NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Ular

Pesugihan Siluman Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dheana Echa

Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Setelah Nur menyelesaikan masak masak nya, Nur pun bersiap Menengok sang anak di pesantren.

"Kang, apa sudah selesai urusan nya sama pak tukang??" Tanya Nur sambil meletakkan dua rantang berisi makanan untuk oleh-oleh sang anak.

"Sudah, hari ini mereka ingin istirahat, besok baru kerja lagi" jawab Romli sambil duduk

bersandar di kursi sofa empuk nya.

"Kerja lagi?? Mau mengerjakan apa kang?" Tanya Nur penasaran.

"Kata nya mau buat dapur kecil di belakang" sahut Romli...

"Owalah iya, aku lupa" sahut nya sambil meringis malu.

Romli hanya mendengus sambil melirik sang istri.

"Apa sudah selesai??'tanya Romli dan Nur mengangguk.

"Sebentar aku mau ambil uang saku, tadi sudah habis buat bayar pak tukang sama kasih persenan" jawab Romli sambil berlalu, Nur hanya mengangguk dan tak ingin tahu habis berapa untuk membayar tukang.

"Sudah" ujar Romli sambil menepuk saku celana nya.

"Kamu bawa satu, aku bawa satu" ujar Nur dan Romli langsung meraih panci rantang kuno itu....

"Berat sekali, isi nya apa saja sih Nur" keluh Romli karena memang panci rantang lumayan besar dan berisi penuh makanan.

"Ya nasi dan lauk pauk nya kang" ujar Nur.

"Kok banyak sekali"keluh Romli lagi.

"Teman nya si Dewi itu banyak kang, kalau bawa sedikit, yang lain nya gak kebagian, Dewi sering di kasih makanan teman teman nya kang, Masa iya pas giliran kita ngirim dia mau di makan sendiri, ya ga enak kang" jawab Nur dan Romli hanya pasrah sembari mengikuti langkah sang istri.

"Trus kamu itu bawa apa??'tanya Romli yang masih menggerutu.

"Ya lauk pauk nya, ada Mie, ada tahu bacem, ada tempe goreng" jawab Nur menyebutkan satu persatu lauk yang ada didalam panci renteng itu.

"Tapi kok besaran ini" protes Romli.

"Pch, ya iyalah kang, kan itu isi nya nasi sama dua kilo ayam, ya pasti panci nya besaran yang itu" terang Nur, Romli hanya mendengus kesal karna merasa sang istri tidak adil.

"Kang Romli, yu Nur, mau kemana? Kok bawa rentengan segala" sapa sang tetangga yang

kebetulan berpapasan dengan mereka berdua.

"Mau jenguk Dewi mbak yu" jawab Nur ramah.

"Oalah iyo, yo gitu yu, punya anak di pesantren itu di jenguk, jangan cuma di titipkan, mosok di pesantren sudah hampir lulus baru di jenguk" cerocos perempuan berdaster kumal itu sekena nya.

Romli seketika mengepalkan tangan nya karena kesal.

Sedangkan Nur hanya mengangguk sambil tersenyum kecut....

"Eem...maaf mbak yu, kami mau lanjut, keburu siang, panas" pamit Nur.

"Iya" jawab permepuan itu singkat.

Nur dan Romli pun berlalu....

"Eleeeh... sok sok an 'panas' wong ya biasa nya buruh di sawah simbok nya nanam sayur saja pake bilang 'panas" omel perempuan itu.

Romli dan Nur tak menghiraukan celotehan tetangga nya itu, ke dua nya terus berlalu meninggalkan pekarangan rumah dan menuju jalan raya.

"Orang kok ada yang begitu ya kang" ujar Nur pelan.

"Ya ada Nur, itu bukti nya" sahut Romli sekena nya, seketika membuat sang istri terkikik geli.

"Ya maksud ku, kok ada mulut nya bisa begitu, dia nyapa, kita jawab baik baik, apa ada nya, eh malah dia yang nyebelin," ujar Nur lagi sambil menghela nafas.

"Ya nama nya juga penyakit hati, gak bisa kita menghindari orang seperti itu," jawab Romli

pelan.

"Tapi bener yang dia bilang kang, sampek si Dewi mau lulus, baru kali ini kita jenguk dia" ujar Nur.

"Ya gimana lagi, baru kali ini kita punya uang, apa nanti kalau Dewi lulus biar melanjutkan ke aliyah ya??" Sahut Romli dan mengusulkan.

"Kita tanya Dewi dulu, apa mau lanjutkan atau mau berhenti, belajar itu pusing lo kang, gak gampang, aku gak mau maksa Dewi"

Jawab Nur yang lebih mementingkan ke adaan sang anak dari pada ego nya sebagai orang tua.

"Iya, nanti kita tanya Dewi" jawab Romli dan sampai lah keduanya di tepi jalan besar, tepat nya di pangkalan ojek.

"Tolong mas, antar ke pesantren" ujar Romli dan dua tukang ojek itu saling tatap.

"Eem..mau di tunggui apa di tinggal kang??" Tanya salah satu tukang ojek itu.

"Sampai saja belum sudah di tanya begitu" sahut Romli dan kedua tukang ojek itu meringis malu.

"Ya sudah ayo" ujar salah satu tukang ojek dan mereka pun berlalu meninggalkan desa sedang sari menuju pesantren di kota....

Sepanjang perjalanan, mulut Romli selalu menyunggingkan senyum, beberapa rencana sudah ada di kepala pria berusia empat puluhan itu.

Tak berapa lama sampai lah kedua tukang ojek itu di depan pesantren yang terkenal di kota itu.

"Ini kang"ujar Romli sambil menyodorkan lembaran lima puluhan untuk ke dua ojek

nya itu.

"Terimakasih kang" sahut dua ojeg itu bersamaan....

Romli dan Nur hanya mengangguk dan kedua nya memasuki pagar pesantren itu, yang kebetulan hari ini para siswa libur belajar.

"Mau ketemu siapa ya bu??"

Sapa salah satu santri dengan sopan.

"Kami orang tua Dewi mbak, dari kahuripan" jawab Nur sambil mengulas senyum.

"Ooh mbak Dewi, mari silahkan ke kedalam dulu, biar aku sampaikan ke ibu Ustadzah dulu" jawab gadis manis itu sambil berlalu, Nur dan Romli pun masuk ke ruangan untuk para tamu menjenguk para santri.

Dan tak berapa lama....

"Emaaak!!" Pekik gadis cantik dengan kerudung abu abu itu.

"Dewi anak emak, sekarang sudah gadis ya, cantik lagi" ujar Nur sambil memeluk anak gadis nya itu dengan haru, Nur bertemu Anak nya hanya saat libur tahunan, karna Dewi harus membantu di pesantren untuk mengganti uang. makan nya, Nur hanya membayar buku dan spp saja, sedangkan untuk makan dan biaya lain nya di bantu dari pesantren, dan Dewi membantu di pesantren sekedar untuk balas budi.

"emak sudah lama??" Ta ya gadis cantik itu sambil mengusap air mata nya yang sempat menetes.

"Baru saja nduk, oh iya, ini emak bawakan makanan, kamu makan sama teman teman mu ya??" Ujar Nur sambil menyodorkan panci rantang susun itu.

"Emak uang dari mana??" Tanya gadis cantik itu dengan suara yang agak tertahan....

"Bapak sudah bekerja nduk, ya kan pak" jawab Nur sambil meminta dukungan sang suami, dan Romli langsung mengangguk menyetujui ucapan sang istri.

"Sukur lah kalau bapak sudah bekerja" jawab Gadis cantik itu sambil menyunggingkan senyum bahagia nya.

"Eem..kamu bawa masuk, ajak teman teman mu menikamati masakan emak" ujar Nur dan gadis cantik itu mengangguk patuh dan membawa dua rantang berisi makanan itu kedalam.

"Lihat kang, anak gadis mu sudah sebesar itu, cantik lagi" ujar Nur memuji sang putri yang nampak lebih cantik dan kulit nya lebih bersih.

"Iya, nanti jangan lupa tanya kan pada nya, apa mau lanjut sekolah nya" sahut Romli dan Nur hanya mengangguk setuju.

Dan tak berapa lama, keluarlah perempuan berpakaian syari.

"Selamat datang bu Nur" sapa perempuan berparas ayu itu.

"Terimakasih bu Ustadzah" jawab Nur sambil mengulas senyum.

"Apa ada perlu?" Tanya perempuan yang di panggil 'bu ustadzah itu.

"Eem...tidak ada bu, kami hanya kangen ingin menyambangi Dewi saja" jawab Nur dan di angguki Romli.

"Oooh, begitu? Apa sudah ketemu??"

"Sudah bu nyai' 'jawab Nur lagi.

"Eem... kami mau minta maaf bu nyai, karena baru bisa menjenguk Dewi" ujar Romli basa basi.

"Tidak apa-apa, karna kalian berdua repot, dan sudah tugas kami menjaga anak anak yang di titipkan di sini" jawab perempuan berparas ayu itu sambil tersenyum ramah.

"Iya bu, eem... kami berencana ingin Dewi melanjutkan sekolah bu nyai, kami minta persetujuan bu nyai" ujar Nur ragu ragu.

"Loooh, itu bagus, Dewi juga pinter lo bu, dia selalu dapat peringkat, dan mungkin dia juga ingin lanjut" jawab sang 'bu nyai' itu antusias.

"Ooh, begitu ya, bagus lah kalau gitu, kami lega bu, kami takut kalau Dewi merasa terpaksa" ujar Nur.

"Gak bu, seperti nya Dewi juga ingin melanjutkan sekolah nya bu" jawab perempuan berparas ayu itu.

Dan ketiga nya berbincang sampai matahari ada di aras ubun ubun, dan setelah adzan dhuhur, Nur dan Romli baru di ijin kan pulang

1
Rizki Pratama
lanjut lg min sekakian minta no mimin nya dong /Drool/
Rizki Pratama
giliran dikasih emas aja.... hmmm dasar awewe
Rizki Pratama
bagus ceritanya, apalagi mimin nya cakep gini /Angry/
Rizki Pratama
Bagus sigh
Mada Al Syakir
lanjut ka
Mada Al Syakir
aseeek
Shinta Sitorus
up
Sakti Pradipta
gas lagi lanjutanya
Tommy P
hallah2 kaki kapalan /Sob/
Angga Priatna
up min
Shinta Sitorus
bahhh ga ada sopan santun nya itu perempuan
Mega Arum
ceritanya jgn monoton dg suudzon trhdp Romli, lbh maju lagi biar ada gregetnya Thoor..
Mega Arum: tambah juga peran orang yg berNama... biar tdk cm seputar tetangga2 Romli aja, lanjut..
total 1 replies
Nadya
makanya rom diem d rmh jd sakit hati kan
Nadya
maghrib2 ngajakin ribut
Selvi
xixixi gas tumbalin aja kang romli org kek gitu
Selvi
rahh.... tumirah bikin gerah gr2 sampean /Awkward/
Selvi
wkwwk ada2 aja tuh perempuan
Ega
niat ngopi mlh jd sakif hati
Ega
wadidaaau
Kiki Hasibuan
up lg thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!