang Zura dengan tatapan entah, istrinya ini selain suka berpenampilan cupu juga sangat polos pikirannya. Membuat Garvin gemas.

"Kenapa kamu tidak sadar jika tubuhmu itu terlalu menggoda. Wajahmu juga sangat cantik Zura." Gumamnya lalu mengikuti istrinya masuk rumah.

Sementara di dapur ada bik Tatik dan juga mama Kalynda.

Zura yang memang terkesan cuek, berjalan santai mengindahkan tatapan aneh dari mertua dan bi Tatik.

"Zura, kamu dari mana nak?"

"Eh mama, aku habis mandi di sungai tadi pagi." Jawabnya.

"Menantu mama ini susah dibilangin, suka sekali membuat aku cemburu." Garvin datang langsung mengadukan istrinya.

"Cemburu buta itu tidak baik."

"Aku tidak cemburu buta sayang, tapi aku cemburu karena terlalu mencintai kamu. Aku takut kehilangan kamu. Apa lagi kamu masih muda dan cantik, berbeda denganku yang sudah tua." Garvin insecure.

"Kamu tua tapi masih tampan mas, ini yang buat aku jatuh cinta dalam diam." Ucap Zura sambil tersenyum sangat manis.

"Sudah-sudah, sana Zura ganti baju dulu. Setelah ini kita sarapan bersama. Oh iya kenalkan ini bik Tatik, yang akan membantu kita di rumah. Bik Tatik ini sudah ikut mama sejak muda, dan maksa ikut ke sini. Katanya dia gak mau ditinggalkan sendirian." Ucap mama Kalynda membuat bik Tati tersipu malu.

"Nyonya bikin saya malu, tapi bener kok non Zura. Saya teh sudah tidak punya keluarga, jadi jika ditinggal pindah ke sini. Saya tidak tahu mau ikut siapa. Pasti hidup saya terasa sepi." Jawab bibi sedih.

"Hmm, baiklah saya ganti baju dulu ya." Pamit Zura, sementara Garvin terus mengekor sang istri.

Setelah Zura masuk ke kamar, Garvin mengikutinya kemudian mengunci pintunya. Garvin menarik tubuh sang istri, memeluk erat lagi karena rasa rindu serasa belum terobati. Tidak peduli jika bajunya ikutan basah.

"Mas, aku ganti baju dulu. Mas mandilah biar segar. Setelah itu kita kembali ke dapur, kasihan mama pasti lama menunggu."

"Tanggung sayang, lebih baik ganti bajunya nanti. Tiga hari tidak bertemu, membuat mas gelisah menahan rindu. Tapi sepertinya hanya mas yang merasakannya, kamu tidak kangen dengan mas ya?" Tuduh Garvin.

"Siapa bilang tidak rindu?, aku juga kangen mas. Tapi aku bisa menahannya. Karena aku tahu kepergiaanmu untuk kembali." Ucap Zura.

"Kalau begitu, ayo mas minta sekarang." Ucap Garvin dengan tangan meraih ujung kain yang digunakan istrinya. Dengan sekali tarikan, tubuh istrinya sudah polos seperti bayi.

"So sexy, you are beautiful my wife." Puji Garvin kemudian mendekap erat tubuh te lanjang Zura. Lalu melumat lembut bibir istrinya dengan penuh rasa kerinduan.

Ciuman itu semakin lama semakin dalam, tangan Garvin tidak tinggal diam. Dia meremas lembut satu buah dada yang terlihat semakin besar dengan puncak yang mengeras.

"Ahh.... Mashhh..." Desah manja Zura ketika bibir Garvin berpindah melahap habis puncak dada istrinya itu. Tanpa sadar tangan Zura menekan kepala suaminya supaya semakin menempel.

Setelah puas bermain dengan dua gunung kembar, Garvin sedikit merendahkan tubuhnya. Sementara Zura masih berdiri menatap suaminya dengan pandangan berkabut.

Garvin mencium lembut perut istrinya yang sedikit membuncit lalu berkata.

"Sayang, anak papa ijinkan papa datang untuk menengok kalian ya." Setelah itu, di rebahkan tubuh istrinya perlahan di atas kasur.

Kemudian Garvin menenggelamkan wajahnya diantara kedua paha milik Zura. Sehingga lubang goa itu terlihat jelas.

"Sangat indah, terima kasih karena menjaganya hanya untuk diriku seorang." Lalu Garvin menjelajah dinging goa menggunakan lidahnya sebelum permainan utama dia mainkan. Garvin ingin supaya istrinya itu mencapai kepuasan, baru dia mencari kepuasan bersama setelahnya.

"Sshhh... Ouhhh...Mashhh..." Jerit Zura ketika mulut Garvin tidak henti menghisap, melumat milik istrinya penuh nikmat. Hingga Garvin bisa merasakan ada lelehan cairan yang keluar dari inti tubuh istrinya itu.

"Kamu sudah basah sayang, sekarang giliran mas. Mas akan lakukan dengan lembut. Katakan jika nanti perut kamu terasa tidak nyaman."

Jleb

"Ouhhh... sayanghhh..." Teriak Garvin lalu bergerak maju mundur memompa jalan lahir itu dengan penuh semangat. Rasanya tiga hari tidak bertemu, seperti tiga tahun lamanya.

Garvin melek merem merasakan miliknya dicengkeram kuat oleh milik istrinya. Sungguh sempit dan legit meskipun sudah hampir dua bulan dia melakukannya dengan mahasiswinya sendiri itu.

Jeritan dan desahan saling bersahutan, mereka tidak sadar. Jika ini masih pagi, dan ada mama Kalynda serta bik Tatik yang menunggu untuk mereka sarapan bersama.

Satu ronde, dua ronde, tiga ronde terlewati dengan penuh semangat. Hampir tiga jam lamanya mereka melewatkan waktu untuk makan pagi. Hingga suara perut Zura berbunyi.

Krucuk krucuk krucuk

"Kamu lapar sayang, maafkan mas yang tidak tahu waktu jika sudah menyentuh tubuhmu. Kamu selalu membuat mas candu sayang. Pasti anak kita kelaparan di dalam sana. Maafkan papa ya nak." Ucap Garvin.

"Iya mas, aku sangat lapar. Biasanya jam segini aku sudah makan dua kali." Jawab Zura.

"Astagfirullah, maaf sayang. Ya sudah mas ambilkan makan untuk kamu."

"Tidak usah mas, ayo kita pakai baju setelah itu kita keluar kamar. Aku jadi merasa malu dengan mama dan bibi."

"Tidak perlu malu, mereka pasti memaklumi karena kita pengantin baru."

"Tetap saja mas, suara kita tadi itu pasti sangat mengganggu."

Tapi apa yang Zura pikirkan sama sekali tidak terjadi. Karena nyatanya, mama Kalynda dan bi Tatik sudah selesai sarapan. Dan mereka sedang duduk santai di belakang rumah bercerita sambil tertawa.

"Pernikahan den Garvin sekarang beda dengan yang dulu ya Nyah?" Tanya bik Tatik sambil tertawa.

"Apa bedanya bi?"

Zura saat mandi di sungai, pantas Garvin ketar ketir.

1
Patri Behel
Kecewa
Patri Behel
Buruk
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus dan sangat menarik
Erchapram: Terima kasih kakak.
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
kalo lu cerita ma garvin pasti dia bakalan nolong lu zura
𝐈𝐬𝐭𝐲
kok Zura bego bgt ya mau² saja, bukanya nolak atau pergi dri rumah🤦‍♀️
Erchapram
Terima kasih buat yang sudah support karya Othor, dengan memberikan like. Kalau boleh bantu subscribe dan beri ulasan bintang limanya. Terima kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!