Mengisahkan tentang perjuangan seorang gadis kampung yang mencoba mengadu nasib di ibukota, perjalanan hidup membuat dia bertemu dengan seorang pria kaya yang punya sejuta kenangan pahit
Kisah cinta mereka di mulai dengan segudang permasalahan yang hadir, hingga gadis tersebut harus mendapatkan pelecehan di hari pernikahan nya
Apakah gadis tersebut tetap akan menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Rencana
"Sekar aku mau minta maaf untuk kejadian kemarin"
"Lupain aja kak" menundukkan kepalanya, Alvin langsung meraih tangan Sekar
"Kamu dengerin dulu penjelasan aku, setelah itu terserah kamu mau ambil keputusan apapun aku terima" memelas
"Tolong jangan tunjukkan sikap seperti ini kak, tolong jangan buat hati aku melemah"
"Sebenernya saat aku mulai jarang kirim surat ke kamu, keadaan keluarga aku saat itu sedang goyang. Dan perempuan itu yang menanggung semua kebutuhan aku selama ini" Sekar hanya bisa terdiam sambil mengerutkan keningnya
"Tolong jangan diam aja Sekar, perasaan aku tulus ke kamu dan itu ga pernah berubah. Tolong tunggu sampai aku lulus kuliah dan aku janji aku akan segera cari kerja, saat itu aku ga perlu lagi berpura-pura di hadapan perempuan itu" memasang wajah sedih
"Tapi kan ga Alvin bisa cari kerja sampingan kayak aku, ga perlu melakukan hal seperti itu kak"
"Kamu kan tau Sekar aku ga sepintar kamu. Aku harus membayar semua biayanya secara normal" menundukkan kepalanya
"Aku juga ga tau seandainya aku ga dapat bea siswa apa aku bisa melanjutkan kuliah aku, sekarang aku harus gimana? kak Alvin cinta pertama aku" terlihat ragu
"Dasar gadis kampung, cukup sedikit rayuan aku bisa dapatkan dia lagi"
"Jadi aku harus gimana kak?"
"Tertangkap sudah, tinggal selangkah lagi aku bisa merasakan Sekar. Aku mau liat apa cowok sombong itu masih bisa sombong nantinya saat dia tau" tersenyum jahat
"Aku cuma minta pengertian kamu sementara ini, dan aku janji aku akan belajar lebih giat supaya masa depan kita nanti bisa jauh lebih baik"
"Iya kak"
"Kamu harus sabar ya, kita pasti bisa bahagia nanti ke depannya setelah aku sukses" Sekar tersenyum dengan sangat bahagia mendengar semua janji-janji manis yang di ucapkan oleh Alvin
Sedangkan di dalam sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka Nino hanya bisa terdiam melihat mereka berdua "Ternyata selain aneh kamu juga perempuan b*doh, apa kamu ga bisa liat kalo dia cuma sedang berbohong?"
Ervan cuma bisa melihat ekspresi wajah Nino melalui kaca spion "Kalo suka ya utarakan saja pak, jangan sampai anda menjadi susah sendiri, dan ujung-ujungnya saya juga yang akan kebagian susahnya"
"Apa perlu saya tangani pak?"
"Ga usah Van kita balik aja" biar dia juga dapat sedikit pelajaran tentang hidup"
"Baik pak"
Di sepanjang perjalanan Nino hanya berdiam diri dengan wajah yang masam hingga mereka tiba di kediaman Nino, Nino sudah keluar dari mobilnya saat Ervan membukakan pintu
"Mulai besok kita berangkat seperti biasa lagi"
"Baik pak" Nino meninggalkan Ervan dan masuk ke kediamannya, Nino menjatuhkan dirinya ke atas sofa di dalam kamarnya
"Aku ga bisa kalo harus terang-terangan seperti laki-laki itu, tapi apa kamu ga bisa ngerasain sedikit aja perasaan aku yang beda ke kamu"
Sedangkan Ervan menepikan mobilnya di tepi jalan dan segera menghubungi orang kepercayaannya, Ervan memerintahkan agar selalu mengikuti kemana pun Sekar pergi. Baru saja Ervan mematikan ponselnya sang bos besar dan sudah menghubungi dirinya
"Pasti mau itu" membuang napasnya dengan kasar. "Ya pak"
"Van kirim orang untuk ngikutin dia dari jauh, perempuan itu b*doh"
"Baik pak" Nino langsung mematikan sambungan teleponnya
"Apapun yang bapak mau saya sudah tau pak, tinggal tunggu kapan bapak berani untuk maju" Ervan kembali melajukan mobilnya ke apartemennya, sekretaris pribadi dari Nino memutuskan mengistirahatkan tubuh dan otaknya pada saat itu
Sedangkan Sekar pulang ke rumah kontrakan dengan hati yang berbunga apalagi saat Alvin mencium keningnya sebelum berpisah, serasa seluruh dunia Sekar berubah dalam sekejap. Sekar bahkan berjanji di dalam hatinya akan menunggu semua janji-janji yang di ucapkan oleh Alvin
Saat pagi menyapa Sekar seperti biasa akan melakukan semua ritual yang di butuhkan, dia pun pergi ke tempat kerja bersama dengan Jajang. Karena perintah sudah turun agar dia tak datang terlalu pagi
Satu hal yang berbeda di hari itu adalah dia tak melihat Nino hadir ke ruangan kerjanya sebelum dia menyelesaikan segala urusannya di dalam ruangan tersebut, hari itu juga Nino tak mengerjai dirinya seperti hari-hari sebelumnya dengan banyak permintaan. Nino seperti menjadi sosok yang berbeda
Saat jam makan siang tiba makanan yang datang pun cukup banyak seperti hari sebelumnya, Sekar mengantarkan makanan Nino ke dalam ruang kerjanya. Dan hari ini Nino tidak meminta Sekar untuk menemani dirinya makan, Sekar memakan makan siangnya di ruang pantry
"Jadi kayak ada yang beda sama Nino hari ini, tapi ya udah deh mungkin dia lagi sibuk" Sekar berucap di dalam hatinya saat menyantap makan siangnya
Saat pulang kerja Alvin sudah kembali berada di luar gedung pencakar langit tersebut menunggu kehadiran Sekar, wajah Sekar langsung sumringah melihat sang pujaan hati melakukan itu semua. Hari itu Alvin membawa Sekar makan malam terlebih dahulu dan baru mengantarkan Sekar kembali ke rumah kontrakannya
Hari berikutnya sikap Nino masih seperti itu walaupun Nino tak melihat secara langsung Sekar bertemu dengan Alvin, bukan berarti Nino tidak tau apapun yang mereka lakukan karena orang suruhan Nino selalu mengikuti ke mana pun mereka pergi
Dan terus berlalu seperti itu hingga hari ke enam Sekar bekerja di gedung itu, dan hari ini Alvin berencana melancarkan serangannya sebelum besok para murid baru aktif di kampus mereka
Setelah pulang kerja Sekar kembali di jemput oleh Alvin dan Alvin sekali ini membawa Sekar ke sebuah mini bar, Sekar merasakan kurang nyaman berada di tempat itu
"Kak kita ngapain ke sini?"
"Ngilangin penat, kan besok kamu pasti udah mulai sibuk dengan kerjaan kamu dan di kampus" tersenyum
"Kita pulang aja yuk kak"
"Ok sayang sebentar lagi kita akan pulang, pulang merasakan kenikmatan yang sebenarnya" tersenyum jahat
"Ok kita ga lama di sini, aku pesen minum dulu abis minum kita pulang ya" Alvin berjalan menuju ke arah bar dan memesan sebuah minuman keras dan segelas orange jus
Alvin kembali ke meja mereka membawa dua minuman tersebut Alvin memberikan minuman itu ke Sekar
"Minuman kak Alvin kok kayak aneh gitu warnanya ya? apa sekarang kak Alvin jadi suka minum minuman keras?" Sekar tak mau ambil pusing dan meminum minumannya, dia hanya ingin segera pergi dari tempat yang membuat dirinya tak nyaman tersebut
Sedangkan di ruang kerjanya Nino baru saja mendapatkan kabar bahwa Sekar di bawa ke sebuah mini bar, Nino bergegas meninggalkan ruang kerjanya dan sudah pasti di dampingi oleh sang pendamping yang tak lain adalah Ervan