MAFIA IBLIS ITU MILIKKU
Restoran Ternama yang ada di Tokyo-Jepang.
Disitulah seorang gadis cantik Bernama AURORA AGREECIA CROVINE,, dia hidup sebatang kara kerena orang tua nya sudah lama meninggal karena kecelakaan beberapa tahun silam. Semenjak kejadian itu Aurora tidak pernah patah semangat untuk menjalani hidup nya dan selalu menjalaninya dengan keceriaan dan tawa untuk menutupi kesedihannya.
"Ehh, Tuan maaf apakah Handphone ini milik anda? Saya tadi melihat jika anda duduk dimeja situ jadi saya berfikir jika handphone ini milik anda" ucap Aurora dengan sopan.
Srettt
Axel langsung mengambil kembali handphone nya di tangan gadis itu.
"Tuan apa yang terjadi?" Tanya Jack yang baru datang dan langsung melayangkan tatapan tajam kepada Aurora
"Pergi" titah Axel kepada Aurora dengan tatapan tajam seperti ingin memakan nya hidup hidup.
Aurora langsung berlari ketakutan karena mendapat tatapan tajam dari Axel.
"Hufttt" deru nafas Aurora seakan-akan putus karena ketakutan.
"Auroraaaa" teriak seorang wanita yang tampak sudah lama tidak bertemu.
Aurora mengerutkan keningnya, "siapa ya?" Tanya Aurora yang tidak mengenal wanita yang memanggil nya.
"Oh astaga kau serius sudah melupakan ku hah? Apa aku secantik itu hingga kau tidak mengenali aku lagi hah? " Cecar nya karena tidak terima.
Aurora memnyipitkan matanya hingga "aaaa... apa itu kau GESHA SISILIE GIFTA?" Tanya Aurora dengan mata nya melebar sempurna.
"Iyalah siapa lagi kalau bukan GESHA" jawab Gesha sedikit ketus karena masih sedikit kecewa karena Aurora melupakan nya.
Aurora langsung memeluk teman nya dengan antusias, Ya Gesha adalah teman Aurora semasa SMA dulu dan mereka terpisah karena masa depan.
Aurora melepas pelukannya karena pelukannya tidak di balas oleh temannya "Oh ayolah Gesha kau sama sekali tidak pernah berubah" Aurora terkekeh melihat wajah cemberut temannya.
"Oke Baiklah, Aku minta maaf padamu karena tadi sempat tidak mengenalimu" ucap Aurora kepada temannya dengan senyum yang manis.
"hm, baiklah tak apa" jawab gesha tetapi masih mengerucutkan bibirnya.
"Lagian sih berubah kok drastis amat mana cantik banget lagi aku kan jadi ga ngenalin" jawab Aurora dengan senyam senyum.
"Ck, kau juga tidak berubah ternyata masih saja suka menggoda" jawab gesha jengah dengan tingkah gadis didepan nya.
"Oh iya kamu ngapain disini?" Tanya Aurora.
"Ya mau makan lah ini kan restoran Aurora" jawab gesha dengan kesal. "Dan kamu ngapain disini?" Tanya nya balik kepada Aurora
"Hmm, aku kerja disini" jawab Aurora dengan senyuman nya.
"Ohh" mulut nya membentuk O dengan anggukan kecil.
"Aurora apa yang kau lakukan disitu?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan tampilan yang berkelas.
"Emm, iya Bu saya akan segera ke dalam" jawab nya dengan sopan kepada sang atasan.
Melihat sang atasan sudah masuk kembali Aurora lantas berpamitan kepada temannya.
"Gesha maaf kan aku tapi aku harus kedalam" ucap nya kepada temannya.
"Huftt, baru juga ketemu" jawab gesha dengan memasang wajah cemberut nya.
Plakk,,
"Ahkk" teriak gesha ketika Aurora menampol kepala nya.
"Heii, aku hanya kedalam untuk bekerja bukan menghilang" cetus Aurora sambil meninggalkan gesha yang masih berdiam diri.
"Auroraaaaaaaaa" teriak nya langsung berlari mengejar Aurora.
"Astaga tidak bisakah kau berhenti berteriak, telingaku sakit mendengar nya" jawab Aurora dengan melayang kan tatapan tajam.
"Hehe, maaf aku hanya lupa saja untuk meminta nomor ponsel mu" jawabnya dengan mengedipkan matanya.
Aurora hanya bisa mengerlingkan bola mata nya karena melihat tingkah temannya yang sangat menyebalkan baginya.
*****
AXELINO VANDER DRAVION, dia adalah anak pertama dari keluarga DRAVION tak lain adalah putra dari RIANA DELENA FREDRICK dan ALEXANDER DRAVION.
Hidup bergelimang harta sedari kecil membuat keluarga Dravion tampak harmonis, Tak disangka keharmonisan tersebut hilang karena kejadian yang tak diduga menimpa keluarga Dravion yang membuat seorang Axel menjadi monster kejam dan tak berperasaan karena kejadian dimasa lalu membuat nya trauma dan ingin membalas dendam.
FLASHBACK ON
"Kakakkk, apa yang kau lakukan disini hah?" Teriak Cheline kepada sang kakak.
"Sttt, diamlah jangan banyak tanya kakak hanya ingin keluar sebentar" balas Axel yang jengah mendengar sang adik berteriak.
"Tapi kak, mommy akan marah jika tau kakak kabur lagi" balas Cheline semakin berteriak.
"Makanya diam biar mommy tidak tau" cetus Axel
"Baik jika itu mau kakak, aku akan ikut kabur dengan kakak lewat Pagar ini" jawab Cheline dengan menaik turunkan alisnya.
"TERSERAH" kesal Axel yang tidak mau menghabiskan waktu dengan berdebat dengan sang adik.
Pagar itu berada di samping mansion mereka, tidak banyak yang mengetahui jika tempat itu sudah menjadi jalur pintas untuk Axel kabur dari mansion yang sangat besar itu.
Setelah berhasil kabur dari mansion Axel pergi ke tempat biasa nya yang menjadi tempat favorit nya.
"Kita akan kemana kak?" Tanya Cheline yang sudah mulai lelah.
"Ikuti saja jangan banyak tanya" balas Axel yang sama sekali tidak menduga jika adiknya benar-benar mengikutinya.
Dipertengahan jalan Axel merasa ada aneh seperti ada yang sedang memperhatikan mereka berdua, tetapi Axel tidak ambil pusing dia terus berjalan agar cepat sampai tujuan.
Hening,,,
Axel terus berjalan dengan langkah kecil karena memang Axel baru berumur 8 tahun,
hingga,,,,
"Ahkkk, kakakkkk" teriak Cheline ketika ada sosok bertopeng menyeret nya masuk ke mobil.
Axel tersentak ketika mendengar teriakan sang adik "Cheline" Axel langsung menghadap ke belakang matanya melebar sempurna ketika sang adik sudah di bawa masuk ke dalam mobil.
"Siapa kalian?!" Teriak Axel kepada ketiga sosok bertopeng itu.
"Ahaha" tawa nya menggema, "Dengar bocah ingusan, bilang sama Daddy mu jika bos kami tidak akan membiarkan hidup kalian tenang" balas nya dengan tersenyum miring.
Mereka langsung pergi meninggalkan Axel kecil yang tengah mengejar mobil itu dengan tangis yang pecah.
"Tidak tidak, jangan bawa adikku" Teriak Axel dengan tangis nya tersedu-sedu.
Axel masih terus mengejar mobil yang membawa adik nya dengan tangis pilu, orang orang yang melihat berlalu lalang hanya bisa menyaksikan kesedihan nya tanpa bisa menolong apa apa.
Sampai pada akhirnya,,,
Brukkk
Axel terjatuh saat mengejar sang penculik adiknya, dia tidak menghiraukan luka dikaki kecilnya dia ingin terus mengejar mobil yang membawa adiknya, namun jejak mobil tersebut sudah tidak terlihat lagi.
Dan tak lama kemudian mobil sport berhenti di sampingnya.
"Axellll, kamu kenapa nak?" Tanya Riana yang khawatir melihat darah segar di kaki putra nya.
"Mo-mommy?" Jawab Axel terbata-bata.
"Iya sayang ini mommy, ada apa kenapa kamu berlarian dan menangis disini apa yang kamu lakukan bukankah mommy sudah memberitahu jika tidak boleh keluar mansion hari ini" Cecar Riana ketika melihat sang putra dalam kondisi menyedihkan.
"Sudah ayo pulang sekarang" Riana ingin membawa putranya pulang.
"Ti-tidak mom a-aku harus mengejar cheline" jawabnya terbata-bata.
"Apa maksudmu Axel?" Jawab Riana dengan mengerutkan alisnya.
"Cheline mom che-cheline diculik" lirihnya sambil menundukkan kepalanya.
"APA?!!" Sontak Riana membulatkan matanya hingga ingin keluar dari tempatnya.
"K-kau tidak sedang bercanda kan Axel? Ini tidak benar kan sayang?" tanya Riana dengan terbata-bata.
Tidak menjawab hanya gelengan yang ditunjukkan oleh Axel.
Riana tak kuasa menahan tangis nya dan,,
Brukkk
Riana tumbang tak sadarkan diri.
"Mommy" Teriak Axel ketika melihat sang mommy pingsan.
"Astaga nyonya kenapa tuan muda?" Tanya sang sopir kepada tuan muda-nya.
"Cepat bawa mommy ke mansion!!" balas Axel semakin frustrasi.
"B-baik Tuan muda" jawab sopir bergidik ngeri melihat tuan muda nya seperti melihat kemarahan Tuan nya yang tak lain adalah ayah Axel.
*****
MANSION DRAVION
"Bagaimana keadaan nya sam?" Tanya Alexander kepada dokter sekaligus temannya.
"Tidak ada yang dikhawatirkan, nyonya riana hanya shock dan juga kelelahan dan dia cuma butuh istirahat yang cukup" jawab Samudra dengan sopan.
"Hm, kau boleh pergi" jawab Alex dengan wajah datar nya.
"Ck, selalu saja, baiklah aku pergi sekarang" jawab Samudra dengan ketus.
Hening,,
Alexander berjalan menemui Axel melamun duduk dikursi sendiri seperti orang yang sedang ketakutan.
"Apa yang terjadi dengan mommy mu, hm?" Tanya Alexander kepada sang putra dengan lembut.
"Ma-maafkan aku dad" lirihnya yg ketakutan.
"Ceritakan apa yang sudah terjadi dengan benar" perintah nya kepada Axel
Axel menceritakan semua yang terjadi pada cheline dan apa yang terjadi dengan sang mommy.
Alexander mengepalkan kuat tangan ketika mendengar putri kesayangan diculik oleh seseorang.
Alex memeluk sang putra yang sedang menangis tersedu-sedu, tangan nya pun mengelus lembut punggung putranya.
"Dad, tolong cheline" Axel mendongakkan kepala nya supaya bisa bertatap muka dengan daddy-nya.
"Pasti, Daddy pasti mencari dan membawa cheline pulang bersama kita" jawab Alex kepada putranya.
"Aku berjanji dad, sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan orang yang sudah menculik Cheline" tegasnya pada sang Daddy.
Berbulan-bulan sudah berlalu namun sang adik juga tak kunjung ditemukan,,,
Dari bulan berganti tahun namun naas keberadaan Cheline tidak bisa ditemukan hingga,,
20 Tahun kemudian, Cheline juga tidak ditemukan bak ditelan bumi penculik Cheline benar-benar tidak meninggalkan jejak sedikitpun.
FLASHBACK OFF
*****
Dan kini Axel sudah berumur 28 tahun, ya dia tumbuh dengan baik tetapi menjadi sosok yang jauh lebih pendiam dan dingin.
Siapa sangka dibalik kejadian di masalalu Axel menjadi mafia yang terkenal sangat kejam di penjuru dunia dan kerap mendapat julukan Monster pencabut nyawa.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments