NovelToon NovelToon
Empat Istri Lima Sekarat

Empat Istri Lima Sekarat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Askararia

Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.

Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.

Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

  Nadia memungut kembali seluruh kantong pernak-pernik itu dan memasukkannya kedalam bajunya, membawanya keluar ruangan itu.

  Bhughh

  "Aaaaaa!" Teriak Nadia.

  Bhussss

  Kantong-kantong itu kembali jatuh diatas lantai, Harry bangkit berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Nadia yang sedang duduk di lantai memegangi kakinya.

  "Kenapa lagi, sayang?" Tanya Harry pelan.

  "Pintu ini!" Jawab Nadia memukul pelan bagian sudut pintu yang melukai jari kelingking kakinya.

"Lahhh, kaki mu yang nendang pintu, sayang. Kenapa pintunya yang salah?"

"Bodoh amat, pokoknya aku mau ganti pintu besok!" Ucap Nadia kesal, ia bangkit dari lantai dan kembali duduk diruang tamu sementara suaminya membawakan kantong pernak-pernik itu padanya.

"Kenapa jadi bad mood kayak gini? Kalau aku ada salah, aku minta maaf ya!" Ucap Harry pada Nadia yang sedang mengerjakan pesanan-pesanan dari aplikasi penjualan online.

Nadia hanya diam memanyunkan bibirnya, tangannya kembali sibuk merajut satu demi satu pernak-pernik itu hingga membentuk sebuah aksesoris seperti kalung, gelang atau pun cincin. Suaminya sibuk belajar sementara ia sibuk bekerja hingga pukul sebelas malam.

"Huammmmm!"

"Sayang, ayo kita tidur!" Ajak Harry.

"Tidur duluan aja!" Jawab Nadia.

  Harry memperhatikan sejenak Nadia yang murung mengerjakan pesanan pernak-pernik itu, tak ingin istrinya terkena demam atau masuk angin, Harry dengan cepat meraih semua benda ditangan Nadia lalu meletakkannya diatas meja, gadis itu menatap kesal pada suaminya, saat ia hendak membuka mulut untuk berbicara tiba-tiba Harry mengangkatnya.

  "Mari tidur permaisuri!"

  "Apa? Tidakkkk lepassss lepaskan akuuuuuu!" Ucap Nadia berontak namun kalah tenaga dengan Harry.

  "Aku tidak mau tidur denganmu!" Ucap Nadia saat Harry membawanya kedalam kamarnya.

  "Kenapa tidak? Kau istriku sekarang!" Jawab Harry.

  Bhuggg

  Nadia direbahkan diatas kasur, wajahnya bertemu dengan wajah tampan suaminya yang berseri-seri penuh kebahagiaan.

  "Lepaskan!" Ucap Nadia bangkit duduk mendorong tubuh suaminya untuk menjauh.

  Sambil berpangku tangan, Harry menatap belakang punggung istrinya sambil tersenyum.

  "Huupp!" Ucapnya menarik Nadia kembali tidur disampingnya.

  Mata gadis itu terus tertuju pada bibir seksi Harry, ia menutup matanya sebelum ia kembali menggila, mencium bibir seksi yang sedang menggodanya itu.

  "Mau kemana?" Tanya Harry bangkit duduk membuka satu persatu kancing bajunya.

  Cahaya dari lampu dilangit-langit kamar menyoroti Harry, Nadia mundur perlahan hingga tubuhnya menempel di dinding, ditelannya salivanya dengan kasar tat kala suaminya membuka bajunya, memperlihatkan otot-otot perutnya yang mulus dan kekar.

  "Huaaaa!" Teriak Nadia menutupi wajahnya dengan tangannya.

  Harry lekas menoleh.

  "Kenapa kau menutupi wajahmu, jangan takut, sebentar lagi aku juga akan melihat semuanya!" Ucap Harry membuat Nadia bertambah takut.

  "Huaaaaa!"

   Nadia berteriak kembali, lekas beranjak turun dari tempat tidur suaminya dan berpindah ke kamar depan. Harry menatap kebingungan pada istrinya yang bertingkah aneh, ternyata ia membuka bajunya karena kotor dan terpaksa ia harus menggantinya sebelum tidur.

   Disisi lain di belahan bumi lainnya ada Jessica yang sedang memimpikan Harry yang muncul di sebuah taman bunga dengan berbagai jenis warna dan aroma menyejukkan hidung, ia tersenyum tat kala matanya menemukan Harry sedang berlari ditengah-tengah bunga tulip berwarna putih itu, lelaki di mimpinya tersebut terlihat seperti sebuah karakter didalam novel kerajaan bertema romansa. Seperti seorang pangeran yang siap untuk melamarnya, Jessica berguling diatas yang tertutup jeruji besi itu, didalam mimpi ia melihat sebuah cincin berlian tengah bertengger dijari manisnya, namun didunia nyata, seorang polisi sedang menarik tangannya sebab wanita itu tanpa sadar meraih jemarinya dan memeluknya erat.

   "Nggak jelas ini orang, make dia itu Pak Pol!" Ucap tahanan lain yang sekamar dengan Jessica.

  "Cepat, bantu aku menarik tanganku darinya!" Ucap polisi itu memintai tolong pada teman satu sel Jessica.

  Mereka mengangguk, berkerjasama menarik paksa Jessica dari tangan pak polisi yang berada dibalik jeruji besi, sementara di alam mimpi Jessica menemukan Austin di taman bunga itu, lelaki itu menarik paksa dirinya untuk terlepas dari pelukan sang pangeran tampan, Harry.

   "Pengerannnnnn, pangeran tampan...... jangan tinggalkan aku..... " teriaknya dengan tangan terangkat di udara melihat Harry yang semakin lama hilang ditelan sekelabat cahaya putih yang bersinar dari langit.

  "Pangeran ku...... "

  "Hei...., bangun, bangun!"

  "Heum?" Gumam wanita ini, ia terbangun dari tidurnya dan mendapati semua orang disekitarnya menatapnya dengan kening berkerut.

  "Pangeran apa? Apa Pak Polisi ini muncul sebagai pangeran di mimpi mu?" Tanya salah seorang.

  "Hahhh? Mimpi? Apa tadi hanya mimpi? Aaaaahhh tidakkkkk!"

  Bhugggg

  Jessica jatuh pingsan, polisi diluar sana menepuk jidatnya dengan kasar.

  "Baru juga sehari di sel, sudah banyak membuat onar, Jessica..... Jessica....." ujar polisi tersebut sembari melangkah meninggalkan sel tahanan.

***

Mentari pagi menyapa para seluruh penduduk kota, ramai orang-orang lari pagi disekitar alun-alun, Putri yang baru saja bangun tadi tidurnya segera mandi dan turun dengan pakaian olahraganya, ditangannya ia menenteng sebuah botol minum berisi air mineral yang diisi dengan beberapa potong buah stroberi dan buah kiwi, ia menuruni anak tangga sambil bersenandung pelan, dibawah sana ia sudah ada Erlina dan Agus yang hendak pergi ke kantor.

"Kamu sudah bangun, Putri?" Tanya Erlina pada Putri yang baru saja menginjakkan kaki dipantai satu.

"Selamat Pagi, Tante, Om. Putri mau lari pagi!" Jawab Putri tersenyum.

"Kenapa tidak mengajak Austin dan Istrinya? Supaya mereka hidup sehat juga!"

"Nggak sempat, Pa. Kita kau ke kampus!" Ucap Austin tiba-tiba, ia turun bersama Laura dengan pakaian tapi sambil menenteng tas berisi buku-buku pelajaran mereka.

Agus dan Erlina berdiri dari tempat duduk mereka, pasangan suami istri baru itu mengenakan pakaian dengan warna yang sama.

"Kakak Ipar pakai baju yang sama dengan Austin, pasti karena mengira kalau aku sedang mencoba mendekati Austin, iya kan?" Tanya Putri.

"Iya, kenapa?" Balas Laura tegas sementara Austin terus berjalan melewati ketiga orang itu.

"Kami mau sekalian USG, jadi harus berangkat lebih pagi!" Ujar Austin.

"Tidak boleh!" Ucap Erlina ketus.

"Kan Mama sudah bilang kalau pernikahan kalian itu tidak boleh tersebar keluar, masa mau USG bareng" lanjutnya.

"Terus, kalau bukan sama suamiku, sama siapa lagi aku pergi buat nge cek kandung ku, Ma?" Tanya Laura kesal.

"Nggak mungkin juga kan aku pergi sama dia!" Laura menoleh dengan malas pada gadis yang mengenakan pakaian boleh raga di depannya kini.

Putri mengibaskan rambutnya, sambil berjalan ke arah rak sepatu didekat pintu ia mencibirkan bibirnya.

"Maaf ya, Kakak ipar. Dirumah ini kamu harus bisa mandiri, kamu seharusnya bisa sendiri kan? Jangan merepotkan semua orang dengan kehamilanmu yang masih kecil, aku punya beberapa teman yang sedang hamil, dia nggak selebay Kakak ipar kok!"

"Lebay?"

"Iya, lebay. Dari kemarin Kakak ipar selalu mengeluh soal ini itu, padahal sebelum Kakak ipar menikah dengan Austin, Kakak ipar tinggal di rumah kost seharga dua ratus ribu. Jadi, tolong jangan bertingkah seolah kamu ini keturunan bangsawan yah, malu!" Ujar Putri.

Erlina dan Agus menatap sinis pada menantunya tersebut, sama halnya dengan Austin yang merasa kesal pada istrinya.

"Benar apa yang dikatakan Putri barusan?" Tanyanya.

"Benarlah, kabar itu aku dengar teman-temannya Kakak ipar. Sudahlah, aku mau pergi jogging dulu, ohhh iya Kakak ipar, lari pagi juga termasuk rutinitas wanita bangsawan, hidup sehat dan terhormat itu paling utama, jangan lupa juga buat sarapan, biar nggak makan teman!"

Laura mengepal kedua telapak tangannya saat lagi dan lagi Putri merendahkan dirinya dihadapan suami dan mertuanya.

Erlina segera meraih tasnya dari atas meja, ia berjalan bersama suaminya meninggalkan Laura dengan perasaan kesal.

"Seharusnya saya biarkan kamu menggugurkan kandunganmu, sepertinya kamu akan menjadi benalu dalam hidup anak saya!" Ucapnya sebelum ia melangkah melewati pintu.

Hati Laura serasa teriris, saat-saat seperti ini biasanya Nadia lah yang membelanya, namun kini karena kesalahannya yang telah merebut pacar sahabatnya itu, hubungan mereka menjadi retak bahkan Nadia tak ingin tahu lagi tentang kehidupannya, sementara ia masih mengintip kegiatan Nadia melalui akun media sosialnya.

Austin segera menyerahkan tas ditangannya pada pemiliknya.

"Pergi USG sendiri, aku mau kerumah Laura!" Ucap Austin sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari tangannya dan menyerahkannya pada Laura.

"Nadia lagi?" Tanyanya.

"Jangan banyak protes, sebaiknya kamu berusaha lebih keras untuk disukai Mama sama Papaku, kalau tidak, mereka bisa membuang mu kapan saja!" Jawab Austin ketus, ia lalu berjalan mengikuti kedua orang tuanya yang telah berangkat lebih dahulu ke kantornya.

Wanita yang sedang hamil itu memperhatikan beberapa lembar uang ditangannya, ia sepertinya sadar kalau dirinya kini sama seperti uang itu, yang dimana sewaktu-waktu pemiliknya bisa menukarnya sesuka hati.

"Apa.... apa kamu juga akan membuang ku?" Tanya Laura pada suaminya sambil meremas uang ditangannya dengan kasar.

1
Yeni
Saya suka.... saya suka.....
Tompul LumbanDolok
Ceritanya cukup bagus
Taslim Rustanto
aahh Jesika gila ternyata..😊😊
Askararia: Dia ingin pemuda tampan ituuu 🤭
total 1 replies
emili19
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
Askararia: Wahhh, makasih banyak yah Kak, senang membaca komentar positifnya, saya akan terus berusaha membuat ceritanya semenarik mungkin 🥰
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Duh, hati rasanya meleleh.
Askararia: Terimakasih atas komentarnya ya kak, kalau kayak gini makin semangat deh nulisnya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!