NovelToon NovelToon
Pesona Kakak Posesif

Pesona Kakak Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:495
Nilai: 5
Nama Author: Dwi Asti A

Jika bukan cinta, lalu apa arti ciuman itu? apakah dirinya hanya sebuah kelinci percobaan?
Pertanyaan itu selalu muncul di benak Hanin setelah kejadian Satya, kakaknya menciumnya tiba-tiba untuk pertama kali.
Sayangnya pertanyaan itu tak pernah terjawab.
Sebuah kebenaran yang terungkap, membuat hubungan persaudaraan mereka yang indah mulai memudar. Satya berubah menjadi sosok kakak yang dingin dan acuh, bahkan memutuskan meninggalkan Hanin demi menghindarinya.
Apakah Hanin akan menyerah dengan cintanya yang tak berbalas dan memilih laki-laki lain?
Ataukah lebih mengalah dengan mempertahankan hubungan persaudaraan mereka selama ini asalkan tetap bersama dengan Satya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Asti A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasangan Yang Manis

(Sebelum kecelakaan)

Sebuah kendaraan sport berwarna hitam mengkilap berhenti mendadak di depan pintu gerbang sebuah sekolah menengah atas di Yogyakarta, yang pintu gerbangnya nyaris ditutup.

“Tunggu, Pak!!” Teriak seorang gadis pembonceng motor itu yang bergegas turun mencegah satpam sekolah menutup pintu gerbang. Membuka helmnya hingga terlihat raut wajahnya yang manis. Rambutnya yang panjang dia biarkan tergerai tersapu angin pagi hari.

Hanin Menghampiri satpam berusia tiga puluh tahunan itu dan bersikap sok akrab.

“Pak Juan, kalau belum melihat Hani masuk jangan buru-buru ditutup pintu gerbangnya ya. Memang Bapak mau Hani menunggu di luar?” rayu Hanin sembari merangkul satpam bernama Juan itu.

“Lah, Non Hanin kenapa baru datang, ini lihat jam berapa sekarang?” balas Juan sembari menunjuk jam di pergelangan tangannya.

“Hani kesiangan, Pak,” alasan Hanin sembari garuk-garuk kepala meskipun tak gatal. Dia pun melirik ke arah Satya yang tengah mendorong motor melewati pintu gerbang di belakang satpam.

“Kalau besok diulang lagi ...,”

“Terima kasih, Pak Juan yang ganteng ...!” ucap Hanin sambil berlari pergi tanpa mendengarkan penjelasan Juan. “Nanti Hani traktir bakso deh!” teriaknya.

Juan bukannya tak menyadari kelakuan dua kakak beradik itu yang berusaha mengakali dirinya. Namun, sengaja dia membiarkannya.

“Kebiasaan mereka berdua, kalau bukan anak-anak baik pasti aku laporkan ke guru BK,” gumam Juan sembari menutup pintu gerbang.

Satya dan Hanin berlarian di koridor sekolah yang sudah sepi menuju ruang kelas mereka di lantai tiga. Sangat melelahkan, tapi mereka harus cepat-cepat.

“Tunggu Hani, Kak!” teriak Hanin yang sudah kepayahan berlari dengan nafas ngos-ngosan.

“Cepatlah!” sahut Satya, lalu berhenti berlari untuk menunggunya. Meraih tangan Hanin begitu gadis itu tiba di hadapannya dan mereka kembali berjalan menaiki tangga yang ke dua.

Setelah berhasil melalui satpam Juan, mereka harus mempersiapkan diri menghadapi guru di ruang kelas mereka. Memikirkan alasan keterlambatan mereka kembali yang tidak hanya sekali atau dua kali.

Tiba di depan ruang kelas, mereka berhenti untuk mengatur nafas.

“Kali ini, Kak Satya yang menjelaskan alasannya,” ujar Hanin dengan suara putus-putus.

“Bukankah memang setiap hari kakak yang menjelaskan. Meskipun ini gara-gara dirimu terlalu lama berdandan,” balas Satya menunjuk kening Hanin yang wajahnya juga memerah dan kening berkeringat.

“Kak Satya tenang saja, Hani yang traktir makan di kantin nanti.” Kembali Hanin berusaha menyuap, kali ini kepada Satya.

“Banyak uang kau rupanya?” sindir Satya.

Hanin tak menjawab, meskipun mereka tengah terburu-buru dan tegang, Hanin masih sempatkan mengelap peluh di kening Satya dengan sapu tangan miliknya. Kemudian merapikan pakaian mereka masing-masing sebelum kemudian Satya mengetuk pintu beberapa kali saat tak kunjung ada sahutan.

Tak terdengar sahutan dari dalam ruangan, penasaran Satya pun mendorong pintu pelan. Satya sadar ada tali aneh di gagang pintu, sayang tangannya terlanjur mendorong pintu itu, Satya dengan cepat mengambil inisiatif melindungi kepala mereka berdua dengan tas miliknya. Bubuk putih bertaburan di atas kepala mereka berdua yang beruntung terlindungi tas milik Satya.

••

Tiga orang teman sekelas mereka yang diduga pelaku kejahilan itu pun diadili di dalam ruangan. Mereka adalah Mitha, Rio dan Zaki. Saat itu belum ada guru yang masuk kelas pagi itu. Guru mata pelajaran di jam pertama dan ke dua kabarnya tidak hadir hari itu, dan belum satu pun guru yang datang untuk mengisi di jam kosong.

“Kita apakan mereka, Hani?” tanya Satya, berdiri di samping Hanin. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada, lalu menatap tiga teman mereka yang pasrah, bersandar pada tembok siap menerima hukuman atas kejahilan mereka memasang bubuk kapur tulis di atas pintu.

Mendapatkan pertanyaan itu Hanin terdiam berpikir. Tak butuh terlalu lama sepertinya Hanin telah menemukan ide. Dia mengambil sesuatu dari tas miliknya. Sebuah lipstik ditunjukkannya pada Satya.

“Kau membawa benda itu, kalau ketahuan guru kau bisa didenda, Hani.”

“Kakak tenang saja, mereka tidak akan mengetahuinya,” ucap Hanin penuh percaya diri. Dia pun melakukan apa yang ingin di lakukan dengan benda itu kepada Rio, Zaki dan Mitha. Melukis wajah ke tiga temannya seperti karakter kucing, badut dan Panda. Melihat apa yang dilakukan Hanin dengan wajah ke tiga temannya, seisi ruang kelas menertawakan penampilan mereka bertiga karena riasan yang lucu.

“Kau jago juga melukis,” puji Satya, seketika membuat Hanin menjadi besar kepala.

“Kalau saja ponsel tak disita kita sudah mengabadikan wajah lucu mereka, lalu kita pajang di Mading,” kata seorang siswa disusul tawa lainnya.

Ketiga temannya pun tak berani melawan saat Hanin mencoret-coret wajah mereka, karena Satya selalu menunjukkan kepalan tangannya ke arah mereka.

“Sekarang boleh kita pergi, Hanin?” rengek Mitha.

“Benar, kalau ada guru yang melihat ini kita semua akan dihukum.” Rio berdalih.

“Makanya lain kali pikirkan jika ingin mengerjai orang. Untung kita yang kena dan bukan guru,” balas Hanin.

Saat itu Dirga masuk. Semua mata tertuju pada Dirga yang tampaknya membawa tugas-tugas untuk mereka kerjakan. Dirga sang ketua kelas mereka. Saat melihat wajah ketiga temannya dia menyuruh mereka bertiga untuk pergi membersihkan diri, mengakhiri hukuman Hanin pada mereka bertiga.

Suasana berubah. Semua kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas dari guru. Karena tak ada guru di dalam kelas sesekali mereka bercanda, berlarian hingga menimbulkan berisik di dalam ruangan. Dirga dengan sikap tegasnya sebagai ketua kelas terus mengingatkan mereka supaya kembali tenang.

Walaupun berada dalam satu kelas bersama Satya, Hanin dipasangkan duduk dengan siswa lain bernama Rudy dan bukan dengan Satya. Bukan tanpa alasan, sikap Hanin dan Satya terlalu manis satu sama lain membuat teman-teman mereka iri.

Di kursi sebelahnya Satya duduk bersama dengan Dirga. Saat tak ada guru di kelas, Satya minta bertukar duduk dengan Rudy yang tak bisa menolak permintaan Satya.

Usia Hanin dua tahun lebih muda dari Satya. Namun, saat berusia belum genap enam tahun Hanin merasa iri melihat Satya pergi sekolah. Kedua orang tua mereka pun memutuskan menyekolahkan keduanya secara bersamaan.

Hanin dan Satya cukup populer di sekolah, banyak yang merasa iri melihat keakraban keduanya yang hampir selalu bersama di mana pun, kecuali di toilet.

Hanin yang periang dan Satya yang cool menjadi identitas mereka di sekolah. Saat ada siswa yang mencoba mendekati Hanin, Satya berusaha menjaganya dari gangguan mereka. Satya tak segan mengancam dengan pukulan jika berani mengganggu Hanin. Tak jarang yang akhirnya takut mendekati Hanin karena Satya.

”Kau terlalu over protektif, Satya, kalau sikapmu seperti ini terus kepada adikmu bagaimana bisa dia memiliki pacar,” ujar Zaki saat mereka duduk di depan kelas dekat dengan balkon. Tak jauh dari mereka Hanin tengah mengobrol dengan beberapa temannya.

“Apa yang aku lakukan salah? Aku menjaganya sebagai seorang kakak, dan kau bisa lihat sendiri tak ada anak laki-laki yang benar-benar baik yang mendekati Hani. Semua hanya ingin menggodanya saja.”

“Kau saja yang selalu berpikir negatif.”

“Kau pasti akan melakukan hal yang sama jika memiliki adik perempuan, Zaki.”

Zaki sependapat dengan ucapan Satya kali ini. Lagi pula berdebat panjang lebar dengan Satya tidak akan ada habisnya. Meskipun Satya pemuda yang tak banyak bicara. Namun, sekali berbicara tak akan ada yang mampu untuk membantahnya.

Suasana tenang di koridor berubah menjadi riuh. Dari ujung koridor terlihat segerombolan siswi mengikuti tiga siswa laki-laki dengan seragam yang sama berjalan tampak maskulin menuju ke arah Hanin dan teman-temannya.

Zaki lebih dulu menyadari kehadiran mereka ketimbang Satya yang sibuk dengan buku komik di tangannya.

“Kau tahu siapa siswa baru itu?” tanya Zaki pada Satya.

“Sejak kapan ada siswa baru?” Satya balik bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari buku di tangannya.

“Baru hari ini, aku dengar dari pembicaraan anak-anak di kantin. Rupanya memang benar ada siswa baru, dan aku rasa dia akan menjadi sainganmu di sekolah ini, Satya.” Zaki memperhatikan sikap siswa baru itu saat mendekati Hanin.

Satya tersenyum dalam hati.

“Saingan apa? Kenapa juga aku harus merasa seperti itu.”

“Karena penampilannya juga tak kalah keren, wajahnya tampan, tingginya bahkan melebihi tinggimu Satya.”

“Tinggiku 170,” kata Satya.

“Mungkin dia 180,” balas Zaki.

“Dia pasti seorang model,” tebak Satya sembari membalik lembaran buku komiknya.

Meskipun Zaki mengoceh tentang siswa baru itu, tak satu pun yang membuat Satya tertarik untuk mengetahuinya. Cerita komik itu nampaknya lebih menarik dari perkataan Zaki.

“Menurutku dia juga jago main basket.”

“Apa peduliku?” tanggapan Satya tetap acuh.

Satya masih serius membaca komik. Zaki pun tak melepas pandangannya dari kerumunan para siswi dan anak baru itu.

“Menurutku kau harus peduli kali ini Satya, karena dia sekarang mendekati gadis kecilmu itu.”

1
D Asti
Semoga suka, baca kelanjutannya akan semakin seru loh
María Paula
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Majin Boo
Sudut pandang baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!