Suamiku Punya Kelainan Dalam Bercinta

Mira dengan perasaan kesal langsung diam, dan Bara sesekali meliriknya.

"Mas,, Mas Bara kan tau kalau menikah di paksakan dan ngga cinta itu akan sulit, kalau nanti kita menikah dan tidak bahagia, lalu ahirnya berpisah, pasti orang tua kita yang akan merasa sedih, "

"Itu kembali dari diri kita sendiri, kalau kita sama sama mau mencoba dan menerima perjodohan ini pasti rasa cinta akan datang dengan sendirinya,, "

"Kok Mas malah bicara gitu, berarti Mas menerima perjodohan ini dong, katanya tadi Mas ngga cinta dan ngga mau, gimana sih Mas,, kamu kok plin plan, dan Mas juga tau kalau Saya itu kekasih teman Mas, apa Mas ngga berfikir kalau nantinya Mas Farel akan marah dan mungkin benci sama MasBara,, "

"Memang benar saya menolak perjodohan ini dan Aku juga ngga cinta sama kamu, tapi Aku lebih berat untuk menolak keinginan orang tua saya,saya ngga mau mereka kecewa, jadi kalau kamu memang ngga suka perjodohan ini silakan kamu bilang ke orang tua kamu, kalau kamu yang bilang Aku tidak repot lagi untuk menjelaskan pada orang tuaku, karena kamu yang tidak mau dengan perjodohan ini, "

"Ngga boleh gitu dong Mas, kita harus mengatakan pada orang tua kita masing masing, kalau kita menolak perjodohan ini, "

"Aku tegaskan sekali lagi, Aku tidak mau ,karena pilihan orang tua kadang itu adalah yang terbaik,, dan masalah Farel itu juga masalah kamu, dan kalau seumpama kita jadi sepakat perjodohan ini lanjut, kamu yang akan jelaskan pada Farel, bukan Aku,, "Mira membuang nafasnya kasar sambil menggelengkan kepalanya.

"Ada orang yang kaya gini,egoiss,dan ni orang juga benar benar aneh,, nyebelin banget sih,, "dalam hati Mira berkata.

"Kamu pasti dalam hati sedang merasa kesal padaku yah,, bicara aja langsung, ngga usah bicara di dalah hati, biar plong,,, "Mira langsung menatap Bara dengan kesal. sedang Bara justru tersenyum.

Mira lalu meninggalkan Bara, Mira masuk kedalam tanpa peduliin Bara yang masih duduk.

"Nak Baranya mana Mir,,? "tanya Ibu.

"Masih di belakang rumah, katanya betah di sana, "sambil ikut duduk dekat Ibu.

"Gimana nak Mira,, apa sudah ambil keputusan,, mau kan jadi menantu Tante,, Tante sangat berharap kalau nak Mira mau, karena Tante dan Om sangat menyukai Mira dari pertama melihat,, "

"Maaf tante,, Mira belum bisa jawab sekarang, kasih Mira waktu untuk berfikir yah Tan,, "

"Baik lah Tante kasih waktu untuk Mira berfikir, tapi jangan lama lama yah, "Mira mengangguk.

"Oh iya jeng, gimana kalau besok malam Jeng Ita sama pak Gunawan datang ke vila kita, dan Mira juga harus ikut, kita makan malam bersama, gimana,,, "

"Boleh,, ya kan Yah,, "

"Ayah sih ngikut ibu aja,, "jawab Ayah.

"Dan nak Mira juga harus ikut, sekalian Nak Mira harus kasih jawaban atas permintaan kita untuk jadi menantu,iya nak Mira,, "

"I,, iya Tan,, "sambil tersenyum tipis.

"Mir,, pangil nak Bara sanah, ini udah waktunya kita makan siang, biar kita makan bareng,, "

"Bu,,, "

"Udah sanah,, tinggal pangil ,"Mira dengan terpaksa ahirnya bangun dari duduknya dan langsung ke belakang rumah.

Bara ternyata tidak ada, dan Mira lalu mencarinya, menengok kesana ke mari, tapi tidak ada. lalu tiba tiba Mira ada yang melempari kulit buah rambutan, lalu Mira melihat ke atas, rupanya Bara sedang di atas pohon rambutan dan sambil memakan buahnya.

"Iihhh,, iseng banget sih,, itu di suruh masuk untuk makan siang,, "sambil bicara Mira sedikit kesel karena Bara melemparinya ngga hanya satu kali, tapi sampai 3 kali.

"Kamu mau ngga ini manis loh kaya senyumu,?"sambil alis Bara di gerakan naik turun.

"Ngga mau,, Apaan sih,, udah ah,, terserah mau turun apa ngga,, yang penting Saya udah pangil,, "

"Hai,, Mir tunggu,, tolong ini tangkapin dulu, Aku mau turun tapi susah,, "

"Ngga mau,, bawa aja sendiri, lagian lempar aja ke bawah, bisa kan,, "

Mira terus saja berjalan, Bara yang memang kesusahan ahirnya jatuh saat turun dari pohon.

Buggg,,

"Aduhhhhh,,,"Mira langsung menengok ke belakang, dan melihat Bara yang sedang memegang lututnya, dan ternyata berdarah.

"Ya Tuhann,,, "Mira lalu balik lagi, dan melihat Bara.

"Darah,, kok berdarah,, kamu neneran jatuh Mas,? "

"Iya beneran lah, kalau ngga beneran jatuh, ngga mungkin lututku berdarah,, "

"Sukurin makanya jangan sok,, "

"Kamu mau bantuin apa ngga,, ini Aku beneran sakit loh,, celanaku aja sampai sobek, "

"Ngga,, jalan aja sendiri,, "Mira lalu akan pergi tapi melihat Bara yang kesisahan untuk berdiri merasa kasihan juga.

"Sinih saya bantu,, badan aja gede, luka kaya gitu aja ngga bisa bangun, "sambil ngoceh tapi Mira mrmbantu Bara untuk bangun.

Lalu Mira memapah Bara untuk masuk ke dalam rumah.

Jangan lupa, like komen dan votenya, trimakasihh...