NovelToon NovelToon
Celestial Chef's Rebirth

Celestial Chef's Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jasuna28

Huang Yu, seorang juru masak terampil di dunia fana, tiba-tiba terbangun di tubuh anak petani miskin di Sekte Langit Suci—tempat di mana hanya yang bertubuh suci kuno bisa menyentuh elemen. Dari panci usang, ia memetik Qi memasak yang memanifestasi sebagai elemen rasa: manis (air), pedas (api), asam (bumi), pahit (logam), dan asin (kayu). Dengan resep rahasia “Gourmet Celestial”, Huang Yu menantang ketatnya kultivasi suci, meracik ramuan, dan membangun aliansi dari rasa hingga ras dewa. Namun, kegelapan lama mengancam: iblis selera lapar yang memakan kebahagiaan orang, hanya bisa ditaklukkan lewat masakan terlezat di alam baka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasuna28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 – Rasa yang Baru, Jalan yang Panjang

Pagi menyambut Akademi Rasa dengan sinar lembut yang menyelinap di antara reruntuhan bangunan. Meski sebagian hancur, kehidupan tidak berhenti. Para murid, guru, dan tetua mulai bergerak, memperbaiki, membersihkan, dan menata ulang tempat mereka belajar dan tumbuh.

Nian duduk di bawah pohon plum tua yang ajaib di tengah halaman akademi. Simbol kedelapan di punggungnya kini tak lagi menyala garang, tapi berdenyut perlahan, seirama dengan napasnya. Ia tidak lagi merasa terbebani oleh rasa-rasa itu. Kini, ia merasakannya sebagai bagian dari dirinya.

Sari mendekat dengan membawa secangkir teh akar rasa. "Hari ini kita mulai lagi," ujarnya, duduk di samping Nian.

Nian menerima cangkir itu dan menyeruput perlahan. "Ya. Tapi tidak dengan cara lama. Aku ingin membuka kelas baru. Bukan tentang teknik rasa, tapi tentang mengenali rasa diri sendiri."

Sari tersenyum. "Pelajaran tentang memahami rasa. Aku rasa, itu yang selama ini hilang."

Tak lama kemudian, Bao datang membawa setumpuk catatan dan gulungan simbol kuno. "Kurasa kalian perlu melihat ini. Setelah kehancuran kemarin, banyak simbol rasa kuno yang muncul dari bawah akademi. Sepertinya kita hanya menyentuh permukaan dari apa yang dulu ditinggalkan para pendiri."

Nian membuka salah satu gulungan dan terkejut melihat simbol berwarna ungu keperakan, berbeda dari delapan simbol yang ia ketahui.

"Simbol ke-9?" bisik Nian.

Bao mengangguk. "Atau simbol awal. Tidak ada catatan lengkap, hanya fragmen-fragmen. Tapi jika ini benar, maka seluruh sistem rasa kita… tidak utuh."

Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar ledakan rasa. Murid-murid berlarian. Seorang gadis tampak terguncang di tengah halaman latihan, simbol api dan udara bercampur di tubuhnya, membuatnya sulit bernapas.

"Itu Mei Lin!" seru Sari, lalu mereka semua bergegas.

Nian mendekat dan melihat gadis itu hampir kehilangan kendali. Tanpa ragu, ia menempatkan tangan di dada gadis itu, memanggil simbol kedelapan.

"Tenang… rasakan. Jangan lawan. Gabungkan."

Dalam sekejap, simbol api dan udara mulai menyatu, membentuk pusaran rasa hangat yang menyebar di tubuh Mei Lin. Gadis itu menangis lega. "Aku… berhasil?"

Nian mengangguk. "Itu bukan keberhasilanmu sendiri. Tapi karena kau mau merasakan, bukan menolak."

Para murid yang menyaksikan itu mulai berdiskusi, ada yang bersemangat, ada yang takut, tapi semuanya ingin tahu lebih banyak.

Ketua Tetua mendekat, wajahnya penuh pertimbangan. "Nian. Aku tahu kau ingin perubahan. Dan aku melihat para murid mulai mengikuti caramu. Tapi kau harus hati-hati. Sistem lama tidak akan diam. Beberapa akademi klan rasa lainnya sudah mencium kekacauan kemarin. Mereka mungkin tak suka pendekatanmu."

"Aku siap," ujar Nian tegas. "Jika rasa hanya diajarkan sebagai alat, maka akan terus menimbulkan konflik. Tapi jika diajarkan sebagai bagian dari kehidupan, kita bisa menyembuhkan lebih banyak daripada melukai."

Malam itu, Nian menatap langit dari balkon asrama. Ia menggenggam gulungan simbol ke-9 sambil merenung.

"Kalau ini simbol awal… berarti ada rasa yang belum kita kenal. Atau mungkin… rasa yang lebih tua dari segalanya."

Dari bayang-bayang, seseorang muncul. Seorang pria tua berjubah rasa jingga dengan mata tertutup kain hitam.

"Kau sudah membangunkan rasa kuno. Dan rasa itu… menuntut kebenaran."

Nian menoleh, berjaga.

"Siapa kau?"

Pria itu tersenyum. "Aku penjaga rasa terdalam. Dan kau, anak muda, telah membuka gerbangnya."

Seketika, simbol kedelapan di punggung Nian bereaksi, menyala terang dan memunculkan ilusi pintu melayang di udara, penuh dengan ukiran simbol yang belum pernah dilihatnya.

"Apa ini?"

"Gerbang menuju Rasa Tertua," jawab pria tua itu. "Dan kau harus memilih: tetap di jalurmu sekarang, atau melangkah lebih jauh, ke rasa yang belum pernah disentuh oleh manusia manapun."

Nian menatap gerbang itu, jantungnya berdetak cepat. Jalan ke depan tidak hanya panjang, tapi penuh risiko.

Tapi ia tersenyum. "Jika rasa ini bisa menyelamatkan lebih banyak orang… maka aku akan melangkah."

Dan di bawah langit malam, Nian pun menyentuh gerbang itu, membuka babak baru dalam perjalanan rasa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!