NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

Begitu menyelesaikan panggilannya dengan nyonya Atmaja, bu Lily langsung saja naik keatas untuk menemui putrinya, Ainun.

Seharusnya, dua keluarga besar itu akan mengadakan pertemuan kembali, yang berdalih dinner semata. Namun setelah Ainun menjelaskan maksud kedatangan Firman kepada kedua orang tuanya, seketika bu Lily urungkan.

Tok.. Tok..

"Masuk, Mah! Nggak Ainun kunci, Ainun baru selesai sholat!" terak Ainun dari dalam.

Ceklek!

Pintu terbuka dari luar, bu Lily masuk dengan mengembangkan senyum hangat. Dia lalu mendekat kearah sang putri, saat Ainun mulai merapikan kembali sajadahnya.

"Ainun ... Mamah sudah membatalkan dinner dengan keluarga Atmaja! Mamah harap, kehadiran temanmu nanti tidak mengecewakan!" tekan bu Lily.

Ainun sedikit merasa khawatir. Dia takut, jika kedatangan Firman akan ditolak mentah-mentah oleh kedua orang tuanya.

"Mah, Ainun ingin berbicara sebentar dengan Mamah, dan Papah! Kita turun aja sekarang!"

Dua hari yang lalu.

Tuan Dirga yang pada saat itu tengah menyetir bersama sang istri. Disaat mobilnya baru akan memasuki sebuah Resto. Tanpa sengaja, kedua matanya menangkap sebuah pemandangan yang hampir membuat kedua netranya melompat seketika. Namun dibalik pandangan sederhana itu, tuan Dirga dan bu Lily merasa sedikit tersenyum sekaligus bahagia.

"Mah, itu bukannya Ainun?" ucap tuan Dirga menyadarkan istrinya.

Dengan cepat, bu Lily langsung mengikuti arah tunjuk sang suami. Dan benar, itu memang putrinya~Ainun.

"Pah, baru kali ini Mamah melihat senyum indah putri kita. Ya ALLAH ... Kenapa dia dapat manja seperti itu?" gemas bu Lily, menatap nanar kearah putrinya.

Sementara itu, Ainun pada saat itu baru saja selesai makan siang bersama kekasihnya dari sebuah rumah makan sederhana, atau lebih tepatnya dengan sebutan warteg.

Dengan sikap hangat, dan cekatan, Firman memasangkan kekasihnya helm. Pria muda itu juga mengelap jog motor bututnya terlebih dahulu, agar pakaian Ainun tidak kotor, karena posisi motornya terparkir diluar, dan banyak sekali debu yang menempel.

Ainun selayaknya anak kecil, bebas bersikap manja dengan kekasihnya. Bahkan, kedua orang tuanya saat ini serasa tidak melihat sikap asli sang putri. Mereka seolah sedang melihat Ainun kembali kemasa kecilnya.

"Pah, apa dia kekasihnya Ainun? Jika iya, beruntung sekali putriku mendapat pria penyabar sepertinya," terenyuh bu Lily.

"Sepertinya iya, Mah! Papah diam-diam sudah menyelidiki latar belakangnya. Dia orang biasa, dan cukup kekurangan!" balas tuan Dirga menoleh sekilas istrinya.

Bu Lily sontak terkejut. Dia langsung melayangkan tatapan penuh tanya, karena suaminya itu selalu bertindak cepat.

"Sejak kapan, Pah? Cepet banget!" pungkasnya.

"Papah nggak ingin putri kita berada ditangan pria yang nggak baik! Setelah Papah selidiki, pria itu benar-benar pria baik. Dia pekerja keras, dan cukup kental agamanya! Dia tinggal disebuah desa, dengan rumah yang seadanya."

"Mamah merasa bersalah sekali, Pah! Tapi kenapa Ainun nggak pernah bilang sebelumnya. Dan juga, dia selalu nurut setiap mau kita jodohkan!" celetuk bu Lily, yang langsung menarik tubuhnya kesamping, benar-benar memfokuskan pandanganya kearah sang putri.

Lamunan bu Lily buyar, saat Ainun menarik lengannya. Sejujurnya, bu Lily ingin tertawa melihat kecemasan wajah putrinya saat ini.

Mungkin saja, Ainun takut jika orang tuanya akan menolak niat baik kekasihnya.

Begitu sampai dibawah, dan menceritakan semuanya dengan orang tuanya, kini Ainun sedikit merasa lega. Entah nanti orang taunya akan terima atau tidak, yang terpenting Firman sudah menunjukan sikap gentlenya dengan meminta restu sang Ayah.

Sementara diluar rumah,

Tepatnya dipinggir jalan depan rumah mewah Ainun. Kini Firman baru saja menghe tikan motor bututnya. Untuk kali ini, dia tidak sendirian. Dia mengajak sang Ayah, sebagai bentuk keseriusannya dengan Ainun.

"Firman, ini kamu nggak salah kan berhentinya?" tegur sang Ayah yang kini sudah turun, dan baru saja melepas helmnya.

"Nggak, Pak! Memang benar ini rumah Ainun. Ya sudah, ayo masuk!"

Grekkk ....

Firman dan juga sang Ayah menoleh, kala mendengar suara gerbang terbuka dari dalam. Seorang penjaga rumah yang familiar dengan panggilan Mang Ujang itu, dia lalu keluar dan mempersilahkan keluarga Fiman untuk masuk.

"Pak, dimasukin saja motornya! Sudah malam soalnya," seru Mang Ujang dengan sopan.

Firman sedikit segan, "Tidak usah, Pak! Biar diluar nggak papa-"

"Eh, dimasukin ayo! Mari, mari silahkan masuk!" sahut Mang Ujang kembali.

Dan mau tidak mau, Firman segera mendorong motor butut itu untuk dimasukan kedalam rumah Ainun.

"Terimakasih ya, Pak!" ucap pak Tirto, ayah Firman.

"Iya ... Silahkan masuk saja!"

Dengan rasa gugup bercampur cemas, Firman memberanikan diri untuk bergegas mendekat kearah pintu masuk. Pak Tirto menepuk pelan bahu putranya, seakan dengan tangan usang itu, dia memberikan semangat bahwasanya apapun nanti yang terjadi, putranya tetap berlapang dada.

"Assalamualaikum ...."

"Walaikumsalam ...."

Wajah Ainun sudah tampak berseri, kala mendengar suara salam sang pujaan hati. Dia tidak menyangka, bahwa Firman bersungguh-sungguh meminangnya.

"Perkenalkan Om, saya Firman ... Dan ini Bapak saya!" kata Firman sambil menjabat tangan tuan Dirga.

"Panggil saja, Pak! Kamu nanti juga akan sama dengan Ainun, sama-sama menjadi anak saya!"

Ainun sempat mematung, terkejut, dia tidak menyangka bahwa sang Papah akan menyambut kedatangan kekasihnya dengan tangan terbuka. Setelah bersalaman, dan perkenalan singkat itu ... Tuan Dirga langsung mengajak Pak Tirto untuk masuk kedalam.

"Pak, tidak usah merasa segan! Kita ini sama saja. Saya makan nasi, Anda juga makan nasi! Kita sebentar lagi akan menjadi keluarga! Saya terenyuh sekali, melihat putri saya dapat bersikap manja layaknya anal kecil, saat bersama putra Anda!" lirih tuan Dirga setelah mereka semua duduk. Parubaya itu tak kuasa menahan rasa harunya, hingga terpaksa melepas kacamata kerjanya, dan sedikit menyeka airmata yang sejak tadi sudah menumpuk dipelupuk matanya.

"Iya Pak, saya berterimakasih sekali, karena Anda semua dapat menerima kehadiran Firman dengan baik! Terus terang, Firman bukanlah orang berada! Namun, sebisa mungkin Firman pasti akan berusaha untuk membahagiakan putri Anda!"

Bu Lily yang kini duduk berdampingan dengan sang putri, menatap Iba dengan penampilan kedua Ayah dan Anak itu. Pak Tirto, parubaya itu hanya mengenakan kemeja batik yang sudah usang warnanya, dan dipadukan dengab celana kain warna hitam. Sementara Firman, tidak dapat dipungkiri, pria itu memang tampan! Sama seperti sang Ayah, dia juga memakai pakaian terbaiknya, walaupun terkesan sederhana.

"Pak, bu ... Saya datang kemari, Bismillah ... Saya ingin melamar Ainun, untuk saya jadikan istri saya! Saya bukanlah orang berada, tapi saya akan bekerja keras, agar kehidupan putri Anda dapat tercukupi dengan baik!" ucap Firman dengan sopan.

Sejujurnya dia gugup, tapi melihat kedua orang tua Ainun menyambutnya dengan baik, rasa cemas itu seketika berubah menjadi haru, karena saking bahagianya.

"Saya selaku orang tuanya, saya serahkan kepada putri saya, Firman!" tuan Dirga lalu menoleh kearah putrinya, "Ainun ... Bagaimana, Sayang?"

"Bismillah ... Jika Papah, dan Mamah memberi restu ... Makan Ainun mau menjalaninya! Ainun menerima lamaran mas Firman!"

Firman seketika menunduk, air matanya keluar, karena saking bahagianya. Dia kembali menatap Ainun, hingga tatapan mereka saling mengunci.

"Sebagai pengikatnya, saya hanya mampu memberikan cincin sederhana ini, Pak, bu!" ucap Firman setelah merogoh kotak cincin disakunya.

Dia dan Ainun lantas bangkit, dan sama seperti biasanya, acara tukar cincin sederhana itu terlaksana. Setelah selesai, para pelayan tuan Dirga berdatangan menyuguhi beberapa hidangan makanan, dan minuman.

Tuan Dirga bukanlah orang kaya dari lahir. Dia juga pernah merasakan pedihnya menjadi orang tidak punya sewaktu kecil. Jadi, dia tidak pernah membeda-bedakan siapapun itu.

*

*

*

Keesokan paginya,

Tepatnya pukul 6 pagi. Hafsah yang hari ini cuti, jadi dia agak santai dengan pekerjaan rumahnya.

Setelah membuat sarapan selesai, Hafsah lalu bergegas kedalam kamar, untuk membangunkan Ayuna sekolah.

Ceklek!

"Yuna sayang ... Sudah jam 6 lebih, ayok bangun waktunya sekolah!" seru Hafsah sambil mendekat kearah ranjang miliknya.

"Bunda ..." lirih Ayuna dengan suara bergetar. Bibir Ayuna menggigil, sambil mengeratkan selimutnya.

Hafsah terkejut. Dia lantas segera mendekat, dan memegang dahi putrinya. Demi apa, badan Ayuna saat ini tengah panas. Tubuhnya menggigil, serta banyak sekali ruam merah dengan beberapa bentolan ditangan dan juga kakinya.

"Ya ALLAH sayang ... Alergi kamu kambuh lagi," cemas Hafsah.

"Ada apa, Hafsah?" tanya mbok Nah setelah masuk kedalam kamarnya.

"Mbok, alergi Yuna kambuh lagi. Ini badanya panas banget! Nggak biasanya panas kaya gini."

Mbok Nah mendekat, dan juga melakukan hal yang sama, memgang dahi cucunya. Dan benar, tubuh Ayuna tampak pucat dengan tangan yang tak henti menggaruk-garuk tubuhnya.

Hafsah yang sudah dikalang kabut, dia mengirim izin kepasa Ustadzah Nikmah, bahwa badan Ayuna panas karena alergi. Setelah itu Hafsah menelfon sang Ibu, mencoba meminta bantuan untuk membawa Ayuna kerumah sakit.

Tut.. Tut.. Tut..

Selang menunggu beberapa menit, panggilan itu terjawab.

"Ada apa, Hafsah?"

"Hallo, bu ... Bu ini badan Ayuna panas banget, alerginya kumat. Apa Bapak bisa dateng kesini buat nganterin kerumah sakit? Hafsah khawatir banget," ucap Hafsah dengan sesekali menoleh putrinya.

"Gimana, ya ... Coba kamu beri paracetamol dulu! Mobil dirumah dipakai adikmu kuliah, Hafsah!"

"Bu, pakai mobil Bapak saja! Ini kasian Ayuna," rintih Hafsah kembali.

"Bapakmu nanti ada rapat pagi, Hafsah! Sepertinya nggak bisa! Lebih baik kamu bawa dulu ke Bidan terdekat!"

"Ya sudah, bu ... Terimakasih!" putus Hafsah, dengan langsung mematikan ponselnya.

Dia benar-benar kecewa terhadap keluarganya.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!