NovelToon NovelToon
Penyesalan

Penyesalan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:581.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aulia putri

Anisa begitu terkejut melihat sang suami yang datang dengan mengganden seorang wanita

Sudah beberapa bulan Anisa meridukan Nino suaminya, karna sebuah tragedi kecelakaan yang membuat Nino hilang dan kembali dengan menggandeng seorang wanita yang mengaku adalah istrinya

Padahan Nino sudah menikah dan memiliki anak dari Anisa namun karna Nino hilang ingatan Nino telah menikah lagi dengan seorang gadis yang telah menolongnya

Sanggupkah Anisa bertahan dalam sebuah rumah tangga yang membuat hatinya hancur karna Nino sama sekali tidak mengingatnya apalagi Nino sengaja mengumbar kemesraan di depan Anisa agar dia pergi dari hidupnya karna Nino yakin dia tidak pernah mencintai Anisa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

Setelah perdebatan di antara mereka selesai, Nino memilih melajukan mobil nya untuk menuju kediaman keluarga bagaskara, hanya keheningan menyertai keduanya, sepertinya Nino dan Anisa sibuk dengan pikiran mereka masing2, sampai tak terasa kini mereka sudah sampai di pekarangan rumah keluarga bagasksra.

Nino kelur tanpa mengajak Anisa keluar, apalagi membukakan pintu untuk dia, namun Nino menunggu Anisa duluan yang masuk, dia memilih masuk belakangan karna dia tidak mau Anisa tau jika ini adalah rumah nya sendiri.

Melihat Nino tetap berdiri di luar, Anisa memilih masuk saja dia terlanjur kesal pada laki2 itu, karna dengan se enak jidat menuduh nya telah mengambil keperawanan bibir nya, padahal Anisalah yang jadi korban karna bibir nya telah ternoda.

Anisa memilih masuk tanpa memperdulikan Nino yang tetap berdiri di luar sana.

"Assalamualaikum Tante," ucap Anisa di depan pintu.

"Waalaikum salam," jawab Mama Zahra sambil membuka pintu untuk Anisa tentunya dengan senyum manis dari mama Zahra, Anisapun balas tersenyum pada mama Zahra.

"Ayo sayang, masuk," ajak mama Zahra setelah Anisa mencium tangan nya, mama Zahra langsung merangkul Anisa dan mengajak nya masuk, sedang kan di luar sana Nino memperhatikan mama dan pujaan hatinya begitu akrab, ya, sejak ciuman itu, Nino telah meresmikan hatinya bahwa dia telah jatuh cinta pada Anisa.

Nino begitu senang melihat mamanya begitu menyayangi Anisa, Nino pikir untuk mendapatkan Anisa itu akan sangat mudah.

Ahirnya Nino ikut masuk setelah sampai di dalam, Nino mencari sosok Anisa namun tak ia temukan hingga ahirnya dia mendengar suara tawa dari arah dapur, sontak Nino berbalik yang tadinya mau ke kamar kini malah menuju dapur.

Dan benar saja Anisa dan mama Zahra ada di dapur sedang memasak dan saling bercanda layak nya anak sendiri, tanpa terasa sudut bibir Nino terangkat membentuk sebuah senyuman.

Lalu Nino segera masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya yang terasa lengket, setelah mandi dia tidak lupa sholat ashar, meskipun Nino orang kaya dan lama tinggal di luar negeri namun Nino tidak pernah meninggalkan kewajiban nya, itu semua tidak luput dari didikan mama Zahra.

Mama Zahra tidak mau anak2 nya terjerumus seperti masa lalu papa Al yang suram dan penuh dengan dosa.

Setelah melaksanakan sholat Nino tak lantas turun dia berdiam diri di dalam kamarnya, dia tidak mau Anisa tahu untuk saat ini.

Di dapur, setelah selesai membantu Mama Zahra kini Anisa mencari keberadaan Nino yang hilang entah kamana, mungkin Nino pulang, pikir Anisa.

"Kamu mandi dulu sayang," ucap mama Zahra karna melihat Anisa belum berganti pakaian.

"Iya Tante."

"Ayo Tante, antar ke kamar Nadira, kamu bisa mandi di sana dan berganti pakaian," ujar mama Zahra sambil berjalan mendahului Anisa yang mengekor di belakangnya.

"Ya udah kamu mandi ya sayang," ucap Mama Zahra setelah sampai di depan kamar Nadira.

"Iya Tante terima kasih," Anisa tersenyum manis mennggapi kebaikan Mama Zahra.

Setelah mama Zahra turun, Anisa hendak membuka hedel pintu namu urung ia lakukan, karna dia mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya, rasa penasaran mulai muncul di hati Anisa, dengan langkah pelan dan mengendap seperti maling,Anisa mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, sontak matanya membulat mendapati Nino duduk santai sambil berselonjor di atas ranjang sambil bertelponan denga seseorang.

Anisa menucek matanya hanya untuk memastikan jika yang ia lihat itu benar atau hanya matanya yang sudah rabun, berulang kalin Anisa mengerjapkan matanya, namun yang ia lihat benar2 nyata.

Anisa langsung membuka pintu sedikit kasar dan dengan muka merah padam menahan kesal di dada.

"A..Anisa," ucap Nino terbata saat melihat Anisa berdiri di ambang pintu dengan muka dingin nan datar.

Nino segera berdiri menghampiri Anisa yang masih setia tanpa sepatah katapun yang keluar dati mulut nya.

"Aku tidak bermaksut membohongimu," ucap Nino agar Anisa tidak marah.

"Kamu mang pembohong ulung, selain pembohong kamu juga laki2 yang mesum, mencium seorang tanpa permisi," ucap Anisa lirih namun penuh penekanan dan sangat kentara bahwa dia kecewa dan marah pada saat ini.

"Aku minta maaf Nisa, aku tidak bermaksud untuk membohongimu aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dengan adik dan keluargaku," jelas Nino penuh sesal.

"Aku tidak punya hak untuk marah atau kesal sama kamu, tapi bagaimanapun alasan nya berbohong tetap tidak di benarkan, jika ingin berbohong aku bukanlah orang yang tepat untuk kamu bohongi."

Anisa segera pergi meninggalkan kamar Nino, rasa kesal dan kecewa kini berkecamuk dalam hati Anisa, Namun Nino tetap diam di tempat, dia benar2 menyesal telah berbohong pada Anisa, Nino sangat takut Anisa akan menjauhinya.

Dan benar saja Anisa terus menghindar, semua undangan telah hadir suasana berubah menjadi ramai, semua para petinggi perusahaan di undang, namun kariawan biasa hanya Anisa saja yang di undang.

Anisa selalu menghindar saat Nino mendekat dan mau bicara, sampai ada seorang wanita yang kira2 seumuran dengan Anisa, dia tiba2 memeluk Nino dengan manja, seolah mereka sepasang kekasih, dan aneh nya Nino begitu senang di peluk dan di cium wanita itu.

Anisa hanya memandang mereka berdua dengan perasaan yang Entah.

Nino dan wanita itu terlihat akrab dan saling tertawa dan bercanda, entah kenapa seketikan suasana hati Anisa mendadak panas padahal AC di sana bekerja dengan baik, Anisa sendiri hanya merasa kesal dan kecewa pada Nino, dia menganggap Nino hanya mempermain kan perasaan nya, meskipun Nino tidak pernah bilang suka tapi dari sikapnya Anisa dapat menilai jika Nino ada rasa padanya.

Namun setelah melihat Nino dengan wanita lain begitu mesra di depan banyak orang, dari itulah Anisa dapat menyimpulkan jika Nino hanya ingin mempermain kan perasaan nya saja.

Anisa tidak mau ambil pusing dia pergi dari tempat itu,namun sebelum pergi di kejutkan dengan sebuah kenyataan.

"Hei ! lihat deh, tuh anaknya pak Al sama anaknya pak Irfan sangat serasi, yang aku dengar sih mereka akan di jodoh kan oleh orang tua mereka, mereka sangat serasi yang cowok tampat dan yang cewek cantik seperti mama nya nyonya Intan," ucap seorang ibu2 pada ibu2 yang lain nya

Bertambahlah rasa rendah diri dalam diri Anisa.

"Apalah aku di banding mereka semua,aku hanya seorang yatim piatu, ingat Anisa bukan di sini tempat mu bukan pula di hati Nino, ingat Anisa kau tidak pantas untuk dia,"

Hati Anisa benar2 kecewa entahlah, apa mungkin Anisa sudah jatuh cinta pada Nino, jika tidak ada rasa kenapa harus kecewa, itulah yang jadi pertanyaan untuk Anisa saat ini.

Anisa pergi dari ruangan itu ia memilih dudu di bangku taman di belakang rumah Nino, Anisa menghapus air matanya yang tiba2 meluncur tanpa di komando.

"Kenapa aku harus menangis, dia berhak berbohong dia juga berhak dengan wanita manapun, aku hanyalah seperti debu yang akan hilang dengan hembusan angin, aku tidak pernah merasakan kebahagiaan punya seorang keluarga aku juga tidak pernah merasakan bahagia punya seorang kekasih, hidupku selalu terasa hampa, Nadira dan keluarganya yang membuat aku merasakan hangatnya sebuah keluarga cinta dan kasih sayang mereka membuat aku lupa siapa diri ini, aku begitu lancang menyukai putranya, ah tidak, aku tidak mungkin menyukai dia, dia hanya pria mesum dan pembohong ulung," gumam Anisa dan dengan kasar menghapus air matanya.

Kesendirian Anisa tak luput dari sorot mata Nino yang berdiri di atas balkon kamarnya, ingin rasanya Nino menghampiri Anisa, tapi dia begitu takut, takut Anisa makin kesal dan menghindar, jadi Nino hanya memperhatikan nya dari jauh.

1
tuti sriyono
Luar biasa
Nanik Lestyawati
👍
Wisell Rahayu
wehhh parahhh si Radit
Maria Magdalena Indarti
wulan bener ga punya sopan santun
Maria Magdalena Indarti
waduh Nino tetap ga ingat anisa.
Maria Magdalena Indarti
wulan ulet bulu juga
Heny Rahayu
bodoh juga Nino gak menyakal perkataan dinda
Heny Rahayu
dasar maniakk
guntur 1609
ceritanya endingnya gak sesuai ekspetasi. anisa terlalu gampang memaafkan nino
guntur 1609
jadi kurang seru ceritanya. akhirnya kisah zahra dan si al terulang lagi sm nino bodoh
guntur 1609
jadi kurang seru ceritanya. akhirnya kisah zahra dan si al terulang lagi sm nino bodoh
guntur 1609
betul tu memang tu yg pantas tk mu
guntur 1609
bagus tu wulan. buat nino menjauh sm anisa. biar mampus kau nino
guntur 1609
kok kayak gini alurnya thor. gak asik jadinya
guntur 1609
yang bodoh lah kau nisa kalau kau mau terima nino lagi
guntur 1609
seharusnya nimo talak 3 si nisa. biar gak bisa lagi bersatu. biar mampus kau nino
guntur 1609
kalau aku sih maunya nisa hidup sm abi atau farhan. biarkan saja nino hidup falam penyesalanya seumur hidup
guntur 1609
anisa yg bodoh. knp meati bertahan. kalau byrungnya nino sdh di bagi sm org. lebih baik cari burung yg lain. biarkan sj dia hidup dalam oenyesalan
guntur 1609
nino kau sungguh bodoh. knp gak kau jelaskan sm mamu biar kau gak di ributin lagi masalah perjodohan tu lagi
guntur 1609
apa farhan anaknya intan sm irfan ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!