Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian
Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.
Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi yang menakutkan
Amelie berlari dengan kencang. Dia merasa heran, mengapa dia selalu berlari di hutan ini? Suasana hutan yang remang remang, pepohonan tinggi menjulang terlihat seperti bayangan hitam berbentuk tangan yang nampak ingin mencengkeram jiwanya.
Amelie berlari tanpa henti hingga nafasnya terengah engah dan serasa paru parunya mau pecah. Dia bingung kemana, harus kemana? Hutan ini adalah tempat asing yang berulang kali dia masuki. Begitu seringnya mimpi ini terjadi, sehingga dalam tidur pun Amelie tahu bahwa dia sedang bermimpi. Aneh bukan?
Daun daun berguguran di area hutan itu, meninggalkan bunyi gemerisik setiap kali kakinya melangkah. Anehnya Amelie selalu mengenakan baju pengantin warna hitam setiap kali mimpi ini muncul dalam tidurnya. Baju pengantin hitam yang tampak indah, dengan Veil yang juga berwarna hitam Transparan.
Amelie merasa jantungnya berdegup lebih kencang dan nafasnya mulai susah. Tepat ketika tenaganya sudah terkuras habis karena pelarian yang entah kemana dan mengapa hal itu dia lakukan,, tiba tiba saja dia berada didepan pintu gerbang besi yang sangat besar, dengan Logo misterius itu di sana. Logo yang aneh. Seekor ular membelit sebuah obor yang sedang menyala. Pintu pagar itu tertutup, tetapi logo itu…seperti memanggil manggil dirinya untuk masuk dan membukanya.
Biasanya, mimpi itu berhenti di sini, tetapi kali ini tidak, mimpi berlanjut. Amelie berjalan menuju arah pintu pagar besi. Disentuhnya logo itu dengan takut. Dirasakannya sisik ular yang terpahat pada besi bersepuh emas itu. Dirasakannya pagar besi itu begitu dingin dan beku. Tiba tiba tanpa sengaja didorongnya pagar itu dan terbuka. Seketika Amelie melangkah masuk dan tiba tiba…wuus Amelie seperti terperosok masuk ke dalam lorong, dan….tiba tiba matanya terbuka, dia bangun dari tidur.
Tersentak kaget Amelie terduduk, nafasnya terengah engah, keringat dingin mengucur deras persis seperti gambaran dirinya dalam mimpi itu yang juga sedang berkeringat karena pelarian yang entah untuk apa. Ketakutan kembali menghantui dirinya, karena mimpi yang terus berulang dengan Skenario yang sama tetapi perlahan dan pasti memiliki alur yang maju dan bertambah setiap tahun.
Amelie telah mengalami mimpi yang aneh ini sejak usia akil balig. Dan hingga saat ini usianya sudah mencapai 32 tahun. Mimpi itu selalu hadir dengan skenario yang bertambah setiap waktu. Sungguh sebuah hal yang aneh. Apa yang diingatnya dari mimpi itu adalah pagar besi yang menjulang tinggi dengan simbol aneh yang tertempel disana. Simbol menakutkan yang selalu membayangi.
Amelie memaksa tubuhnya bangun, lalu dia mengambil air putih yang tersedia di sisi tempat tidurnya. Rasa takut dan nafas yang pendek terengah engah belum kunjung hilang darinya. Hingga beberapa saat. Setelah tenang, diteguknya air putih itu. Rasa lega pun datang menghampiri. Nafasnya kembali normal, lalu perlahan diambilnya kertas dan bolpoin, digambarnya simbol aneh yang cenderung melekat dalam ingatannya. Simbol yang berasal dari dunia mimpi. Simbol yang entahlah apa makna dan rahasia yang ingin disampaikannya.
Setelah tuntas menggambarnya, Amelie lalu meraih laptopnya dan mengetikkan beberapa kata dengan harapan akan menemukan simbol yang sama seperti yang sering muncul dalam mimpinya. Setelah mencari beberapa saat di internet. Tanpa sengaja Amelie mengKlik sebuah link yang mengenalkannya pada simbol simbol okultisme. Dan menurut link tersebut, logo yang dilihatnya adalah logo yang mengarah pada satu entitas gaib yang dipercaya oleh banyak kalangan spiritual sebagai Lucifer, The Fallen Angel.
Seketika Amelie merasa gusar dan takut, Amelie lalu mengingat masa lalunya bersama orang tuanya, dia merasa tidak ada hal dari kehidupan bersama orang tuanya yang mengarahkan dia pada keyakinan bahkan kepercayaan seputar iblis dan teman temannya. Tapi mengapa dia dihantui oleh hal ini ? Pertanyaan itu menggantung di benaknya hingga pagi menjelang.
***
Pagi itu di kantornya sedang ramai melakukan persiapan kedatangan dari CEO Induk Perusahaan mereka yang ada di Italia, yaitu Mr Lucian Beumont. Kabarnya Mr Lucian tidak menyukai hal hal yang tidak rapi. Hemm Pastilah dia orang tua yang sangat cerewet dan tidak menyenangkan. Demikianlah Amelie menggambarkan dalam benaknya tentang Lucian Beumont.
“Mengapa kita harus sesibuk ini mempersiapkan kedatangan CEO tua itu?” ujar Amelie pada rekan kerjanya.
“Yah bagaimana pun dia CEO dan sekaligus pemilik perusahaan ini. Aku kira wajar jika dia ingin tahu banyak hal tentang perusahaan ini, pasca meninggalnya tuan Alex. Tentu Tn Alex menserah terimakan Perusahaan ini pada Mr Lucian sebagai satu satunya saudaranya, dengan tidak banyak penjelasan. Tugas kita lah yang menjelaskan padanya besok,” Jawab Anna pada Amelie.
Amelie segera memasuki ruang kerjanya yang asri dan Astetik. Ruang kerja yang telah menjadi rumah keduanya selama dia tinggal dan hidup di Paris. Ada sebersit kekhawatiran Si Tua Lucian itu akan mengambil alih ruang kerjanya dan mengusirnya dari sana entah kemana. Amelie membuka buka lembar surat yang datang serta memeriksa Email yang masuk. Dia tidak terlalu mempercayai Rossie sekretarisnya dalam hal melakukan cek terhadap surat menyurat.
Setelah menggerakkan krusor nya kebawah dan ke atas, Amelie berhenti pada sebuah Email yang datang dari seseorang bernama Lita. Hemm nama yang tidak Asing, dibukanya Email tersebut. Dibacanya pelan, Ah ternyata Email tersebut dari Sahabat lamanya di perguruan tinggi dulu, ketika dia masih menempuh pendidikan di London.
“Hai Amelie, ini Lita. Teman sekamarmu di London Collage dulu. Bisakah aku sekedar menjalin kontak kembali denganmu? Jika kau tidak keberatan, mohon balas Emailku ini dan sisipkan nomer Whatsappmu agar aku bisa menghubungimu. Berikut ini adalah nomor Whatsappku (sebuah nomor ditulis di sini) Semoga kita bisa segera bertemu. Terimakasih, Salam penuh cinta dari sahabatmu, Lita.
Amelie tersenyum, segera diraihnya ponsel pribadinya dan disimpannya nomor kontak Lita. Lalu tak lama dia pun melakukan chat
“Hai, Selamat pagi. Apa kabar Lita. Aku Amelie,”kata Amelie membuka chatting pertamanya dengan Lita. Tak berapa Lama Lita pun menghubungi Amelie lewat telepon langsung.
“Hai Amelie, Apa kabarmu? Ada dimana kau sekarang? Aku ada di Paris Prancis. Kudengar kau juga ada di sini. Apakah benar?” tanya Lita.
“Hai Lita, ya benar aku ada di Paris Prancis. Hemm bagaimana jika kita melanjutkan pembicaraan dengan jumpa darat? Bagaimana jika di Le Cygne Noir yang beralamat di 12 Rue des Ombres, yang terletak di daerah Maris? Caffe ini sangat nyaman untuk berbincang santai, dengan nuansa Vintage yang kental. Cocok untuk merayakan persahabatan kita,” balas Amelie
“Ah aku tau tempat itu. Ya ya itu tempat yang Cozy untuk bersantai. Oke, aku menunggumu di sana saat makan siang ya, sekitar jam 12.00. Bagaimana?” sahut Lita kembali
“Deal, kita ketemuan di sana ya?” oke bye,” Amelie mengakhiri percakapannya.
Tepat jam 12.00 Amelie meluncur ke Caffe yang disepakati. Disana dia melihat Lita sedang duduk menyendiri di pojok ruangan. Segera dihampirinya sahabat lamanya itu.
“Hai Lita. Senang bertemu dengan mu? “ Amelie berkata sambil memeluk sahabatnya itu.
“Hai Amelie, wowo kamu terlihat sukses dan cantik,” sahut Lita membalas pelukan Amelie. Mereka lalu saling peluk dan terlibat dalam pembicaraan yang hangat dan bersahabat.
Selayaknya dua sahabat yang sudah lama tak bertemu, siang itu pun mereka isi dengan cerita cerita lama tentang kondisi mereka ketika masih menempuh pendidikan di London Collage. Sehingga sampailah pada kehidupan personal mereka. Ternyata Lita sudah menikah dan suaminya adalah seorang Profesor dalam bidang Okultisme yang mengajar di Institute Superieur de Philosophie de Paris yang beralamat di 27 Rue du Savoir Paris.
Karena itulah Amelie berani menceritakan tentang teror mimpi yang dialaminya selama bertahun tahun. Lita mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi keluhan Amelie. Sebagai seorang Psikolog yang juga mendalami Filsafat Okultisme, Lita menyarankan agar Amelie bertemu dengan suaminya dan membicarakan mimpinya agar dia memperoleh kepastian terkait apa yang menjadi makna simbol dari Logo yang dia sering temui di alam mimpinya itu. Mereka pun sepakat, untuk bertemu lagi nanti malam, sepulang Amelie dari tempat kerjanya. Lita akan datang bersama suaminya. Mereka membuat janji temu sekitar pukul 7 malam. Sebuah pertemuan yang bisa jadi akan menguak banyak hal terkait mimpi mimpi Amelie yang kelam.