NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.

Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.

Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.

"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"

Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesal

Melati terbangun saat cahaya matahari yang mulai mengganggunya. Melirik jam dinding dan ini sudah jam 7 pagi, hari cukup cerah pagi ini, hingga sinar matahari sudah nampak. Melati terduduk sambil bersandar di tempat tidur. Mengucek matanya yang terasa perih.

"Aku kok bisa ditempat tidur? Semalam bukannya ketiduran di mobil ya?"

Melati berjalan ke arah kamar mandi dengan dengan kaki tanpa alas. Menyadari jika bajunya pun sudah berganti. "Siapa yang mengganti pakaian aku ya? Ah, mungkin Lina atau Maya"

Melati tidak terlalu memikirkan, dia langsung mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai, dia segera ke kamar Zenia untuk melihat apa anak itu sudah bangun atau belum. Tapi ternyata saat dia sudah berada disana, Lina sudah memandikan Zenia dan mengganti bajunya dengan seragam sekolah.

"Wah, sudah siap ternyata. Maaf ya Zen, Ibu terlambat bangun" ucap Melati sambil berjalan ke arah mereka dan duduk di pinggir tempat tidur.

"Tidak papa Bu, lagian kata Mbak Lina kalau Ibu dan Papa pulang malam ya"

Melati mengangguk kecil, dia meraih sisir dan beberapa ikat rambut di atas meja rias. "Sini, biar Ibu yang ikat rambut Zen. Terima kasih ya Lina, sudah membantu Zen bersiap"

"Iya Nona, lagian semalam Nona terlihat sangat lelah sekali. Sampai ketiduran di mobil, dan Tuan Muda yang menggendong Nona ke dalam kamar"

Melati yang sedang menyisir rambut Zenia, langsung mendongak seketika. Menatap Lina yang mengatakan hal cukup mengejutkan. "Jadi dia yang membawaku ke kamar? Lalu, yang mengganti pakaianku?"

Tiba-tiba saja hati Melati jadi was-was seketika. Dia takut jika Zaidan melakukan hal diluar batas semalam padanya. Sementara dia sedang menjaga satu hal itu, agar tidak di dapatkan oleh orang yang tidak Melati cintai.

Lina tertawa kecil melihat wajah was-was Melati. "Yang mengganti pakaian Nona saya dan Maya. Tuan Muda sepertinya masih gugup jika harus menggantinya sendiri"

Syukurlah. Melati langsung menghembuskan nafas lega. Setidaknya dia masih utuh sampai hari ini. Dia kembali menyisir rambut Zenia. "Bukan masalah dia yang gugup, Lina. Dia memang tidak akan pernah mau melakukannya. Kamu tahu sendiri alasannya"

Lina langsung terdiam, dia menatap iba pada Melati. "Nona yang sabar ya"

Melati tersenyum lucu melihat Lina yang seolah begitu kasihan pada nasibnya ini. "Tenang saja Lina, aku tidak papa. Lagian aku yang menyetujui semuanya. Jadi, kamu tidak perlu menatapku dengan kasihan seperti itu"

Melati selesai mengikat rambut Zenia dengan rapi, menambahkan pita dan juga jepitan rambut. Membuat gadis itu semakin terlihat cantik dan mengemaskan.

"Ayo kita keluar, sarapan dulu" ucap Melati.

Melati menuntun Zenia ke ruang makan, disana sudah ada Pak Than yang menyiapkan sarapan dan juga Zaidan yang duduk dengan secangkir kopi di depannya.

Lagi? Dia hanya sarapan dengan secangkir kopi? Sungguh kebiasaan yang buruk.

Melati duduk di depannya bersama dengan Zenia yang duduk disampingnya. Melati mengambilkan sarapan untuk Zenia terlebih dahulu.

"Selamat pagi, Papa" ucap Zenia dengan penuh semangat.

Zaidan tersenyum, dia menaruh ponselnya di atas meja. "Selamat pagi Sayang, bagaimana tidurnya? Nyenyak?"

Zenia mengangguk dengan semangat, lalu dia mulai memakan sarapannya. Melati juga hanya tenang dengan memakan sarapannya. Tidak berniat menyapa suaminya, karena percuma saja. Zaidan selalu terlihat dingin padanya.

"Kak Zaidan, Kakak!" teriakan seseorang membuat keheningan yang tercipta langsung buyar seketika.

Amelia muncul disana dengan Maya yang mengikuti dari belakang. Wajah Maya terlihat panik, sepertinya dia sudah mencegah Amelia untuk masuk dan akan mengganggu sarapan keluarga ini, tapi dia gagal.

"Amelia, ada apa kamu datang kesini?" tanya Zaidan.

Amelia tersenyum, dia menarik kursi disamping Zaidan dan duduk disana dengan merangkul lengan Zaidan. "Ayah aku bilang jika hari ini aku akan bekerja di Perusahaan Kakak. Jadi, aku datang kesini. Mau menanyakan posisi aku apa di Perusahaan Kakak nanti?"

Zaidan tertawa pelan, dia mengelus kepala Amelia dengan sedikit mengusak rambutnya. Gemas pada tingkah gadis itu. Sementara hal itu tidak luput dari pandangan Melati. Entah kenapa dia merasa tidak rela melihat suaminya bisa tertawa seperti itu saat bersama wanita lain, bahkan sampai mengelus kepalanya.

"Amelia, kamu tahu jika aku tidak pernah memberikan posisi khusus pada siapapun. Meski kamu adalah adik sepupu, tapi ketika bekerja di Perusahaan, tetap harus melakukan proses lamaran dan melewati semua prosedur seperti yang lain"

Wajah Amelia berubah cemberut, dia melepaskan rangkulan tangannya pada Zaidan. "Ck, kenapa sih Kak? Padahal memang aku malas saja bekerja, masih mau main. Tapi, Ayah memaksa untuk aku belajar bekerja dulu di Perusahaan Kakak"

"Paman berniat baik, jadi kamu turuti saja. Sekarang kamu berangkat duluan sana. Jangan sampai terlambat, hari ini wawancara pertama kamu 'kan?"

Amelia mengehmbuskan nafas kasar, dia berdiri. Menatap ke arah Melati dan Zenia yang sejak tadi dia acuhkan. "Zen, kalau libur sekolah jalan-jalan sama Tante ya. Hai, Ka-Kakak ipar"

Zenia mengangguk pelan. "Iya Tante"

Melati ikut tersenyum dan menatap Amelia yang seolah ragu untuk menyapanya. "Hallo Amel, kenapa tidak ikut sarapan dulu disini?" Sial, kenapa nada bicaraku seperti itu? Aku kenapa sih? Kenapa kesal?

"Em, aku sudah sarapan di rumah. Kalau begitu aku pergi dulu ya" pamit Amelia yang berlalu dari sana.

Sementara Zaidan hanya menatap Melati dengan lekat. Sorot mata yang sulit diartikan. "Kenapa dengan wajahmu? Kau terlihat kesal"

Melati langsung menghentikan gerak tangannya yang ingin menyuapkan satu sendok makanan ke mulutnya. Dia mendongak dan menatap Zaidan, lalu menggeleng pelan.

"Tidak papa, memang aku kesal karena apa? Tidak ada yang perlu aku kesal"

Zaidan menggeleng pelan, mendengar nada bicara Melati yang sedikit ketus dari biasanya, malah semakin membuat Zaidan yakin jika Melati sedang kesal.

"Bu, Zen ambil tas Zen dulu ya. Sudah selesai sarapannya"

"Iya Nak, tunggu Ibu di ruang tengah ya"

Zenia mengangguk dan pergi. Sementara Zaidan melihat interaksi keduanya, apalagi ketika Melati mengelus kepala Zenia dengan lembut. Lagi-lagi ada bagian paling dalam di hatinya yang tersentuh. Namun, Zaidan belum sepenuhnya menyadari.

"Tidak perlu bersikap cemburu, kau tahu jika kau bukan bagian dari rencana hidupku ke depannya!"

Deg, tubuh Melati membeku mendengar ucapan Zaidan barusan. Bahkan rasanya kaki dia langsung lemas, dadanya berdenyut nyeri sekarang. Melihat Zaidan yang berdiri dan langsung berlalu dari hadapannya.

"Apasih, kenapa sedih? Lagian memang benar apa yang dia ucapkan. Tidak seharusnya aku berharap lebih. Ayolah Mel, kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu sendiri"

Entah kenapa hatinya malah terasa begitu sakit mendengar ucapan Zaidan barusan. Padahal Melati yakin, jika dia juga tidak mencintai pria itu.

"Aku hanya sakit hati karena kata-katanya yang kasar. Bukan karena hatiku jatuh cinta padanya"

Begitulah Melati menyimpulkan perasaannya itu. Segera dia beranjak dari sana, meninggalkan sarapannya yang belum habis. Sudah lenyap selera makannya sejak kedatangan Amelia tadi.

Bersambung

1
Fajar Alfiyanshah
saking seringnya buka tutup ,up pa ga ??
Fajar Alfiyanshah
aku selalu baca Thor ga di tumpuk ..
Fitria Syafei
Hadeh melati gitu amat ma suami deh tinggalin di cuekin juga 😏 Kk yang baik kereen 😍😍
mbok Darmi
zaidan lama" gila sama perasaan dan pemikiran nya sendiri gengsi aja digedein
Uba Muhammad Al-varo
melati kamu harus selalu menjaga sikap mu demi harga diri mu, sebelum Zaidan bilang cinta pada mu
ken darsihk
💪🏼💪🏼 author
🌷Vnyjkb🌷
go go go goooooo,,, seranggg trs melll,, jgn mundurrrrr, klu perlu ares libatkan, biarrr puyeng si singa 🤭😜😜😜
🌷Vnyjkb🌷
🤣🤣🤣kocakkk memel nihhh,, istri siapa, harap bahagianya sm siapaaaa,,, awassss singa mengaummm klu dengerrr looo mellll😜😜
Uba Muhammad Al-varo
memang benar melati jangan sampai kamu jatuh cinta sama orang yang tidak mencintai, selalu berserah diri lah dan optimis menatap masa depan yakinlah nanti ada seseorang yang akan mencintai mu dengan tulus
ken darsihk
Nggak ada notif update jadi paling rada telat baca nya
Tapi tidak menabung bab
Fitria Syafei
Semangat kk 👌 Kk yang baik kereen 😘😘
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
aq slalu baca loohhh kalo othor up,,,gk nabung tuuhh,,,,
Tika Rostika
selalu langsung baca kok author ,malah d tunggu up nya
nonoyy
sabar yaa mel Lopeyouuuu 🫶

nextttt thor.....
mbok Darmi
semangat kak author aku selalu baca dan like tak lupa comment
Pujiastuti
semoga aja Zaidan cepat menyadari perasaanya sama kamu ya Mel
dika edsel
perasaan aku selalu apdate loh..ntah yg lain..?? aku enggak akan bilang othor yg sabar yah..krn aku sendiri bukan tipe penyabar...,klo udah begini terus gimana inih...jgn ngambek dong mak/Cry/
Nita.P: segagagal gagalnya aku jadi penulis, aku gak pernah kasih karya gak tuntas. semua selesai meski di kecewakan platform. kenapa? karena kalo karya gak di selesaikan, justru aku merasa paling gagal jadi penulis🤧
dika edsel: hah..pdhl ini belum masuk ke konflik dan ini masih awal tp knp jadi seperti ini..??? sayang banget klo sampe terjeda, tp apapun keputusan othor..aku hargai, aku tetap jd readermu yg setia..,mak Nita semangat..!!!!
total 3 replies
ken darsihk
Selanjutnya di tunggu thor
ken darsihk
Dih si Zaidan menyebalkan 😡😡
Pujiastuti
apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Melati masuk kamar Zaidan 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!