NovelToon NovelToon
Rawon Kesukaan Mas Kai

Rawon Kesukaan Mas Kai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Beda Usia / Keluarga / Karir / Cinta Murni / Angst
Popularitas:933
Nilai: 5
Nama Author: Bastiankers

Shana dan Kaivan, pasutri yang baru saja menikah lima bulan lalu. Sikap Kaivan yang terlalu perfeksionis kadang menyulitkan Shana yang serba nanti-nanti. Perbedaan sikap keduanya kadang menimbulkan konflik. Shana kadang berpikir untuk mengakhiri semuanya. Permasalahan di pekerjaan Kaivan, membuatnya selalu pulang di rumah dengan amarah, meluapkan segalanya pada Shana. Meski begitu, Kaivan sangat mencintai Shana, dia tidak akan membiarkan Shana pergi dari hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bastiankers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

“Mas Kai?”

Kaki Shana terayun meninggalkan tempat itu dengan wajah menunduk. Dia tidak berniat mengambil payungnya kembali. Kaki nya terus melangkah di bawah guyuran air hujan. Membasahi tubuh dan wajahnya, hingga orang-orang tidak akan sadar jika dia senang menangis tanpa suara. Langkahnya terus bergerak dengan dada yang sesak. Dia bahkan tidak menyadari bahwa di tangannya masih ada kresek bahan belanjaan.

Sesampainya di rumah, Shana meletakkan barang belanjaan sekenanya. Tidak memperdulikan bising yang disebabkan olehnya. Kaki nya berjalan dengan pikiran yang kosong, masuk ke dalam kamar, melangkah sampai ke dalam kamar mandi. Menyalakan shower dengan deras. Matanya terpejam rapat menikmati air yang menghantam kepalanya. Seakan-akan air itu menertawainya, menertawai kebodohannya.

“Aargh!”pekik Shana memukul dinding kamar mandi. Dia kembali merintih kesakitan dengan air mata yang kembali keluar. Pilu. Tubuhnya merosot di bawah guyuran air.

“Kamu jahat, Mas. Apa karena aku belum bisa ngasih kamu anak?”gumam Shana, lalu isakannya bertambah kuat. Hatinya hancur berkeping-keping mengingat Kaivan menyentuh wajah perempuan yang tidak dikenali Shana.

“Arggghh!!!!” Dia kembali memekik dengan tangan yang memukul-mukul kepalanya. Tidak peduli dengan sakit yang diterima, karena semua rasa sakit itu bertumpu di dadanya. Dia tergugu mengingat semuanya. “Kamu jahaaat …”

***

Tepat di jam sembilan malam, mobil Kaivan memasuki garasi mobil. Setelah turun, dia segera masuk ke dalam rumah. Melepas sepatu dan kaos kakinya, meletakkannya di dalam rak sepatu. Pandangannya terarah pada Shana yang duduk di meja makan, membelakanginya dengan perasaan gamang.

Kaivan tersenyum senang, baru kali ini dia pulang disuguhi pemandangan yang baik. Biasanya saat dia pulang, Shana masih memasak. Kaivan tidak suka itu. Kaki nya melangkah mendekati Shana. “Hai, Sayang. Tumben kamu udah masak.” Namun, tidak ada suara yang menyahutnya.

Senyum Kaivan memudar mendapati makanan yang disajikan di atas meja makan. Sup ayam dan sayur kangkung. “Sup ayam lagi?”ketusnya tanpa menoleh.

Tubuhnya mulai menjauh dengan gerakan tangan melepas kancing kemejanya satu per satu. Biasanya kalau dia sudah seperti itu, maka Shana akan mengikutinya di belakang dengan perasaan bersalah. Namun, kali ini Shana tidak memperdulikannya. Shana hanya duduk terdiam dengan senyuman kecut.

“Pagi makan sup ayam, siang kamu bekalin sup ayam, masa makan malam juga harus sup ayam? Kamu nggak bisa berkreasi? Minimal bikin aku bahagia dikit lah..” Kaivan berdecak kesal. Kancing kemejanya hanya dibiarkan lepas bagian atas. Dia membalik tubuh, dan terkejut. Mendapati Shana yang bergeming, tidak mengikutinya seperti biasanya. “SHANA?! KAMU DENGERIN AKU NGGAK, SIH?!”

Kaki langkah Kaivan bergerak cepat menghampiri Shana, tangannya hendak meraih pundak Shana. Namun, sebelum tangannya menyentuh pundak Shana, Shana terlebih dulu bangkit dan berdiri di hadapan Kaivan. Membalas tatapan Kaivan dengan deru nafas memburu dan kedua tangan mengepal. Shana berusaha mengendalikan emosinya yang meletup-letup di dasar dada.

“KAMU ITU HARUSNYA BISA BERUBAH, SHANA! AKU TUH CAPEK! CAPEK KERJA TERUS SAMPE RUMAH BAWAANNYA EMOSIAAAN TERUS. APALAGI SAMA MASAKAN KAMU YANG ITU ITU AJA. AKU BOSAN!”bentak Kaivan dengan gerak dada naik turun.

Shana mengangguk pelan, “Ya udah, cerai aja. Gampang, kan?”

Kaivan terbelalak. Dia tidak menyangka Shana akan menjawab ucapannya dengan kalimat itu. Tidak seharusnya kalimat itu terlontar. Kaivan mendekat, tangannya terayun memegang kedua pundak Shana erat. “Ngomong apa kamu? Coba bilang sekali lagi? NGOMONG APA?!”

Rahang Shana mengeras dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Nafasnya tercekat, dia melirik ke arah lain, “Aku bilang cerai aja, kan kamu bosan. Bosan sama aku yang nggak pernah dengarin kamu. Bosan sama aku yang nggak bisa ngasih kamu anak. Iya, kan?” Suaranya tampak bergetar, namun Shana berusaha kuat agar tidak menangis lagi di hadapan Kaivan.

“Jaga ucapan kamu, Shana. Aku nggak akan lepasin kamu begitu saja.” Kaivan menatap kedua manik mata Shana.

Hati Shana mencelos. Tangannya menepis tangan Kaivan yang berada di pundaknya. Dia masih mengingat jelas bahwa tangan Kaivan telah memegang wajah perempuan lain. “Apa lagi yang mau dipertahankan, Mas? Toh kamu juga sudah menemukan perempuan lain.”

“Perempuan lain?”sahut Kaivan dengan kening mengernyit. “Perempuan lain apa?! Kamu jangan mengada-ngada!”balas Kaivan, tidak suka dengan tuduhan yang diberikan Shana.

Shana berdecak dengan air mata yang sudah turun di sudut kelopak matanya. “Halah! Nggak usah pura-pura nggak tau. Aku lihat semuanya!”

Kaivan hendak memegang pundak Shana lagi, namun Shana segera menepisnya. “Lihat apa?!”

Shana memalingkan wajahnya, “Aku lihat kamu anterin cewek di depan jalan sana! Kamu payungi dia! Kamu sentuh wajahnya! Aku lihat semuanya!”pekik Shana. Dia bahkan sudah menutup wajah dan berjalan meninggalkan Kaivan. Kaivan termenung sejenak. Belum ada kepikiran untuk segera memeluk Shana.

Memori di kepala Kaivan berputar, berusaha untuk mengingat semua kejadian tadi. Dia tidak mengingat bahwa dia keluar kantor. Selain, hanya karena satu hal yang memang tidak bisa dibantah. Dia hanya keluar kantor saat mengantar si anak magang bernama Raisa. Kaivan mengusap wajahnya kasar.Sekarang dia mengerti kenapa Shana seperti itu. Dia tahu Shana salah paham. Kaivan beranjak mengambil air putih, meneguknya, lalu berjalan ke arah kamar.

Kaivan mematung di ambang pintu kamar, melihat Shana yang sudah membereskan pakaiannya di dalam koper dengan isak tangis yang terdengar menyakitkan. Buru-buru Kaivan menghampirinya, berjongkok, dan memeluk Shana. Dia tetap memeluk Shana erat meski Shana memberontak. Shana menangis, meraung-raung dalam pelukan Kaivan. “Lepasin aku! Lepasin aku bilang! Lepasin, Mas! Aku mau pergi!!” Kaivan tidak menggubrisnya.

Kaivan membiarkan saja Shana melepaskan tangis dan makian terhadapnya. Dia tidak mengangkat sepatah kata pun. Telinganya bersedia mendengar semua makian Shana. Tangannya masih memeluk tubuh mungil Shana dari belakang. Dia mendengar semua ucapan Shana, semua kekecewaan Shana.

“Maafin aku. Aku harusnya ijin sebelum anterin dia.”ungkap Kaivan setelah tangis Shana sudah mereda. “Dia hanya anak magang, namanya Raisa. Tadi atasanku nyuruh aku antarkan dia karena lagi hujan deras. Aku nggak ada sentuh wajahnya, sayang … kamu mungkin salah lihat.”lirih Kaivan.

Shana terkekeh, mata sembabnya memerah hebat. “Kamu pikir aku buta?”

“Aku serius, Sayang. Aku nggak nyentuh wajahnya.” Kaivan membalik tubuh Shana agar mereka berhadapan. Tangan Kaivan menangkup wajah Shana yang sudah kehabisan energi. “Aku serius.”

“Aku beneran lihat, Mas.”

Kaivan mengernyit, memijat keningnya seraya mengingat apa yang tadi terjadi saat dia mengantar Raisa. Dia bahkan tidak mengingat bahwa dia pernah menyentuh wajah gadis itu.

Sesaat kemudian, Kaivan mendongak, dia mengingatnya. Namun, saat dia hendak memberitahu Shana. Shana terlebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi. Terdengar di telinga Kaivan bahwa Shana sedang muntah-muntah. Dengan paniknya, Kaivan segera masuk ke dalam kamar mandi.

“SHANA!”

1
kanaikocho
Alur yang brilian
Bastiankers
terima kasih sudah berkunjung
Kiran Kiran
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!