Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIIIT..!
Kami mengantar Tante Dini dan Didit ke mobilnya. Didit menatap Aku penuh harap, Aku alihkan wajahku ke mama Didit "hati-hati,Tante" Tante tersenyum.
"Aku?" Didit masih diluar mobil menunggu mamanya masuk. Aku mundur ke belakang Bunda.
"Bund, apa-apa'an, siih ?" Tanyaku saat mereka sudah pergi. Bunda membereskan cangkir langsung ke dapur. Aku ngikutin Bunda, bantuin Bunda cuci cangkir.
Bunda bilang "Didit pulang lebih dulu, terus kesini sama Mamanya. Dia minta maaf udah nyium pipi Anak Bunda. Bunda cuma bilang nggak apa-apa yang penting jangan diulang." Bunda mematikan keran air lalu melihatku
"Bunda dan Mama Didit juga kaget waktu Didit bilang mau serius sama Kamu. Mamanya nanya apa nggak buru-buru, terus Didit bilang Kamu itu banyak yang suka. Banyak yang titip kado buat kamu tapi langsung dibalikin lagi sama Didit tanpa bilang ke Kamu. Ada lagi yang minta nomermu malah dikasih nomer karyawannya. Hehee.. haduuh! Kok bisa dia sampai mikir secepet itu nikah? Ternyata dia itu udah dikasih warisan sama papanya dan restorannya yang sekarang itu ternyata punya Didit sendiri. Makanya secara finansial Dia sudah mampu. Cuma bunda ya balik lagi, tergantung persiapanmu?"
Aku diam "Bund, bukannya Ayah dulu waktu awal nikah sama Bunda sikapnya kayak Didit? Perhatian, tau-tau ngelamar Bunda" Aku memperhatikan bunda "Aku tahu sekarang Didit emang fokus sama bisnisnya. Tapi kalau Kami nanti punya anak, apa Dia nggak ke goda sama wanita lain?" Bunda terdiam
"Yang bisa Bunda lakukan adalah mendoakan kamu. Dengan siapapun semoga kamu selalu bahagia dengan pasanganmu begitupun pasanganmu selalu merasa cukup punya pasangan seperti kamu. Sebaiknya Kamu pikir-pikir lagi" aku senyum kesel
"Bund... apa karena dia anak temen bunda atauu anak yang udah jelas dapet warisan?" bunda cuma ngliat aku terus masuk kamar
"Bunda ke cafe dulu. lauk tinggal panasin aja,ya." Aku cium tangan Bunda. Aku duduk di ruang tamu, ku cek chat. Dari Gea, Dia kirim foto "makannnn... nyesel gak ikut !" Perutku langsung keroncongan. Ku elus perutku
chat dari sammy " kalian berdua ngapain? Besok harus ikut ke kantin !"
Ku buka chat dari ken dan fanya "kalian beneran jadian?" Nggak!.
Chat dari didit "Mau sampai kapan
ngambeknya? "Aku hanya melihat chat Didit, gak lama Dia telpon. HPku hampir jatuh. Aku taruh di atas meja. HPku berhenti berdering. Ku ambil HPku
"Tokkk.. Tok.. Tok" pintu depan. 'Siapa lagi,siih !' Ku buka pintu, Vino ada di depan pintu. "Malam-malam gini ngapain,Vin?" Aku lihat diluar gak ada siapa-siapa
"Ini Aku anter cake kesukaanmu." Dia berikan cake itu
"makasih ya" Dia langsung balik. Vino emang paling diem diantara sahabat-sahabatku lainnya. Kami sudah memaklumi sikapnya. Tapi dia selalu gak lupa bawain sesuatu kalau diantara Kami gak ikut. Aku tutup pagar rumah dan pintu rumah.
HPku berdering lagi Dari didit. "Apaaa sih?! " Kesel ga berhenti telpon.
"Jangan ngambek. Kamu mau apa biar ga ngambek terus?" Duit, pikirku.
"Buka pintunya?" Aku intip dari gorden ruang tamu. Udah ada Didit di depan pintu sambil melambaikan tangan
"Ngapain, ga ada Bunda!" Telpon kami masih terhubung
"Aku janji cuma ngasih ini terus balik" aku masih ga bisa percaya sama omongannya
"Taruh pintu aja, terus kamu balik. Nanti Aku ambil kalau mobilmu udah pergi" Dia diem.
Ku intip lagi, dia nglakuin yang Aku minta. Dia keluar masuk mobil
"Udah, Aku pulang" mobilnya sudah tancap gas. Aku buka pintu, buket bunga. Waktu ku ambil, mobil Didit mundur. Buru-buru aku masuk "Sampai ketemu besok" Teriaknya
Besoknya lagi-lagi Didit ga bawa kendaraan ke sekolah. Dia nyamperin ke kelas karena Aku ga mampir ke parkiran siswa ataupun ke kantin karena Aku juga dianter bunda. Gea dan Ken ga masuk karena sakit. Mereka kena diare, maksa makan mie yang level cabenya ada 20 biji.
"Ini, Mamaku bawain buat Kamu sarapan" Dia cuma mampir langsung ke kelasnya karena bel berbunyi. Padahal Arga udah teriak "kok kita nggak?" Aku tawari arga dan yang lain. Pas dibuka kotaknya "ini beneran khusus kamu." Mereka pasang muka kesel. Cake ukuran kira-kira 10 cm dengan tulisan bentuk hati.
"Kalian mau,nggak?" Yang lain ngeliat aku dengan curiga "kamu beneran ga jadian?" Aku lalu berbisik menceritakan kejadian kemarin di rumah. "SERIUSSS?!" bu irma ternyata sudah masuk kelas. "Nanti lagi ngobrolnya, sekarang keluarin buku kalian"
Aku masih nggak ke kantin tapi ke perpustakaan. Asal ambil buku tebal lalu tidur dengan bantalan lenganku. Ku miringkan wajahku.
" Bruuuk! " Aku dipukul buku. "Buku buat baca bukan dekor untuk kamu tidur" Vino dan Arga duduk didepanku
"Ngapain kamu ngehindarin,Didit?" Tanya arga sambil membuka buka dan seperti biasa Vino sibuk sendiri dengan buku yang dia ambil dari rak.
"Didit emang sengaja deketin Kamu dari awal. Pura-pura kesel rebutan gorengan. Padahal pengen kenalan." Mata vino masih di bukunya.
"Ibu kalian saling kenalkan?" Vino nglirik aku.
"Kamu tahu darimana?" Tanya Arga
"Oh, setelah Kamu rebutan gorengan. Kalian kan balik ke kelas. Aku samperin Dia ke kelasnya terus tanya ngapain kenalan pake drama rebutan gorengan? Jangan ganggu Kamu. Dia bilang kalo naksir Kamu. Katanya, Dia pernah ketemu Kamu waktu SMP. Kamu sama Bundamu mampir buat ketemu Mamanya di restonya. Waktu itu Dia lagi magang, jadi mamanya minta fokus magang. Dia juga pernah ketemu waktu nganter kue ke rumahmu. Itupun juga waktu masih SMP. Mungkin penampilannya kayak kurir atau Kamunya ga merhatiin Dia yang nganter." jelas vino.
"Kok Kamu ga cerita ke Aku?" tanyaku,Dia membalik lembar bukunya
"Aku ga dibolehin cerita. Soalnya waktu Kita kelas 2, Dia bilang mau bilang langsung ke Kamu. Tapi ga tahu kenapa Dia ga jadi. Aku udah tanya lagi waktu kita kenaikkan kelas 3 tapi Dia bilang kayaknya mundur karena mau ikut papanya ke Singapura dan waktu pemakaman Gilang, Dia bilang ternyata mamanya gak ijinin ke Singapura."
Arga sampai bengong "Dia ternyata lebih banyak infonya dari Kita"
Pulang sekolah, Aku dan Didit nunggu di depan pagar sekolah. Aku nunggu Bunda, Dia nunggu karyawannya jemput. Karena sekolah sudah sepi hanya ada 3 siswa lain dan satpam yg duduk di dekat pagar. Kami ga bicara apa-apa.
"Hmm.. Cil.." braakk ! Suara motor jatuh setelah menabrak siswa dari sekolah kami. Didit langsung bergegas ke arah siswa yang jatuh tanpa melihat di arah samping ada mobil dengan kecepatan tinggi "DIIIITT!" Didit berlumuran darah, ga sadarkan diri. Aku mendekati Didit dan melihat ke arah mobil. Mobil itu langsung tancap gas. Tanganku gemeteran, waktu mau ambil HP di kantong rokku. Beruntung ada Bunda. Bunda minta tolong orang-orang sekitar masukin Didit ke mobil. Walau tahu itu beresiko karena Didit gak sadar. Sedang siswa yang tertabrak, Dia sadar tapi kakinya susah di gerakan dan ada luka di lengan dan kakinya.
Di rumah sakit, Bunda telpon mama didit. Aku duduk di ruang tunggu. Melihat bunda sibuk telfon seseorang. Bunda cuma bilang tunggu. Aku diam mengingat kejadian hal serupa, dulu aku marah sama Gilang dan akhirnya Gilang terjun ke sungai. Sekarang Didit depan mata celaka. Badanku gemeteran, pikiranku kosong.
...****************...