NovelToon NovelToon
Nikah Sat Set

Nikah Sat Set

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Time Travel / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:288
Nilai: 5
Nama Author: Alrumi

Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Suka

"Hmm... ya sudah, kalau gitu aku pun ikut sarapan saja di sini. Kebetulan juga aku belum sarapan dari rumah. Lumayan kan untuk menghemat makanan di rumah. Hehehe..." ucap si penelpon.

Dengan cepatnya Misel memutar bola matanya itu dengan malas.

"Hey... wajahmu kenapa terlihat tidak suka sekali aku bilang mau ikut makan? Apa kamu ngga ikhlas aku numpang makan di rumah mu ini." ucap si penelpon pada Misel.

"Ya iya lah, aku ngga ikhlas, kamu tau karena apa?" ucap Misel sambil menunjuk si penelpon yang tak lain dan tak bukan itu adalah Resa.

Kepala Resa pun dengan cepat langsung menggeleng yang menandakan bahwa ia tidak mengetahui apa yang Misel maksud tersebut.

"Ck... kamu pasti merespon seperti itu, karena kamu mana tau rasanya di abiskan makanan milik ku oleh mu yang tak ingat sedikit pun pada yang punya makanan. Ck... menyebalkan!!" ucap Misel dengan lantang.

"Hehehe... aku inget loh Misel, buktinya aku suka nawarin kamu kalau aku mau tambah makan lagi. Itu kan aku inget kamu." ucap Resa dengan tak tahu dirinya.

"Apaan kaya gitu, itu namanya kamu... aish... sudahlah, mau sampai kapan aku berdebat sama kamu. Nanti keburu mati kelaparan aku kalau terus bisa sama kamu ini." ucap misal yang kini sudah duduk di kursi meja makan.

Tak lama setelah itu, Resa pun ikut duduk di kursi meja makan dengan Misel.

Beberapa menit kemudian mereka berdua. Kini telah selesai sarapan.

"Uh... kenyangnya, terlalu banyak aku makan Misel. Sampai kembung gini perut ku." Ucap Resa ambil memegang perutnya.

"Mau gimana ngga kenyang, makanan yang ada disini aja, semua kamu yang abiskan. Jelas kamu akan kekenyangan." ucap Misel sambil menunjuk bekas makanan yang sudah di makan Resa yang terlihat begitu banyak menumpuk.

"Hehehe... abisnya sayang kan, kalau ngga di abiskan. Jadi ya aku abiskan saja." ucap Resa.

"Hmm..." ucap Misel yang sudah malas.

Beberapa menit setelah sarapan, Misel pun mulai berbicara.

"Ayo berangkat, udah mulai siang nih. Ntar, lama nyampenya." ucap Misel sambil berdiri dari duduknya.

"Sebentar lagi napa Misel, perut ku masih kekenyangan ini." ucap Resa.

"Ya sudah kalau kamu mau nanti, aku pergi duluan aja. Bye..." ucap Misel yang kini langsung bergegas mengambil tas lalu bersiap untuk membuka pintu.

Resa yang panik takut ditinggal Misel. Ia kini langsung berdiri dan mengambil tasnya dengan cepat. Lalu menyusul Misel yang sudah berada di dekat pintu.

"Tunggu Misel, aku ngga mau di tinggal. Malah langsung nyelonong aja pergi." ucap Resa yang kini sudah berada di belakang Misel.

"Lagian kamu itu lama, makannya aku tinggal aja." ucap Misel yang sedang membuka pintu.

Ceklek....

Pintu rumah pun terbuka, Misel dan Resa kini sudah berada di luar rumah.

Tanpa menunggu lama, Misel langsung pergi meninggalkan Resa yang sedang menutup pintu.

"Misel ini ya, bukannya nunggu. Ini malah ditinggal, sungguh menyebalkan! kalau bukan sahabat udah aku tendang dari belakang. Biar nyungsep badannya ke jurang. Terus di makan buaya. Hahaha..." ucap Resa.

"Hey... jangan ngata-ngatain kamu. Aku masih dengar ucapan mu itu. Awas nanti berbalik sama kamu baru tau rasa." Ucap Misel yang sedang berjalan.

"Tajam juga ternyata pendengarannya. Hem... iya, aku ngga ngomongin kamu lagi. Tapi tunggu aku napa, jangan ditinggal kaya gini. " ucap Resa yang sedang berlari untuk menyusul Misel yang sudah berada jauh dari jarak dirinya saat ini.

"Kejar saja, jangan manja harus ditungguin." ucap Misel yang tak sedikit pun menunggu Resa. Bahkan tak hanya itu, ia juga malah mempercepat langkah kakinya. Sehingga jarak mereka bukannya semakin dekat. Melainkan semakin jauh.

"Ck... sahabat apa kaya gini, bukannya nunggu. Malah di percepat langkah kakinya. Aku sumpahin kamu cepet nikah. Biar ntar suami mu ngerasain di tinggal sama istri nya yang super duper nyebelin!!! ucap Resa tanpa sadar karena terlanjur kesal pada Misel.

"Mana mempan sumpah mu itu, Resa." ucap Misel dari kejauhan.

"Hey... denger ya, ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini. Asal kamu tau aja, ucapan ku ini. Akan jadi kenyataan liat saja nanti." ucap Resa tak mau kalah.

"Ya, ya kita lihat saja nanti. Siapa yang akan menang." ucap Misel dengan malasnya.

"Oke, kita lihat dan bukti kan nanti." ucap Resa.

30 menit kemudian, mereka berdua kini sudah berada di pertengahan jalan dan waktu pun sudah memperlihatkan matahari yang akan terbit.

Selain itu, suasana alam pun begitu terasa, karena banyaknya suara hewan yang sering berbunyi di pagi hari. Suasana asri dan sejuk, begitu terasa sampai menembus tulang.

Namun, beda hal dengan Resa yang sudah lelah berjalan selama 30 menit ini. Ia begitu sangat kelelahan.

"Uh... capek sekali Misel, duduk sebentar napa, nafas ku sudah putus-putus gini." ucap Resa yang kini sudah duduk sambil meluruskan kakinya dan berusaha menormalkan kembali nafasnya.

"Payah sekali kamu Resa, baru juga 30 menit jalan. Sudah mengeluh saja." ucap Misel yang meledek Resa.

"Namanya juga capek, siapa yang bisa ngerasain selain diri sendiri. Kamu pun tak bisa merasakan selain aku yang ngerasain. Makannya kamu bilang seperti itu barusan." ucap Resa tak terima dengan ucapan Misel barusan.

"Hmm... iya deh iya, maafin aku yang udah buat kamu tersinggung seperti ini." ucap Misel yang mulai merasa bersalah.

"Iya gapapa, tapi lain kali jangan lah kamu berucap seperti itu. Sakit nih hati aku, karena mendengar ucapan mu itu." ucap Resa yang malah berlebihan.

"Lebay sekali kamu Resa. Sudah, nih ambilah. Aku rasa kamu membutuhkan ini saat ini." ucap Misel yang kini memberikan sebotol minum kepada Resa.

Dengan mata yang berbinar, Resa pun menerima botol minum tersebut dengan cepat dari tangan Misel.

"Ya ampun Misel, kamu pengertian sekali. Ternyata kamu punya jiwa baik juga." ucap Resa yang langsung membuka kemasan botol minum yang diberikan Misel kepadanya.

Misel yang mendengar ucapan resa pun hanya memutar bola matanya malas. Karena mendengar ucapan Resa tersebut pada dirinya. Gimana tidak direspon seperti itu oleh Misel. Karena baru saja beberapa menit yang lalu. Resa mengatai dirinya yang tidak-tidak.Tapi setelah ia diberi minum. Ia malah mengucapkan kata-kata menyebalkan seperti itu. Seperti orang yang suka menjilat omongan. Dimana ia akan berkata baik saat di depan orang yang akan ia puji. Namun, setelah orang itu pergi. Maka orang itulah yang akan menjadi bahan pembicaraan nya dengan orang lain. Bahkan tak segan-segan ia akan menceritakan keburukan orang tersebut pada orang lain. Itulah yang sering dikatain menjilat ucapan sendiri.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!