Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Mengaku kekasih.
Thok...Thok... Thok!
Finn benar-benar mengantar Zeline sampai kedepan pintu rumah, bahkan ia sudah mengetuk pintu rumahnya itu dengan sopan.
"Terimakasih banyak Pak Finn. Anda boleh pulang sekarang??" Usir Zeline dengan halus, ia tidak ingin dilihat tetangga ataupun ibunya jika ia pulang bersama seorang lelaki. Sebenarnya ia enggan jika diantar seperti ini tapi mau bagaimana lagi, lagipula ia tidak bisa menolaknya.
Padahal ini baru pertama kalinya juga ada seorang lelaki yang mengantarnya pulang kerumah seperti ini, makannya ia sedikit canggung dan gelisah jika dilihat ibunya ataupun tetangganya.
"Kau mengusirku? Aku hanya ingin memastikanmu masuk rumah dan ada yang membukakan pintu saja. Aku takut ini bukan rumahmu. Siapa tahu kau membohongi ku?"
Astaga! Emang aku ini tukang bohong apa! Dia ini benar-benar persis seperti lelaki bajingan itu!
"Ah iyaa, saya pasti akan segera masuk kok Pak Finn. Tapi Anda pulanglah sekarang, ini beneran rumahku. Sebelum ibuku melihat Anda, nanti urusannya jadi panjang." Jelas Zeline dengan begitu lembut namun sedikit memaksanya untuk segera pergi. Iyaa dia memang berharap lelaki ini segera pergi.
Kenapa si dia tidak pergi-pergi!
Finn sama sekali tidak menggubrisnya.
Pintu itu pun segera terbuka. Ibu Zeline yang melihat kehadiran seorang lelaki ini terkejut. Pasalnya penampilannya yang rapi dan berjas membuatnya langsung bertanya-tanya. Siapa gerangan lelaki tampan ini? Pikirnya.
"Anda siapa? Kenapa pulang bersama putriku Zeline?" Tanya ibu Zeline langsung padanya tanpa basa-basi.
"Sore Bu. Saya Finn. Saya kekasihnya Zeline" Jelas Finn tanpa ragu. Membuat Zeline terkejut tentunya.
"Saya hanya ingin mengantar Zeline pulang dan memastikannya baik-baik saja sampai rumah." Lanjutnya lagi penuh dengan percaya diri. Tidak takut kah ia ditampar? Ia pun tak peduli itu, yang jelas ia hanya ingin menjalankan tugasnya.
"Pak Finn???"
Zeline tentu saja terkejut mendengarnya mengaku kekasih, namun ia tak bisa berkata-kata lagi. Semua ini pasti karena lelaki brengsek itu yang menyuruhnya. Iya, Finn akan melakukan apapun sesuai perintahnya, begitulah yang ia tahu sekarang.
"Wahh, benarkah? Zeline tidak pernah bercerita kalau dia sudah memiliki kekasih. Benar itu Zeline?" Tanya sang Ibu, ingin memastikan benar-benar pada putrinya.
"Bu. A-aku dengannya---"
"Ibu tidak ingin mempersilahkan ku masuk? Oh iya, aku ada sesuatu buat ibu. Tunggulah sebentar." Finn benar-benar mencari perhatian. Ia tidak ingin membiarkan Zeline berbicara pada ibunya kalau mereka bukanlah sepasang kekasih.
"Ini benar Zeline. Ibu rasa kalian benar-benar pacaran?"
Finn terlihat buru-buru mengambil sesuatu itu dimobil dan segera kembali.
"Kenapa kamu tidak bilang pada ibu jika kamu sudah memiliki pacar? Apa dia bosmu? Dia terlihat tampan dan gagah. Pakaiannya juga keren?"
Melihat Finn mendekat keduanya pun terdiam kembali. Finn segera mengulurkan sesuatu yang ada ditangannya itu.
"Ini Bu, untuk Anda. Ini hanya bawaan kecil. Sebagai perkenalanku pada ibu. Semoga ibu menerimanya."
Jadi dia membelikan itu tadi untuk ibuku? Kalau gitu aku tidak akan mampir menemaninya tadi!
Sebelum sampai rumah Finn memang mengajak Zeline untuk mampir ke toko buah dan ternyata itu semua untuk ibunya.
"Ohh tentu saja, terimakasih banyak. Saya sangat senang menerimanya, seharusnya Anda tidak perlu repot-repot seperti ini. Mari masuk, duduk dan istirahatlah terlebih dahulu, akan ibu buatkan minum."
Finn pun dengan senang hati mau masuk atas tawaran itu. Membuat Zeline semakin pasrah dan keduanya langsung duduk diruang tamu itu sekarang.
"Pak Finn. Aku rasa Anda tak perlu melakukan hal ini demi lelaki brengsek itu! Aku tidak ingin Anda terlibat akan ini nantinya. Anda jangan menyiksa diri Anda? Kenapa Anda begitu menghormatinya? Dan kenapa Anda juga begitu nurut denganya sampai-sampai pura-pura menjadi kekasih saya begini? Dia yang menyuruh Anda seperti ini kan?"
"Dia siapa? Tuan Aldigar? Dia adalah segalanya bagiku Zeline, begitu banyak kebaikan yang telah ia berikan kepadaku dan keluargaku. Aku hanya ingin membalas semua kebaikannya, walapun sepertinya aku tidak akan bisa. Aku melakukan ini mungkin lebih ke kebaikan mu juga, bukan demi kebaikannya. Kau akan menanggung malu jika perutmu sudah membesar nanti tanpa adanya seorang ayah yang mengakuinya, cukup disampingku saja, dan biarkan mereka tahu kalau aku ini adalah ayahnya."
"Apa??? Cihhh! Apa Anda sudah gila? Anda sama gilanya seperti dia! Anda dibayar berapa? Aku tidak mau memulai semua kebohongan ini. Aku hanya ingin Tuan Aldigar yang bertanggung jawab! Aku tidak ingin membiarkan ia bersikap seenaknya seperti ini Pak Finn!"
"Jikapun Tuan Aldigar bertanggungjawab padamu, apa kau yakin kau akan sanggup dan kuat untuk masuk kedalam kehidupan keluarganya?"
Lagi-lagi perkataan Finn membuatnya bungkam dan tak bisa berkata-kata lagi. Ibu pun datang juga dengan jamuannya keruang tamu. Membuat keduanya langsung terdiam kembali. Sekarang Finn terlihat mengobrol dengan ibunya Zeline, sementara Zeline hanya terhanyut dalam kesedihannya.
*
*
Finn memang mampir sebentar saja kerumah Zeline, tak lama setelah menghormati jamuan nya itu ia langsung pamit untuk segera pergi. Semua ini hanya formalitas saja setelah ia mengakui Zeline sebagai kekasihnya agar ibunya Zeline mempercayai itu.
"Ibu senang sekali Zeline," Ujarnya langsung setelah kepergian Finn dari rumah itu. Finn yang tak enggan mencicipi jamuannya tadi juga membuat ibu tersenyum.
"Apa yang membuat ibu senang Bu?" Lanjut Zeline dengan menggigit bibir bawahnya. Ia merasa sedih sendiri melihat ibunya yang sepertinya menyukai Finn setelah keduanya berbincang dan berkenalan tadi.
"Yaa..ibu merasa senang saja Zeline, selain kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus kamu juga memiliki kekasih yang kelihatannya dewasa dan baik sama kamu. Ibu merasa lega saja dengan ini, apabila jika ibu nanti pergi lebih awal setidaknya ibu merasa lega kamu sudah kerja di perkantoran dan mendapatkan kekasih yang baik sepertinya."
"Bu, ibu jangan berbicara seperti itu. Apa yang ibu katakan? Itu tidak boleh terjadi! Ibu harus panjang umur, aku tidak ingin ditinggal ibu. Ibu jangan berkata seperti itu lagi! Ibu pasti akan sembuh!"
"Iya Zeline, ibu harap juga begitu. Tapi kamu tahu sendiri kan apa kata dokter? Ibu takut sekali. Ibu ingin sebelum ibu pergi ibu melihat kamu bahagia dulu."
"Bu sudah cukup! Ibu jangan berkata seperti itu lagi, pokoknya aku hanya ingin sama ibu. Ibu sama aku juga pokoknya panjang umur. Ibu jangan berkata yang tidak-tidak lagi ya? Zeline tidak suka Bu,"
Ibu Zeline memang menderita penyakit jantung. Tepat setelah kejadian itu 2 bulan yang lalu. Ibu Zeline sempat drop dan dirawat dirumah sakit. Butuh biaya banyak untuk itu, jadi Zeline meminta uang tebusan pada Aldigar waktu itu untuk membayar biaya rumah sakit ibunya, bukan semata ia meminta bayaran karena Aldigar telah menidurinya. Tapi justru ini malah menjadi bumerang baginya dan Aldigar karena ia hamil.
Ia juga tidak ingin resign dari kantor itu apalagi sampai membuat ibunya sedih, kejadian itu juga jangan sampai ibunya tahu dan membuatnya semakin drop, tapi ia malah hamil begini, ini sungguh membuatnya bingung dan sedih.
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/