Pernikahan selama sepuluh tahun tidak bisa membuat dirinya mengandung walaupun dengan melakukan inseminasi buatan.
Karena keluarga suami yang menginginkan ahli waris akhirnya menyingkirkan dirinya dengan memberikannya sebuah perusahaan sebagai kompensasi perceraiannya dengan sang suami.
Bagaimana kelanjutan hidupnya setelah diceraikan oleh suaminya?
Apakah Nikita menemukan kembali cinta dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. CHAPTER 11
Setibanya Nikita di Jakarta, gadis ini langsung dibawa ke RS karena mengalami demam tinggi. Meilan sangat syok mendapati bosnya yang baru pulang dari luar negeri harus berurusan dengan rumah sakit.
Anak buahnya Kenzo menghubungi Kenzo untuk memberi tahukan keadaan Nikita yang saat ini sedang sakit parah.
"Apa maksudmu dia dibawa ke RS?"
"Nona Nikita mengalami demam parah tuan dan itu berpengaruh pada janinnya yang sudah lemah. Harusnya dia tidak boleh melakukan perjalanan jauh karena sedang hamil muda." Ucap anak buahnya Kenzo.
"Sial!" Kenapa aku harus mengikuti amarahku hingga membahayakan calon bayiku." Ujar Kenzo menyesali perbuatannya.
"Tolong ikuti perkembangan kondisi gadisku, laporkan apapun yang kamu tahu tentangnya Garry." Titah Kenzo lalu duduk memegang kepalanya yang saat ini terasa pusing.
Di rumah sakit Jakarta, Meilan menemui sahabatnya yang sekaligus bosnya itu di ruang VVIP.
"Nikita, tadi aku sudah bertemu dengan dokter, apakah kamu saat ini sedang hamil?" Tanya Meilan hati-hati.
Nikita hanya mengangguk diiringi bulir bening yang sudah tumpah ruah.
"Maaf nona, apakah saya perlu menghubungi tuan Aryo tentang kehamilanmu?" Mumpung dia belum menikah lagi. Dengan begitu kalian bisa rujuk."
"Tidak!" Jangan beritahu dia atau siapapun kalau aku sedang hamil. Tolong aku Meilan!" Cuma kamu satu-satunya yang tahu saat ini aku hamil." Pinta Nikita dengan iba.
"Bagaimana mungkin kamu harus merahasiakan kehamilanmu Nikita?" Lagi pula perceraian kalian belum sampai tiga bulan."
"Iya aku tahu, tapi aku mohon mereka tidak perlu tahu kehamilan aku." Sambung Nikita.
"Baiklah kalau begitu aku akan mengunci mulutku, tapi perutmu yang akan memberi tahukan kepada dunia karena setiap bulan dia akan terus membesar hingga kamu melahirkan." Ucap Meilan sengit.
"Lakukan dulu apa yang aku minta!" Sejalannya waktu, aku akan memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa melahirkan bayiku tanpa di ketahui siapapun kecuali kamu Mei." Timpal Nikita.
"Sekarang kamu mau makan apa, biar aku belikan."
"Entahlah, aku sedang tidak berselera Mei, aku ingin tidur."
"Astaga, jangan begitu nona, kasihan bayimu. Apakah kamu tega buat dia mati kelaparan?"
"Aku justru ingin dia mati."
"Apakah kamu gila, hah. Bukankah selama ini hidupmu hancur hanya karena kamu tidak bisa hamil. Sekarang Tuhan memberikan kamu kesempatan untuk menjadi seorang ibu, malah kamu sia-siakan. Maksud kamu apa Nikita!" Bentak Meilan yang tidak ingin Nikita sengaja membunuh anaknya.
"Andai saja kamu tahu, anak siapa yang aku kandung, mungkin kamu tidak akan pernah memaafkan aku yang telah menjual diriku hanya karena kesepian tanpa sentuhan lelaki." Gumam Nikita membatin.
"Aku akan membelikan makanan kesukaanmu, terserah kamu mau makan atau tidak. Aku akan meminta pelayanmu untuk datang menjagamu di sini."
Meilan meninggalkan Nikita dengan segala kesedihannya. Rasanya dia ingin menghubungi Aryo tapi Nikita sudah memelas padanya agar tidak boleh ada yang tahu gadis itu hamil.
"Apakah dia mengandung anak orang lain?" Apakah itu yang membuat ia takut orang lain tahu dia sedang hamil saat ini. Pantas saja dia ingin aborsi, mungkin itu adalah anak lelaki lain bukan anak Aryo. Malang sekali nasibmu Nikita jika dugaanku benar. Apa yang harus aku lakukan untukmu. Kamu adalah wanita introver yang sulit didekati." Meilan memperhatikan beberapa kue yang ingin ia beli untuk Nikita.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Aku membelikan kamu gado-gado dan kue basah kesukaanmu, tolong di makan. Ini ada susu untuk ibu hamil juga, di minum ya Nikita. Jangan pernah berniat untuk menjadi seorang pembunuh!" Apa lagi yang kamu bunuh itu adalah darah dagingmu sendiri. Dosamu tidak akan terampuni. Apa pun yang terjadi dalam hidupmu, hadapi itu secara dewasa." Ucap Meilan sembari meletakkan gado-gado untuk Nikita di meja makan kecil.
Bau harum bumbu kacang gado-gado membuat Nikita tergiur untuk menyicipi gado-gado itu. Hanya sekitar lima suap ia ingin kembali muntah.
Meilan membantu gadis itu ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Dokter memeriksa keadaan Nikita yang cukup parah.
"Sebaiknya dia makan bubur rumah sakit, jangan berikan makanan dari luar kecuali buah." Ucap dokter Welly.
"Baik dokter!"
Meilan menarik nafas panjang, ia tidak tega melihat Nikita saat ini. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dua hari kemudian, Tuan Kenzo datang ke rumah sakit membesuk Nikita. Kebetulan Meilan tidak ada di ruangan itu. Kenzo ingin merawat sendiri Nikita.
"Untuk apa kamu ke sini?" Apakah kamu takut aku membuang anakmu?" Tanya Nikita sinis.
"Maafkan aku Nikita!" Aku terlalu mengikuti amarahku, hingga kamu jatuh sakit.
"Tolong tinggalkan tempat ini!" Aku tidak ingin kamu mengusik hidupku lagi." Pinta Nikita.
"Aku akan menikahimu, suka atau tidak. Aku akan bertanggung jawab atas dirimu dan anak kita." Ucap tuan Kenzo dengan penuh kesabaran.
Nikita tidak peduli dengan ucapan Kenzo padanya, ia malah membalikkan tubuhnya membelakangi Kenzo.
"Nikita, sampai kapan kamu akan bersikap seperti ini padaku. Jika kita melakukan kesalahan awal yang menyebabkan kamu hamil, mengapa saat kita bertemu kamu ingin bercinta denganku lagi?"
Apakah aku hanya dijadikan tempat pelarianmu saja?" Kamu merasakan kesepian dan aku yang kamu inginkan untuk bisa menghangatkan tubuhmu, seperti pertama kali kamu meminta aku untuk bercinta denganmu, bukan aku yang ingin memanfaatkan kesempatan di saat kamu mabuk berat." Ucap Kenzo meluruskan permasalahan sebenarnya kepada Nikita agar gadis ini tidak merasa dirinya di manfaatkan oleh Kenzo.
Nikita mendengar penjelasan Kenzo dan berusaha menyadari kesalahannya sendiri. Dua hari tidak bertemu dengan lelaki ini saja sudah membuat ia sangat merindukan Kenzo. Kedatangan Kenzo sangat ia butuhkan saat ini.
Tapi ia juga malu mengutarakan isi hatinya pada lelaki yang telah menghamilinya. Ia juga sudah bertekad untuk menjaga kehamilannya agar tetap sehat hingga melahirkan.
Apa lagi ia tahu Kenzo mencintainya sejak sepuluh tahun yang lalu." Pantas saja rumahnya tidak ada seorang istri di sana, karena akulah wanita yang ia tunggu. Andai saja pertemuan kami mengalir apa adanya tanpa ada hubungan percintaan itu, mungkin aku tidak merasa malu padanya apa lagi pada diriku sendiri.
"Ya Tuhan, apakah aku sudah jatuh cinta padanya juga?" Memalukan!" Dasar bodoh kamu Nikita!" Ucap Nikita membatin.
Kenzo mengecup kening Nikita. Ia tidak peduli gadis ini menolak atau tidak.
"Apakah kamu merindukanku, Nikita?" Tanya Kenzo yang sudah duduk di samping Nikita.
Nikita hanya diam membisu. Kenzo beralih Melu**t bibir sensual Nikita. Gadis ini tidak menolak, bahkan sengaja menikmatinya.
"Apakah kamu ingin kita bercinta?" Kancing baju pasien yang di kenakan Nikita di lepas satu persatu oleh Kenzo.
Belahan dada Nikita yang tampak lebih membesar karena hormon kehamilan gadis itu.
Percintaan panas kembali terjadi. Walaupun dilakukan berulang kali, Nikita tetap menginginkan lelakinya. Mungkin bercinta sudah menjadi hobi baru Nikita saat ini.
Tuan Kenzo melayani wanitanya dengan baik. Pria tampan ini tidak akan berhenti melakukannya hingga Nikita sendiri yang memintanya berhenti.
Seperti biasa Nikita baru bisa tidur setelah melewati percintaan panas dengan ayah dari anaknya.
Tuan Kenzo meminta Meilan untuk meninggalkan mereka berdua.