NovelToon NovelToon
Takut Gak Sih

Takut Gak Sih

Status: sedang berlangsung
Genre:Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.

menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bergabungnya Galang

Galang membuka matanya secara perlahan, pandangannya kembali ke masa sekarang.

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan, bocah? Apakah kamu mau main main dengan kematian anak saya?" Tanya Pak Lukman dengan geram.

Sementara Cahaya masih mevideokan Galang yang secara perlahan berdiri dari duduknya, tatapan matanya langsung menatap tajam Pak Lukman.

"Manusia munafik!" Geram Galang kemudian dia memukul pipi kanan Pak Lukman dengan keras, membuat Pak Lukman tersungkur di lantai.

"Bajingan!" Pak Lukman yang tidak terima langsung bangkit berdiri, perkelahian pun terjadi.

Cahaya langsung berteriak sekeras mungkin meminta pertolongan.

Hingga akhirnya banyak warga yang keluar dari rumah mereka dan berusaha melerai pertarungan itu.

Tampak Pak Lukman di pukuli habis habisan oleh Galang, Galang berhenti ketika lima warga memegangi tubuhnya.

Sementara Pak Lukman duduk dengan wajah babak belur dan penuh memar.

"Ada apa ini?!" Tanya Kades Desa Keramat dengan bingung.

"Ngga usah pura pura tidak tahu kades busuk! Kamu, Lukman dan delapan temanmu itu yang membunuh Siti bahkan kamu juga telah menyuap polisi untuk tidak menyelidiki kasus ini lebih lanjut!" Bentak Galang.

Semua warga terkejut, mereka menatap Pak Kades dan Lukman secara bergantian.

Pak Kades tersenyum tipis, bukan senyum ketenangan namun penuh kelicikan, "memangnya atas dasar apa kamu menduhku? Kamu punya bukti apa?" Tanyanya dengan senyum sinis.

Kemudian ia melanjutkan, "kamu di sini hanyalah orang asing, bahkan di sini tidak ada yang mengenal siapa kamu. Dan sekarang kamu menuduhku dan sembilan warga lain termasuk Pak Lukman yang membunuh Siti? Atas dasar apa kamu berbicara seperti itu?"

Galang terdiam, ia memang terlalu gegabah menuduh tanpa bukti.

Namun sebelum para warga menyoraki galang sebuah suara terdengar, "Aku punya buktinya!"

Semua menatap sumber suara, tampak Ilham, dan ayahnya yang bernama Pak Bram datang bersama beberapa polisi.

"Ilham Bram?"

"Aku punya bukti atas kebusukan kalian semua?!" Teriak Bram dengan murka.

Ia mengeluarkan ponselnya yang menunjukan video pengakuan seorang polisi, bahwa dia di suap oleh Pak Kades untuk tidak menyelidiki lebih lanjut tentang kasus kematian Siti.

"Aku telah menangkap 2 polisi yang kamu suap itu, dua polisi itu kini sudah mendekam di penjara! Mereka telah mengakui betapa busuknya perbuatanmu!" Teriak Bram.

Beberapa polisi di belakang Bram dan Ilham juga menunjukan video CCTV di mana terlihat Pak Kades, Lukman dan kedelapan warga yang berjalan menuju ke rumah Pak Lukman di sore kala itu, yang berarti alibi mereka yang berada di ladang adalah kebohongan dan mereka tidak dapat mengelak lagi.

Semua orang langsung menatap tajam Kades dan Lukman, beberapa bahkan ada yang tidak dapat menahan amarah dan memukuli keduanya, namun dapat di cegah oleh para pihak aparat.

Kasus itu akhirnya selesai, hari itu juga Pak Kades, Pak Lukman dan kedelapan warga lainnya di tangkap dan di bawa ke kantor polisi untuk di berikan hukuman atas tindakan mereka.

Galang menghela nafas lega, ia mengabaikan semua warga dan berjalan hendak pergi dari desa Keramat ini.

Namun sebelum ia benar benar pergi, Bram, Ilham dan Cahaya datang menghampiri Galang dengan Cahaya yang masih memvideokan Galang.

"Mas, saya benar benar berterimakasih. Berkat anda kebusukan Pak Lukman dapat terbongkar." Ucap Ilham.

Pak Bram tampak mengeluarkan tumpukam uang merah, "Sebagai tanda terimakasih dari saya--" sebelum Pak Bram menyelesaikan kalimatnya Galang terlebih dahulu memotong.

"Saya melakukan ini karena saya ikhlas pak, saya tidak mengharapkan imbalan apapun dan ini juga kewajiban saya untuk menolong sesama. Selain itu saya tidak berkontribusi terlalu besar, anda dan mas ilham yang mencari semua bukti tanpa saya pun kasus kematian itu dapat terungkap....

Sekali lagi maaf saya tidak dapat menerimanya..." Ucap Galang ia kemudian memberikan salam dan kembali berjalan pergi.

Ketiga orang itu mematung menatap punggung galang, namun tiba tiba Galang berhenti dia berbalik dan tersenyum menatap ilham.

"Kamu mendapatkan pesan dari siti, dia mengatakan bahwa dia sangat mencintaimu, terimakasih atas apa yang kamu berikan selama ini. Kalung, cincin emas, dan baju baju yang kamu berikan... kamu adalah laki laki terbaik yang pernah dia temui selama hidupnya." Ucap Galang dia kemudian kembali melanjutkan perjalanannya.

Ilham tampak begitu terkejut, air matanya menetes ia menengadah menatap langit, "Aku juga mencintaimu Siti, sangat! Aku sangat mencintaimu hanya ini yang dapat aku lakukan semoga kamu bahagia di alam sana walaupun impian kita gagal untuk di wujudkan..." Batin Ilham.

Tampak arwah siti melayang di atas tersenyum menatap Ilham sebelum akhirnya menghilang begitu saja.

Sementara Cahaya langsung mematikan ponselnya dan berlari mengejar Galang.

"Hei, Hei! Tunggu sebentar!" Teriaknya.

Galang berhenti, ia berbalik dan melihat Cahaya datang menghampirinya.

Cahaya berhenti tepat di depan Galang, "Apakah kamu ini indigo?" Tanyanya dengan nafas memburu.

Galang menyipitkan matanya, "ya, memangnya kenapa?" Tanyanya.

Cahaya tersenyum, "kalau begitu selamat datang di Chanelku kamu sekarang akan menjadi bagian dari timku!"

"Hah?!" Galang kaget, "Aku bahkan belum menyetujui ajakanmu? Mengapa kamu sudah merektrutku?"

Cahaya menggaruk kepalanya dengan bingung, "iya juga ya.... tapi ayolah menjadi bagian dari timku tidak terlalu buruk, kita akan berkeliling nusantara mengungkapkan misteri di berbagai, Desa dan Pulau itu pasti sangat menyenangkan bagaimana?"

Galang termenung, "jika aku mengikuti you touber ini jelas aku akan bertemu banyak sekali arwah yang meminta pertolongan namun lebih mudah mencari bukti kematian mereka, hmmm.... jika aku menolaknya aku justru sendirian dan terkesan akan sangat sulit mencari bukti untuk setiap kasus apa aku terima saja ajakan dia?" Batin Galang.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Galang menjawab, "Hmmm... baiklah!"

Cahaya tersenyum kemudian mengulurkan tangannya, "selamat bergabung!"

***

Sore hari itu juga Galang dan Cahaya pulang, bukan menuju ke Malang melainkan Semarang. Karena Galang adalah sekarang bagian dari tim Cahaya Nusantara kini ia tinggal di sebuah rumah besar di Ungaran Semarang.

Galang dan Cahaya sampai di sana pada malam hari, Galang begitu terkejut melihat betapa besarnya rumah itu, baru kali ini ia melihat rumah sebesar ini. Pembantu juga tampak bekerja di mana mana.

"Ini rumahmu?" Tanya Galang.

Cahaya menggeleng, "bukan, mana mungkin aku punya rumah sebesar ini. Ini adalah rumah kedua orang tuaku.." jawabnya.

Setelah memperkenalkan Galang kepada seluruh penghuni rumah, Galang dan Cahaya membersihkan tubuh mereka masing masing kemudian makan malam.

Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat, pagi hari telah tiba di kamarnya Cahaya tampak bengong menatap video hasil kontennya bersama Galang di desa Keramat.

Video itu tampak di banjir komentar dari berbagai akun dan di tonton lebih dari ratusan ribu orang, baru kali ini Cahaya mendapati videonya di tonton ratusan ribu orang.

Ia senang bukan kepalang sembari membaca setiap komentar di video itu.

"Wow keren banget! Zaman sekarang masih ada manusia indigo!"

"Ini jelas banget bukan setingan sih, masa iya setingan sampai sampai polisi dateng! Dan pemuda itu yang memukuli Lukman juga terlihat asli bukan setingan!"

Banyak komentar pujian tentang video itu, lebih banyak memuji aksi Galang yang tanpa ragu memukuli Pak Lukman seolah Galang sudah tahu bahwa Pak Lukman pelakunya sebelum para polisi datang membawa bukti.

Tidak sedikit pula komentar yang mengrequest tempat tempat tertentu.

"Kak, mampir ke kosanku kak, jadi kamarku itu ada di kamar nomer lima belas kak, Aku ada di lantai nomer tiga dan di setiap lantai hanya ada lima kamar. Nah aku tinggal di kamar nomer 14 kak, setiap malam aku selalu denger suara tangis wanita di kamar 15 kak, padahal kamar itu kosong. Dan parahnya lagi waktu maghrib aku pernah melihat penampakan wajah kuntilanak di jendela kamar nomer 15. kosanku di

1
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
dendam sama ibunya kok anaknya yang dibunuh 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
ohhh ga semua kru tinggal di rumah vina ya
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
harusnya yang ga bersalah ga usah diteror 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
laaah parah nge jual anak sendiri 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!