Pemburu (Pembunuh) yang Memburu (Membunuh) di dunia lain.
Zyden adalah mantan pembunuh no.1 di Indonesia pada tahun 2050. Dia meninggal lalu dihidupkan kembali dalam keadaanya yang ditingkatkan.
Zyden diberi tugas oleh dewa untuk membunuh raja iblis dan bawahannya. Sebagai bekal dalam misinya, dia diberi skill yang mumpuni dalam beberapa hal.
Apakah Zyden dapat melaksanakan misinya dengan sukses kali ini? dan Bagaimanakah perjalanan Zyden didunia barunya?
Ceritanya mengikuti perkembangan petualangan MC yang memiliki kepribadian ganda.
Genre : Action, Fantasi, Romance, Reincarnation, Isekai, and Adventure.
Tolong KOMENTAR nya ya!
Kalau bisa LIKE and VOTE nya juga oke!
Thank you for visiting my novel!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.Zidan(alias), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Recovery."
Sebuah suara tenang menarik perhatian Kene. Dan terlihat seorang anak dengan pakaian hitam, berambut hitam, dan mata hitam dengan sedikit cahaya merah ditengah irisnya.
Kene yang melihat sosok tersebut membelalakkan matanya tidak percaya.
Sesuatu yang dilihatnya, momentum yang dikeluarkannya, begitu menakutkan dan mengagumkan itu seperti pemangsa didalam kegelapan.
Kene terus melihat sosok itu, dia takjub dan takut, ekspresi yang bercampur aduk sulit untuk menggambarkannya.
Cahaya hijau tiba-tiba bersinar terang disamping kanan dan didekat kakinya yang membuat Kene tersadar dari pandangan nya.
Terlihat pria dan wanita yang diselimuti cahaya hijau terang itu perlahan-lahan mulai membuka matanya dan menggerakkan tubuhnya sampai cahaya itu memudar.
Orang disekitar yang melihat itu wajahnya berubah dari wajah khawatir menjadi wajah bahagia dan lega.
Diselimuti senyum serta diiringi sebuah tangisan seorang wanita berambut merah, dia adalah Elsa anak kedua orang yang baru siuman dari pingsannya.
Elsa memeluk ibunya dan sesekali melihat ayahnya, sembari menangis tersedu-sedu.
Kene dan Laura pun tersenyum lega akan keadaan yang sudah membaik ini, orang-orang juga bahagia melihat bahwa teman sekaligus pahlawan kota Larkxa ini tidak kenapa-kenapa.
"Bagaimana dengan duelnya, Kene?." Kenneth bertanya kepada Kene dengan wajah yang bingung.
"Soal itu...," Jawab Kene agak ragu.
"...Begitu ya, aku kalah dari bocah. Hahaha..., kalau diingat-ingat lagi aku kalah dalam waktu singkat benar?." Ucap kenneth dengan tawa canggungnya.
Dan tanpa adanya peringatan, seseorang.. tidak, dua orang wanita langsung memeluk Kenneth dengan pelukan kuat serta tangisan lega.
"Sayang, hiks, hiks, hiks,."
"Ayah, syukurlah kau baik-baik saja. Hiks, hiks, hiks."
Tangisan loli dan anak berumur 17 tahunan terdengar. Tapi, loli itu menangis lebih kencang dan sangat keras sampai memekakkan telinga orang disekitar.
Kenneth yang sadar akan kesakitan orang-orang, mulai memeluk dan menenangkan kedua wanita itu.
"Tidak apa-apa Angela..., Elsa...., Aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ucap Kenneth sembari memeluk mereka.
Orang-orang disekitar yang melihat reuni keluarga itu, memakluminya dan membiarkan mereka seperti itu dalam beberapa waktu.
Termasuk juga seorang anak yang berdiri dengan tenang tidak jauh dari kerumunan.
#POV Zyden
'Haaah..!' helaan nafas dihati kecilku ini.
'Setelah melakukan pertarungan dengan Kenneth, pemandangan ini terjadi. Sepertinya mengalahkan pahlawan kota dengan telak adalah sebuah kesalahan.' pikirku yang melihat orang berpelukan dan beberapa orang tersedu melihatnya.
'apakah nanti ini akan berjalan dengan baik?. Melihat loli menakutkan itu menangis dengan sangat keras membuatku ragu dia akan membiarkan aku begitu saja. Aku harus mencari cara lain agar aku bisa menjadi petualang rank tinggi dengan cepat.'
Setelah memikirkan hal selanjutnya yang akan terjadi dan rencanaku seterusnya, Kenneth melihat ke arahku.
Dia sepertinya tahu jika aku sedang memikirkan tentang perjanjian kita sebelum duel.
"Nak..! Kau adalah orang yang kuat. Aku kagum denganmu." Ucap Kenneth.
Suara besar nan tegas terdengar ciri khas orang tua, menyadarkan orang-orang disekitar.
Wanita yang menangis berhenti menangis, orang-orang yang berdiri mulai menoleh pada orang yang ditatap orang tua itu. Suasana menjadi canggung sekarang.
Semua orang menatapku dengan tatapan aneh, aku tidak tahu cara menggambarkan tatapan mereka selain kata 'aneh'.
Aku yang jadi bahan tontonan hanya bisa diam mematung membiarkan semuanya terjadi.
'Aku benci ditonton dan lagi mereka menatapku dengan wajah bodoh mereka. Haaah.., aku ingin segera mabuk minum bir.' itulah pikir ku disituasi sekarang ini.
"Jadi bagaimana tentang perjanjian kita?. Kau tidak melupakan itu bukan?." Tanyaku dengan nada datar biasaku.
"Kau bocah. Apa kau tidak merasa bersalah telah melukai orang yang berharga bagi kami." Seru Kene dengan nada tinggi.
Sedangkan semua orang melihatku dengan marah dan jengkel termasuk ibu dan anak itu. Aku terdiam untuk beberapa saat dan aku mulai berbicara lagi dengan suara dinginku.
"Kenapa aku harus merasakan sebuah rasa bersalah, sedangkan aku tidak melakukan kesalahan apapun?." Jawabku bodoh. "Bukankah terluka adalah resiko dari sebuah pertarungan di dunia ini?. Wajar bukan?." Lanjutku.
"Kau jahat sekali berkata seperti itu setelah melukai ayahku. Apa kau tidak punya perasaan?." Ucap Elsa dengan sedikit berteriak.
Aku sedikit terkejut dia berbicara seperti itu, padahal dia adalah anak yang pendiam. Aku memantapkan diriku dan menjawab perkataannya.
"Aku punya, malah perasaanku lebih banyak daripada milikmu!. Jangan berdebat denganku tentang perasaan, aku lebih tau daripada kebanyakan orang." Seru diriku sedikit meninggikan suaraku pada kalimat terakhir.
Itu memang benar, aku sudah melihat bermacam-macam perasaan.
Perasaan orang yang memohon untuk tidak ku bunuh, iri dengki dari teman seperjuanganku baik dimarkas atau sekolah, dan perasaan saat berhadapan dengan anggota keluarga.
Serta masih banyak hal yang belum aku ceritakan sebagai seseorang yang memiliki dua gaya hidup.
Semua orang terkejut dengan kata-kata ku, termasuk Kenneth sendiri. Elsa tidak percaya dengan perkataanku tadi, dia membisu sekarang.
Lagi-lagi situasi mulai hening canggung. Aku yang menyadari itu mulai bertanya kembali, untuk menghilangkan situasi ini.
"Lupakan yang ku katakan tadi. Jadi pak tua, apa kau lupa dengan perjanjian kita?." Ucapku nyolot.
Kenneth yang terdiam mulai tersadar. "Ah.. tentang perjanjian itu, aku tidak melupakannya nak. Tenang saja!" Seru Kenneth. "Mari kita bicarakan ini dikantornya Kene. Angela.., Elsa.., bisa kalian melepaskanku? Aku ingin bicara dengan anak itu!." Lanjutnya.
Angela dan Elsa yang mendengar perkataan pak tua itu mulai melepaskan pelukannya, dan mereka bertigapun berdiri dari posisi duduknya.
Kenneth yang sudah berdiri melihat kearahku dan Kene, memberikan kode untuk pergi. Sedangkan untuk Laura dia masih terdiam sama seperti yang lainnya.
"Sayang, kalian berdua lebih baik beristirahat sekarang. Aku akan berbicara bertiga dikantornya Kene, jangan menungguku. Aku mungkin akan lama jadi langsung istirahat, tutup saja penginapan untuk malam ini." Ucap Kenneth kepada ibu dan anak itu.
"Baik sayang.., ayo Elsa!." Jawab Angela dengan senyuman.
"Tapi ibu.." Ucap Elsa dengan ragu.
"Ayo, jangan buat ayahmu lebih repot lagi." Bujuk angela dengan nada seorang ibu.
"...Baik bu" Seru Elsa pasrah.
Ibu dan anak itupun pergi melewati pintu ke guild petualang. Sedangkan aku, Kenneth, Laura dan beberapa orang masih ditempat latihan.
giman seh
Terkadang Kejahatan itu jg digunakan untuk menyeimbangkan
di kehidupan asli ada kok yg sengaja