NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

Saat ini pikiran yang bodoh mengelilingi otakku. Kacau, berantakan dan tak terarah. Salah satu imajinasi tol*l ku adalah berharap jika aku mati, aku akan lahir kembali di kehidupan baru. Mendapatkan kebahagiaan, keberanian dan kesuksesan dalam berkarir. Hari-hariku bahagia, tidak melihat perceraian dan pertengkaran kedua orang tuaku. Tidak mendengar keberisikan memiliki 2 adik kembar yang selalu memperebutkan banyak hal. Aku ingin lahir di keluarga kaya raya, orang tuaku memiliki harta yang tak habis 7 turunan, menjadi anak tunggal bergelimang cinta dan harta. Hingga aku tak pernah takut dengan apa yang dinamakan kehilangan.

Aku menginginkannya. Imajinasi konyol dan kotor, terbesit begitu saja ketika aku bangun tidur dengan keadaan tubuh dan pikiran yang lelah. Tubuhku beristirahat akan tetapi, otakku berisik.

Bab 2 ( Ingin Mati Saja )

Aku seakan baru saja terbangun dari mimpi panjang. Mataku perlahan terbuka dan mulai pikiranku mencoba menerka nerka keberadaanku saat ini. Aku menghirup aroma pengharum ruangan bercampur dengan aroma obat-obatan.

Melihat Ibuku bergegas bangun dari tempat duduknya, menekan tombol di samping kiriku, lalu beberapa saat kemudian seorang Perawat masuk kedalam ruangan. Aku masih syok dan belum seutuhnya mengingat apa yang terjadi.

Perawat itu mengecek detak jantung dan nadiku, menanyaiku dengan kalimat yang sama berulang kali. “Apa yang dirasakan saat ini, Bu? “

“Kepalaku sedikit pusing,” jawabku

“Dan rasanya seperti ketakutan.” Imbuhku.

Tiba-tiba tangan kanan ibuku memukul belakang kepalaku dengan kesal.

“Kau baru saja menabrak orang, kau tidak ingat!” ketus Ibuku.

Pintu terbuka lagi, satu orang Polisi masuk kedalam ruangan. Aku terkejut melihatnya.

“Apa dia… mati?” tanyaku tertatih.

Perawat itu membicarakan kondisiku kepada Polisi, aku tak menggubris apa yang mereka bicarakan. Intinya, saat ini aku benar-benar ketakutan. Memikirkan hal paling buruk jika orang yang aku tabrak tadi meninggal, lalu aku akan masuk penjara. Semua keadaan ini membuatku gemetar.

Tanpa pertanyaan lainnya padaku, Polisi itu keluar dari kamar, diikuti dengan perawat itu di belakangnya.

“Kau minum?” tanya Ibuku, pertanyaan minum yang menjurus ke arah minuman alkohol.

“Ibu, apa dia mati?” aku menjawab dengan pertanyaan lain.

“Ibu tidak tahu,” jawab ibuku sambil mengetik pesan di handphonenya.

Tubuhku lemas tak berdaya, seakan ingin tak sadarkan diri lagi lebih lama.

“Ibu akan keluar, menanyakan kondisi korban.” ucap Ibuku, keluar dari kamar.

Aku seperti orang gila yang linglung, menjambak rambutku sendiri dengan kuat, lalu memukul kepalaku berulang kali dengan genggam tanganku.

“Astagfirullah, ya Allah capek banget sial kaya gini.” gerutuku.

Aku menunggu sekitar 15 menit, setelah itu Ibuku masuk ke dalam kamar.

“Wanita itu masih tidak sadarkan diri, sepertinya lukanya tidak cukup parah. Dia hanya sedikit terserempet,” kata Ibuku memberikan kabar tentang kondisi wanita yang aku tabrak.

“Ada saja ulahmu Ra, bagaimana kalau keluarganya minta uang banyak untuk kekacauan ini! Kau ada uang!!”

Aku menggelengkan kepala, lalu tertunduk.

Polisi itu masuk lagi kedalam kamar dan membuatku semakin gugup. Polisi itu memberikan beberapa pertanyaan padaku tentang kecelakaan yang barusan aku alami. Melihat mobilku dalam keadaan aman dan baik, serta aku tidak dalam pengaruh minuman keras dan obat-obatan, mencurigaiku dendam kepada wanita itu sehingga menabraknya. Aku pun memberikan penjelasan, jika saat itu pikiran dalam keadaan tertekan karena kelelahan dalam bekerja dan tidak mengenal wanita itu sama sekali. Ku tambahkan sedikit kebohongan, jika tiba-tiba kepalaku pusing berat sebelum akhirnya mengerem mendadak.

Polisi masih tampak curiga dengan penjelasanku, lalu memintaku untuk beristirahat sejenak sebelum beberapa pertanyaan lagi nanti akan ia tanyakan kembali.

Setelah Polisi itu keluar kamar, aku menarik nafas sedikit lega. Ibuku terus mengomel dan memakiku tanpa henti. Membuatku semakin stres hingga akhirnya berteriak dan membuat ibuku keluar dari kamar meninggalkanku.

Aku kembali berbaring di tempat tidur, mencoba memejamkan mata dan menenangkan kegelisahan.

“Tuhan, ambil saja nyawaku. Aku sudah lelah dengan derita ini,” ucapku.

“Aku sudah tidak ada lagi semangat untuk hidup, seharusnya aku saja yang mati. Biarkan, wanita itu hidup.”

Mataku terpejam lagi, dan kali ini mencoba bermimpi panjang dan berharap tidak bangun. Takut berhadapan dengan kenyataan, jika harus menghabiskan sisa hidupku di balik jeruji.

“Ra, bangun,”

Aku mendengar dan merasakan tanganku di tepuk berulang kali. Aku berusaha bertahan di dalam mimpi, mengacuhkan kehidupan nyata.

“Jangan pura-pura tidur, keluarganya meminta uang 100 juta jika ingin jalur damai,”

Mendengar uang sebanyak itu membuatku sontak kaget dan membuka mata, ibuku tampak kesal melihatku.

“Apa dia patah tulang?” tanyaku panik.

“Dia baru saja menjalani operasi, wanita itu keguguran.” jawab ibuku.

“Hah…”

“Kau pikirkan saja uangnya, mereka memberi waktu 3 hari, jika tidak mereka akan menguggatmu,”

“Aku dapat uang darimana sebanyak itu, Bu?”

“Seharusnya itu yang kau pikirkan sebelum menabrak seseorang!”

Ucapan ibuku tak membantu sama sekali, ibuku pergi meninggalkanku sendirian, seakan melepas tanggung jawab. Padahal aku tahu, setelah menikah lagi Ibuku terbilang cukup memiliki uang, karena ayah tiriku memiliki pekerjaan yang mapan. Aku memikirkan uang sebanyak itu sendirian, menghitung tabunganku yang tak seberapa, karena sebagian sudah ku habiskan untuk bepergian saat patah hati.

Dengan tubuh terhuyung huyung, aku keluar dari kamar dengan membawa selang infus yang menancap di tangan kiriku. Mencari keberadaan kamar, wanita yang meminta 100 juta itu untuk mengganti atas kehilangan anaknya.

Seorang Perawat, menyuruhku untuk kembali ke kamar. Namun, keinginanku yang sangat penasaran membawa ku tetap kekeuh berjalan mencari kamar wanita tersebut, sambil terus memikirkan ucapan maaf terbaik.

“Haruskah aku bertekuk lutut, meminta maaf sambil menangis, agar dia memaafkanku dan mengurangi angka 100 juta itu,” ucapku di dalam hati.

Perawat yang mengomel masih mengikuti dari belakang.

“Dia suaminya,” ucap Perawat itu.

“Suami dari wanita yang kau tabrak dan baru saja selesai operasi karena keguguran”

“Sayang sekali, usia kehamilannya baru 6 minggu, pasti sangat syok suaminya saat ini.”

Langkahku pun berhenti, punggung lebar itu sangat aku kenal. Aku pernah memeluknya erat dulu. Aku ikut syok, setelah mengetahui wanita itu adalah istri Reino. Perlahan memutar arah tujuanku, aku urungkan permintaan maaf itu. Entah ini sebuah kebetulan, keberuntungan atau kesedihan. Aku melihat orang yang menyakitiku mengalami kesakitan kehilangan yang dalam. Mungkin tidak sebanding dengan kehilangan Reino.

Pemikiran kejam dan jahat mungkin yang bisa aku jelaskan. Wanita itu mengambil Reino dariku, dan aku mengambil nyawa anaknya tanpa disengaja. Mungkinkah ini kesempatan dari Tuhan, masih ada satu langkah lagi aku bisa merebut Reino lagi.

Uang 100 juta bahkan akan aku berikan, jika wanita itu mau mengembalikan Reino padaku. Padahal lelaki itu telah menyakitiku, tetapi aku masih ingin memilikinya.

1
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
iqbal nasution
oke
Violette_lunlun
belum sah Syang:')
Noveria_MawarViani: udah kebelet
total 1 replies
Violette_lunlun
namanya juga anak-anak....:)
🌞Oma Yeni💝💞
knp bisa ketabrak
🌞Oma Yeni💝💞: berarti harus diulangi lagi
Noveria_MawarViani: Sebelumnya udah pernah ku edit kak, cuma kayanya nggak nyimpen. makasih udah diingetin.
total 4 replies
iqbal nasution
ceritanya cukup menarik
iqbal nasution
oke...good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!