Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ku hajar kalian
Setelah selesai dengan mata kuliahnya Sierra harus bergegas pergi ke salah satu toko yang tidak jauh dari universitas tempatnya kuliah. ketika dia hendak menaiki motor tua kesayangannya itu Sierra langsung dihentikan oleh Amanda.
"Hai cewek miskin, jangan berani-berani kamu menggoda pak Christopher ya." ucap Amanda.
Sierra yang hendak memakai helm itu dia langsung meletakkan helmnya, Dia sedikit tersenyum kemudian menatap Amanda dari ujung rambut sampai ujung kaki. kalau mau saingan sama aku harus menaikkan level cantikmu itu," jawab Sierra yang kemudian menghidupkan motornya.
Motor Harley Davidson keluaran lama itu menjadi teman setia kemanapun Sierra pergi. tak ada yang lain karena seluruh harta yang dimiliki oleh kedua orang tua Sierra sekarang sudah dikuasai oleh keluarga paman dan bibinya.
*Swalayan Honey*
"Sore bos." Sierra memasuki swalayan tempat dia bekerja. Dia di sambut oleh seorang pria setengah baya yang bernama Tuan Stinky yang selalu menjadi teman hangat untuk Sierra.
"Cepat kamu ganti pakaianmu, hari ini banyak pembeli yang berdatangan." jawab Tuan Stinky yang kemudian meminta dua karyawannya yang lain untuk bergegas melayani para pembeli.
Tuan Stinky yang dikenal sangat pelit itu selalu menjadi bahan pembicaraan para karyawannya, namun ketika dia bersama Sierra, pria berumur 50 tahun itu selalu bersikap hangat. Mungkin karena tuan Stinky tahu bagaimana menderitanya hidup Sierra.
"Sierra." panggil salah satu teman satu pekerjaan Sierra.
"Iya ada apa." jawab Sierra.
"Tadi ada beberapa pria yang mencarimu, katanya kamu disuruh membayar hutang." jawab kata teman Sierra.
"Hutang? memangnya siapa yang berhutang? aku tidak pernah tuh berhutang." jawab Sierra.
"Katanya kamu disuruh melunasi hutang-hutang paman dan bibimu, jika tidak kamu akan dimasukkan ke penjara." jawab Nina.
Sierra menghela nafas cukup dalam, selalu saja paman dan bibinya berbuat seenak kepala mereka. mereka yang berhutang para penagih hutang akan diarahkan ke tempat Sierra. Sesaat kemudian tiga pria kembali datang ke swalayan tempat Sierra bekerja, mereka nampak begitu marah hingga membuat beberapa pengunjung swalayan langsung berhamburan ketakutan.
"Gadis kecil! gadis kecil!" seru 3 preman yang sudah datang ke swalayan.
"Hei! kenapa kalian kembali lagi! Cepat pergi, jika tidak akan kutembak kepalamu!" ancam Tuan Stinky.
"Dasar pria tua tidak tahu diri, Apa kamu mau aku tembak balik!" 3 preman itu berbalik mengancam tuan Stinky.
Sierra yang mendengar suara teriakan itu seketika dia keluar, sebelum itu dia mengambil tongkat baseball yang ada di rak pajangan. Sierra sudah tidak mampu lagi berpikir mengenai Apa yang dilakukan oleh paman dan bibinya.
"Kalian mau apa lagi kemari!" seru Sierra.
"Cepat lunasi hutang-hutangmu." jawab 3 preman.
"Yang berhutang itu mereka, Kenapa kalian kemari menagih aku! pergilah ke tempat mereka, jika tidak akan ku patahkan kaki kalian sekarang juga!" bentak Sierra dengan suara yang begitu keras.
"Berani ya kamu mengancam kami!" salah satu preman langsung melinting lengan bajunya Dia mendekati Sierra.
"Paman, aku keluar sebentar ya." ucap Sierra.
"Baiklah, hati-hati." jawab tuan Stinky.
Sierra mendorong mundur ketiga preman tersebut keluar dari swalayan, Dia tidak ingin membuat kerusuhan dan menghancurkan barang-barang yang ada di swalayan. "Aku sudah bilang kan kalau mereka yang berhutang tagih kepada mereka. Kenapa kalian selalu kemari dan menagih ku." kata Sierra.
"Dasar, enak sekali kamu bicara." ucap salah satu preman yang hendak menarik Sierra.
Beberapa pejalan kaki yang ada di depan swalayan mereka nampak kasihan dengan Sierra yang di hadang 3 preman. Salah satu wanita separuh baya menelpon polisi agar gadis muda yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan itu baik-baik saja.
"Pergi dari sini, kepalaku sudah pusing.. setiap hari kalian menagih hutang kepadaku." ucap Sierra.
tiga preman itu tidak mau tahu, mereka kemudian berjalan mendekati Sierra hendak membawanya pergi. "Kalau begitu kami akan menjual mu sebagai pelunas hutang." ucap salah satu preman.
Mendengar itu tentu saja Sierra sangat marah. "Kalian kira aku barang." ucap Sierra. tangannya langsung mengayunkan tongkatnya. "Akan aku habisi kalian." ujar Sierra yang kemudian mulai menghajar tiga preman tersebut. walaupun tubuhnya tidak terlalu besar namun Sierra bisa menghadapi 3 preman itu. satu persatu para preman itu dihajar habis-habisan, ditendang dipukul bahkan tubuhnya dibanting.
Si wanita setengah baya yang baru menelpon polisi itu dia nampak terkejut, dia menatap gadis muda itu menghajar tiga pria dengan begitu mudahnya, bahkan sekarang 3 preman itu wajahnya sudah babak belur. Rintihan kesakitan dari 3 preman itu terdengar begitu menyayat hati, beberapa pejalan kaki dan pembeli yang tadi berhamburan keluar karena ketakutan itu.. mereka malah menertawakan 3 preman yang sok-sokan dan sok jago tersebut.
"Sama gadis kecil aja mereka langsung di hajar seperti itu, tadi ngomongnya kayak preman beneran, ternyata preman bohongan." ucap para pejalan kaki. Mereka menertawakan 3 preman yang sekarang wajahnya dipenuhi memar, bibir monyong kepala benjol karena dipukuli dengan tongkat baseball.
"Sekarang pergi dari sini, jika tidak akan kubuat tubuh kalian patah semuanya." ujar Sierra.
beberapa pejalan kaki dan pembeli langsung bertepuk tangan mereka bersorak bahkan berteriak. "Huuuu.... Rasakan...," sorak mereka.
Setelah menghajar para preman penagih hutang Sierra kembali masuk ke dalam swalayan tempat dia bekerja. menghela nafas sedikit dalam kemudian mengikat rambutnya.
"Kamu benar-benar sangat hebat Sierra." puji Nina.
"terima kasih Nina." jawab Sierra yang kemudian kembali bekerja.
Di rumah tempat Sierra paman dan bibinya, sedang membuat rencana mereka baru saja mendapatkan telepon dari 3 preman penagih hutang.
"Bagaimana ini sayang, ternyata gadis brengsek itu tidak mau membayar hutang kita." ucap Dorothy.
"Kalau dia tidak mau membayar hutang-hutang kita, maka dia akan jadi pelunas hutang kita." jawab Alan sembari tersenyum jahat.
"Lalu, bagaimana caranya kita menjualnya?Apakah itu akan berhasil?" tanya Dorothy.
"Kita akan melakukannya bagaimanapun caranya, tapi yang jelas aku tidak akan membiarkan anak brengsek itu tertawa di atas penderitaan kita." ujar Alan.
Seorang pria muda masuk ke dalam rumah milik Sierra. Namanya Sean, Putra Alan dan Dorothy yang suka berfoya-foya tapi tidak mau bekerja. Sean tidak mempunyai pekerjaan, yang dia lakukan sehari-hari hanya bersenang-senang dengan para wanita. Kalau tidak dia akan menjadi pria pemuas nafsu para wanita kesepian.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Sean.
"Tentu saja papa dan Mama mencari cara untuk menjual anak brengsek itu kepada seseorang, barusan para penagih hutang itu terus menelpon dan meminta kita untuk segera melunasi hutang hutang kita." jawab Alan.
"Kebetulan sekali aku kenal seorang pria hidung belang yang katanya dia mencari gadis muda untuk menemaninya." jawab Sean.
"Benarkah? Apakah dia mau membayar mahal?" tanya Alan.
"Kalau dari body dan wajah anak brengsek itu tentu saja dia pasti cukup berharga." jawab Sean yang kemudian duduk di samping Ayah dan ibunya.
*Bersambung*
Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.
*Isteri bar-bar bos mafia
*pesona selir yang disia-siakan
*Kekasih gelap suamiku
Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.