NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Diandra memarkirkan motornya di depan cafe sang sahabat yaitu Dama's Cafe.

Risa membangun cafenya hasil pemberian Orangtua dan Abangnya yang selalu dia kumpulkan. Risa adalah anak kedua dari sepasang suami istri yang seorang pebisnis, tapi dia bukan wanita yang manja yang hanya dapat mengandalkan kekayaan kedua orangtuanya. Sang kakak dari Risa adalah seorang pria yang mengikuti jejak orangtuanya, pria tampan bernama Farel Prayoga yang berusia 33 tahun itu harus menjalankan bisnis keluarga karna Risa sama sekali tidak tertarik untuk memegang bisnis keluarganya. Keluarga Risa memiliki beberapa Restoran yang terkenal di beberapa kota yang ada di Indonesia.

"Assalamu'alaikum Sa". Diandra menghampiri sang sahabat yang sedang duduk di dalam ruangan pribadinya

"Wa'alaikumussalam, sayangku akhirnya datang juga, kangen banget gak si". Sambil memeluk Diandra

Diandra yang sering di sapa Dian itu setelah mendengar perkataan sang sahabatpun tersenyum membalas pelukan sahabatnya itu. Diandra, Risa dan Anggraini adalah sahabat yang bertemu di Sekolah SMA yang ada di kota M. Mereka menjadi dekat karna satu kelas mulai dari kelas satu hingga mereka lulus. Mereka berpisah setelah memasuki kuliah karna jurusan yang berbeda tapi tetap satu kampus pastinya. Risa yang mengambil jurusan PGSD, sedangkan Anggraini mengambil jurusan Desainer, dan Risa yang mengambil jurusan bisnis.

"Aini belum dateng yah, kirain aku yang telat loh". Tanya Diandra

"Dia katanya masih ada pelanggan yang sedang memilih gaun penganti, kita mulai makan siang aja dulu, nunggu dia yang ada cacing di perut kamu pada demo". Diandra hanya tertawa mendengar candaan dari Risa.

Diandra memang wanita yang sangat menyukai makan, dia adalah tipe wanita yang meski banyak makan tubuhnya tidak pernah gemuk, Diandra memiliki postur tubuh yang di idamkan semua wanita, badannya yang tinggi langsing, putih, bulu mata lentik, hidung yang mancung dan bibir yang tidak terlalu tebal dan tidak tipis.

Diandra yang memang tidak suka ke salon selalu berpenampilan sederhana, dia yang kesehariannya hanya ber make up tipis karna dia juga seorang guru, berbeda dengan Anggraini sang sahabat yang selalu tampil modis, mungkin karna profesi mereka juga yang berbeda.

Diandra dan Risa pun keluar dari ruang pribadinya untuk menikmati makan siang mereka. Di selingi canda tawa, mereka menikmati makan siang mereka.

Setelah mereka makan, mereka masuk kembali ke ruangan pribadi Risa karna cafenya juga ramai sehingga mereka merasa tidak nyaman untuk mengobrol disana. Sebelum masuk ruangan, Risa meminta kepada salah satu pelayan di cafenya untuk membawakan minuman dan cemilan ke dalam ruangannya.

"Di, kamu kapan nginep lagi di rumah". Tanya Risa Setelah mereka duduk di sofa yang terdapat di ruangan Risa.

"Gimana kalo kamu dan Aini saja yang nginep di rumahku, aku gak enak karna ada bang Farel sekarang".

Farel baru beberapa hari ini pulang ke kota M, selama ini Farel kuliah di kota Y, dan hanya pulang jika libur kuliah atau ada acara keluarga yang mengharusnya kedatangannya.

"Oke deh kita ngumpul di rumah kamu aja kalo gitu Di, nanti kita bicarakan lagi kalo Aini udah dateng". Jawab Risa tersenyum lebar.

"Assalamu'alaikum, hello Everybody". Aini yang baru saja tiba mengagetkan kedua sahabatnya.

Anggraini yang sering di sapa Aini ini memang wanita yang lebih bar bar dari kedua sahabatnya, dia yang anak manja di keluarganya begitu ceria setiap harinya, Aini terlahir dari keluar yang lebih kaya di bandingkan Risa, Ayahnya adalah pemilik hotel terbesar di Indonesia, dan Ibunya pemiliki Butik terkenal. Dia membangun Butiknyapun karna kebaikan sang Ayah yang begitu memanjakannya, karna Aini seperti Dian, dia adalah anak tunggal, jadi tidak heran jika dia begitu di manja oleh kedua orang tuanya.

"Wa'alaikumussalam". Jawab Dian dan Risa bersamaan.

"Kebiasaan deh kamu, toa banget si". Kata Risa jengah dengan sifat absurd sahabatnya.

"Sa, tolong pesenin ice cappucino dong, haus banget aku". Kata Aini sambil duduk di sofa dengan membanting tubuhnya.

Dian pun hanya geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu, Risa lalu segera menghubungi karyawannya agar membawakan minuman yang di inginkan Aini dan juga beberapa cemilan tambahan untuk mereka.

"Aini, malem ini nginep di rumahku yah, sama Risa juga, besokkan hari minggu, jadi kita bisa hangout". Kata Dian menepuk p*ha Aini yang sedang memejamkan mata.

"Gak di rumah Risa malem ini". Tanya Aini menatap Dian dengan wajah lelahnya.

Suara ketukan pintu menghentikan pembicaraan tiga sahabat itu. Pesanan Aini sudah datang, di antar oleh salah satu karyawan Risa yang juga sudah mereka kenal baik karna dia adalah karyawan di cafe Risa yang paling lama bekerja, sejak cafe Risa pertama kali di buka.

"Makasi ya Lisa". Aini memberikan senyum hangatnya kepada Lisa karyawan pertama di cafe Risa.

"Sama sama kak, kalo gitu aku balik kerja lagi kak". Pamit lisa dengan senyum ceria.

"Kita udah gak bisa nginep lagi di rumah Risa, kan Bang Farel udah netap di sini sekarang, udah gak balik ke kota Y lagi". Pernyataan Dian membuat Aini yang sedang meminum minumannya menjadi tersedak.

Dian membantu Aini dengan menepuk pelan punggunya

"Kenapa si Aini, pelan pelan kali minumnya, gak akan ada yang minta juga". Kata Risa menatap aneh kepada sang sahabat.

Aini hanya diam sambil mengatur napasnya, pikirannya entah kemana sekarang, dia jadi lebih banyak diam setelah mendengar perkataan Dian tadi, entah apa yang sedang di pikirkan Aini. Kedua sahabatnya tidak menyadari sikap Aini yang berbeda.

Setelah dua jam mereka berkumpul di cafe Risa, Dian dan Aini pun pamit pulang, mereka yang merasa lelah dengan aktivitas hari ini ingin mengistirahatkan tubuhnya. Aini pamit pulang lebih dulu menggunakan mobil hadiah ulang tahun dari sang Ibu tercinta, dan Risa pun pamit pulang, dan mengatakan menunggu kedatangan kedua sahabatnya malam nanti.

Di tengah jalan Dian menghentikan motornya karna melihat seorang anak laki laki yang tengah berjualan manisan di pinggir jalan, Dian lalu menghampiri si anak laki laki itu.

"Adek, kakak mau beli manisannya, satunya berapa dek". Tanya Dian sambil mengelus bahu si penjual manisan

"Satunya Lima ribu saja kak". Si anak laki laki itu begitu ceria, dia begitu senang karna kakak cantik yang di depannya ingin membeli manisan yang dia jual.

Dian tersenyum sambil mengambil beberapa lembar uang 50rb di dalam dompetnya.

"Ini kakak mau beli semua manisan adek, kebetulan temen temen kakak sangat suka dengan manisan mangga seperti ini".

"Tapi ini uangnya kebanyakan kak".

"Udah gak papa, itu rezeki adek, adek kasi ke ibu adek yah uangnya, kakak pergi dulu". Kata Dian sambil mengusap lembut kepala sang penjual manisan.

Dian memang sangat menyukai anak anak, itu juga alasan kenapa dia memilih menjadi guru SD, dia yang seorang anak yatim piatu kadang merasa sepi karna hanya tinggal seorang diri karna tidak memiliki saudara. Bagi Dian tawa anak anak itu begitu membahagiakan di dengar, meski ada beberapa muridnya yang sedikit nakal, tapi itu tidak membuat Dian lantas memarahi anak muridnya, Dian sangat memaklumi sifat anak anak yang memang dia lebih suka bermain daripada belajar.

Setelah setengah jam perjalanan, Dian pun sampai di rumahnya, Rumah Dian tidak terlalu kecil tapi lumayan besar, rumah yang bernuansa timur tengah itu begitu nyaman. Ibu Dian yang begitu menyukai khas timur tengah mengaplikasikan rumahnya dengan bernuansa timur tengah. Membuat semua orang yang berada di rumahnya seakan sedang berada di arab saudi.

"Ya Allah lelahnya, lebih baik aku mandi lalu istirahat sebelum Aini dan Risa datang".

Dian pun gegas membersihkan tubuhnya, lalu mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Dering telfon membangunkan Dian, dia liat Risa sang sahabat yang menelfonnya, dia pun gegas mengangkat telfon dari Risa.

"Assalamu'alaikum Di, aku sama Aini udah di depan rumah kamu nih".

"Wa'alaikumussalam, maaf Sa, tunggu bentar ya".

Dian pun sedikit berlari keluar kamar untuk membukakan pintu untuk kedua sahabatnya.

"molor mulu ni anak". Kata Aini yang langsung masuk ke dalam rumah.

"Yee belum di persilahkan masuk juga, dasar". Dian hanya tersenyum mendengar perkataan kedua sahabatnya.

Mereka pun duduk di sofa ruang keluarga sambil membicarakan tempat yang akan mereka datangi besok. Dian selalu ikut kemana kedua sahabatnya inginkan, karna Dian bukan tipe wanita yang suka keluar jalan jalan, hanya jika dengan sahabatnya saja dia akan keluar atau jika ada acara sekolah yang di laksanakan di luar sekolah.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!