Jodohku Teman Masa Kecilku

💠Kita sama-sama terluka tapi ini memang sudah takdir yang tertulis.Saling mengikhlaskan dan merelakan satu sama lain agar hati ini tidak terlalu sakit lagi~Dea~

"Elang! Tunggu! " teriak Dea di Koridor kampus . Elang memberhentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya kearah Dea.

Gadis itu mempercepat langkah kakinya mendekati Elang yang memperlihatkan wajah datarnya. Dea menatap Elang yang juga menatap dirinya namun dengan tatapan yang berbeda.

"Aku mau minta maaf -"

"Minta maaf apa? Minta maaf karna kamu akan menikah dengan pak Arga" Elang terkekeh menundukkan kepalanya dan kembali menatap Dea ."Kenapa harus minta maaf? Kita tidak memiliki hubungan apa-apa , kita hanya sebatas teman biasa dan tidak lebih "sambung Elang dengan tersenyum lebar namun dengan sorot mata yang penuh luka.

Dea menggelengkan kepalanya. Dia tau Elang sedang membohongi dirinya. Mana mungkin Elang begitu mudah mengatakan hal seperti itu sedangkan mata dan ekpresi wajahnya mengatakan bila dia tidak baik-baik saja.

"Kamu jangan bohongin diri kamu Elang. Aku tau kamu pasti kecewa karna aku akan menikah dengan kak Arga. Karna kita tidak bisa menepati janji kita saat kecil dulu " ujar Dea lirih.

Elang terdiam , dia menerawang ke masa lalu saat mereka kecil dulu .

"Nanti kalau kita udah besal, Elang mau nikah sama Dea. Supaya kita bisa balengan kaya bunda sama ayah dan Elang bakal lindungi Dea telus" ujar Elang dengan suara cadelnya.

"Iya, Dea juga mau nikah sama Elang. Nanti kita bisa balengan telus. Dea cuma mau nikah sama Elang ndak mau sama yang lain kalna kita sahabat " sahut Dea tersenyum dan Elang ikut tersenyum.

"Janji ya Dea bakal nikah sama Elang bukan sama yang lain. Nanti Elang malah sama Dea" ujar Elang mengacungkan jari kelingkingnya pada Dea yang membalas acungan jari kelingking Elang.Mereka berdua tersenyum bersamaan.

"Kalian lagi apa nih? Ayah denger bicara tentang nikahan" ujar Dafa tiba-tiba muncul.

"Ayah, ayah Elang nanti kalau sudah besal mau nikah sama Dea " ujar Elang. Dafa tersenyum dan mengusap kepala putranya.

"Boleh, asal Elang harus jadi orang yang sukses dulu supaya bisa bahagiakan Dea" ujar Dafa.

"Tapi ayah ajalin Elang ya kalau sudah besal nanti jadi olang sukses" sahut Elang. Senyuman di bibir Dafa memudar dan tergantikan dengan sorot mata yang sedih .

"InsyaAllah nak, kalau ayah panjang umur ayah akan mendampingi kamu sampai jadi orang sukses" ujar Dafa.

Elang memejamkan matanya. Rasanya sangat sakit dan dadanya begitu sesak mengingat itu semua apalagi mengingat almarhum ayahnya.

"Itu hanya sebuah janji saat kita kecil ,saat kita tidak mengerti apa-apa . Jadi kamu tidak usah mengingat itu semua atau merasa bersalah karna tidak bisa menepati janji itu. Dan aku kembalikan gelang yang kamu berikan dulu " ujar Elang melepaskan gelang berwarna hitam itu yang pernah di berikan oleh Dea saat kecil dulu.

Elang memberikan gelang itu pada Dea namun gadis itu tidak kunjung mengambilnya. Dea menatap nanar gelang itu, dadanya seakan di tusuk oleh tombak. Bagaimana bisa Elang memberikan gelang yang menjadi tanda persahabatan mereka berdua.

"Kenapa harus kamu kembalikan? " tanya Dea dengan air mata yang menggantung siap akan jatuh.

"Karna aku takut tidak bisa melupakan kamu bila gelang itu terus aku pakai" jawab Elang.

Dea mengigit bibir bawahnya kuat menahan sakit di dadanya. Perasaannya saat ini sangat terguncang, tidak menyangka takdir akan memisahkan mereka berdua seperti ini.

"Semoga pernikahan kamu lancar ya " ujar Elang dengan hati yang seakan tersayat-sayat mengatakannya . Sungguh kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat menyakiti dirinya sendiri.

Seketika air mata yang sedari tadi Dea tahan akhirnya jatuh membasahi pipinya, dengan cepat ia menghapus air matanya.Ia mengambil sesuatu dari tasnya dan Elang memperhatikan itu. Sebuah undangan pernikahan Dea sodorkan membuat Elang yang melihatnya makin sakit hati lagi. Dadanya langsung terasa sesak, bibirnya bergetar. Elang mengambil undangan itu dengan tangan yang bergetar ,mata yang memerah dan berair .

"Dua hari lagi aku akan menikah dan bila kamu tidak ada halangan atau tidak sibuk , aku harap kamu datang " ujar Dea .

Elang memperhatikan undangan itu yang terpampang jelas nama Dea dan Arga tertulis. Tenggorokan Elang tersekat tidak bisa berkata-kata lagi hanya senyuman yang dibalik senyuman itu penuh luka dan kekecewaan. Dea juga tersenyum dan hampir sama dengan Elang.

"Aku pergi yang ya Elang" ujar Dea berbalik meninggalkan pria itu. Air mata langsung mengucur deras di mata Dea . Ia menutup mulutnya menahan suara isakan tangisan dari bibirnya.

Elang menatap pilu kepergian Dea. Tangannya meremas undangan itu hingga tak berbentuk meluapkan emosi dan kekecewaan yang mendalam. Kenapa semesta mempertemukan dia dengan Dea bila pada akhirnya mereka berdua akan di pisahkan lagi.Elang berjalan menuju ke kelas dengan langkah gontai dan wajah yang begitu murung.

******

Dea membereskan barang-barangnya. Gadis itu memasukkan semua bajunya ke dalam tas besar. Ia menatap keluar rumah memperhatikan Arga dan kakak tirinya, Arka ,,mengobrol mereka begitu akrab karna sudah bersahabat sejak kecil. Dea kembali membereskan barang-barangnya dan setelah semuanya sudah selesai gadis itu membawa tasnya keluar. Arga langsung mendekatinya dan mengambil alih tas di tangannya.Arka yang melihat itu tersenyum, dia berharap adiknya bisa bahagia bila menikah dengan Arga .

Mereka bertiga berjalan kaki meninggalkan rumah kontrakan itu. Karna gang yang sempit membuat mobil yang di bawa Arka tidak bisa masuk dan terpaksa jalan kaki sampai ke jalan raya tempat Arka memarkirkan mobilnya.

****

Elang duduk bersandar di ranjang. Tatapan matanya begitu kosong, seakan dia tidak bergairah lagi menjalani hidup ini. Fira yang memperhatikan dari pintu yang dia buka sedikit menjadi sangat sedih melihat keadaan putranya yang seperti itu. Dulu saat ayahnya meninggal Elang mengurung dirinya di kamar. Dia masih tidak menerima ayahnya meninggalkan dirinya dan sekarang semuanya terulang lagi, Elang kembali mengurung dirinya di kamar karna harus kehilangan cinta masa kecilnya.

Pria yang mengalami patah hati bisa mengalami trauma dan sangat sulit menjalin hubungan dengan wanita lain. Dan pria tidak suka menjalin hubungan baru dengan wanita yang lain. Dan saat patah hati pria lah yang paling menderita dari pada wanita . Wanita akan menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan apa yang dia rasakan . Sedangkan pria menekan perasaannya agar terlihat tegar dan kuat sedangkan hatinya begitu terluka.

Bersambung...