NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 01

"ANAKKU..!! "

"A-anda siapa?"

Gadis itu sedang kebingungan, siapa yang

memeluknya dengan hangat ini, apa dia

mengenalnya?

Dengan lontaran pernyataan dari gadis

tersebut, wanita yang memeluknya

melebarkan matanya terkejut mendengar

gadis itu bertanya seperti itu. Wanita

tersebut segera melepaskan pelukannya

dan memegang dengan halus wajah gadis

cantik tersebut dengan kedua tangannya.

Wanita tersebut menatap dengan dalam

wajah gadis itu, terlihat raut wajah wanita

itu khawatir dengan bibirnya yang bergetar

dan matanya yang berkaca-kaca tak percaya atas pertanyaan gadis tersebut.

"Nak...! Ini ibumu, tolong jangan

menakut-nakuti ibumu seperti itu!"

"Ini gara-gara ibu, semua ini salah ibu, ibu

tak bisa melindungi mu, maafkan ibu nak,

hiks, hiks, maafkan ibu.!"

Tangisan sang wanita tersebut pecah

disela-sela perkataannya. Wanita itu terus

menyalahkan dirinya sambil menangis.

Sementara gadis tersebut semakin

kebingungan. Memang gadis tersebut

merasa familiar dengan wajah dan suara

dari wanita tersebut, tapi siapa?

Tiba-tiba telinga gadis tersebut berdengung

keras bersamaan dengan sakit kepala yang

tak tertahankan. Muncul ingatan-ingatan

yang asing di kepalanya. Gadis tersebut

meringis kesakitan dan memegang

kepalanya. Wanita yang di depannya

langsung menghentikan tangisannya dan

berusaha menenangkan gadis yang

kesakitan tersebut.

"PENGASUH, PELAYAN, PENJAGA..!"

"'SIAPAPUN, TOLONG, TOLONG

PANGGILKAN TABIB SEGERA...!"

Wanita tersebut menjadi panik melihat

anaknya yang kesakitan. Tidak lama

kemudian beberapa orang datang dan

memasuki kamar tersebut dengan

tergesa-gesa. Dengan cepat orang-orang

tersebut memindahkan tubuh sang gadis ke

ranjangnya. Semua orang yang di sana

merasa khawatir dan panik hingga ada

salah satu orang yang masuk dengan nafas

yang terengah-engah. Nampaknya orang

tersebut berlari dari kejauhan untuk sampai

ke sini.

Wanita tersebut berkata, "Tabib, cepat

selamatkan anakku, dia sangat kesakitan!"

Orang yang dipanggil tabib tersebut segera

memeriksa dan memberikan obat

penenang supaya rasa sakit yang gadis itu

rasakan mereda. Tidak membutuhkan

waktu yang lama gadis tersebut menjadi

tenang dan lama-kelamaan tertidur. Melihat anaknya yang sudah baik-baik saja dan tertidur, sang ibu menceritakan kepada

tabib sedetail mungkin derita gejala anaknya tadi dengan raut wajah yang sedih.

Mengapa anaknya tidak mengenalinya

sama sekali, dan tiba-tiba dia seperti itu?

Dengan sabar dan sopan, tabib tersebut

menjawab, "Nyonya! setelah hamba

memeriksanya dengan teliti. Kemungkinan

putri anda terkena amnesia namun bersifat

sementara, dan kemungkinan penyebab

amnesia ini dikarenakan trauma psikologis

seperti trauma kekerasan yang pernah

dialami oleh nona muda. Kemudian nona

muda mengalami sakit kepala yang serius

karena beliau berusaha keras untuk

mengingat masa lalu beliau."

Mendengar dari perkataan tabib tersebut,

wanita itu tambah khawatir dan sedih

merasa bersalah dan ingin menangis lagi.

Melihat raut wajah sedih wanita tersebut,

tabib itu berusaha untuk menenangkan

wanita itu dan berkata, "Tenang lah Nyonya,

nona muda akan sembuh dan mengingat

kembali semuanya seiring berjalannya

waktu. Namun, beliau tidak bisa dipaksa

untuk mengingat kembali dan biarlah waktu

yang menyembuhkannya."

Kemudian tabib itupun memberikan

beberapa resep obat kepada pelayan yang

ada di sana untuk diberikan pada sang

gadis tersebut dan tabib meninggalkan

ruangan tersebut.

Sang Nyonya atau ibu dari gadis tersebut

menyuruh para pelayan yang ada di sana

pergi keluar dan meninggalkan mereka di

sana berdua, dan para pelayan pun

menurutinya segera pergi keluar.

Beberapa jam kemudian, gadis yang tengah

tertidur tersebut membuka matanya

perlahan tanda bahwa dia bangun. Dia

kemudian menengok sebelahnya ada

seorang wanita yang tengah duduk dan

melamun menunggu dia bangun.

"lbu?!"

Suara lirih terdengar dari gadis

tersebut yang membuat wanita itu tersadar

dari lamunannya dan refleks menoleh

kearah anaknya. Wanita itu tersenyum

hangat dengan tatapan yang sendu.

"Nak, apa kau akhirnya mengingat ibu?"

Suara lembut penuh kasih sayang muncul

dari pertanyaannya. Gadis itu menjawab

dengan anggukan ringan tanda bahwa ia

mengingatnya.

"Maafkan ibu, ini semua salah ibu, maafkan

ibu...!" Air mata mulai mengalir dari

sela-sela pembicaraannya tak kuasa ia

tahan. Gadis tersebut menghapus air mata

pada ibunya dan berusaha menenangkannya.

"lbu, Ibu tidak usah khawatir lagi! Aku

baik-baik saja sekarang. " Kata gadis tersebut dengan pelan dan memeluk ibunya yang menangis agar bisa tenang. Di dalam hatinya ia merasa bersalah."Maaf, tapi aku bukan anakmu. Anakmu sudah meninggal, aku hanya jiwa yang tersangkut ditubuh ini"

Beberapa hari kemudian setelah kejadian

itu, gadis tersebut mulai sembuh dari

luka-lukanya dan berbaring sepanjang hari

di ranjangnya, sekarang dia tengah

menatap dirinya di cermin besar yang ada

di kamarnya.

"Jadi seperti ini penampilannya, cukup kecil

dan pendek, yah kan masih umur 12 tahun.

Tapi untungnya dia imut dan cantik, tidak

sepertiku di kehidupan sebelumnya yang

biasa-biasa saja. Namaku berganti menjadi

Sima Annchi yang sebelumnya Angeline.

Namun, sayangnya ada banyak bekas luka

di tubuhnya kecuali wajah ini. Aku masih

tidak tahu ini disengaja atau tidak."

Dia memutar-mutar badannya sambil bercermin dengan teliti dia memeriksa tubuhnya tersebut. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara yang ia kenal meminta izin untuk memasuki kamar Sima

Annchi.

"Masuklah!" Perintah Sima Annchi tampa

menoleh ke arah sumber suara dan masih asik bercermin.

Seorang wanita setengah baya membuka

pintu dengan hati-hati dan memasuki

kamar. Wanita tersebut memberi hormat

pada Sima Annchi dan berkata dengan

sopan. "Selamat pagi, Nona Muda! Apakah

tubuh anda sudah baik-baik saja?"

"Hm!"Jawaban datar Sima Annchi yang

masih menatap dirinya di cermin.

"Kalau begitu saya akan menyiapkan air

hangat untuk anda mandi. " Wanita

setengah baya tersebut kemudian

memanggil beberapa pelayan untuk

menyiapkan bak mandi dan air hangat. Dengan di bantu para pelayan perempuan,

Sima Annchi berendam di bak mandi

tersebut.

"Wah...! Nyaman sekali, sudah beberapa

hari aku tidak berendam dengan damai

seperti ini. Yah meskipun aku sedikit malu

dengan para pelayan ini. Beginikah

kehidupan bangsawan?" Begitulah pikiran

Sima Annchi, dia menikmatinya tapi dengan

wajah datar.

Setelah selesai mandi, Sima Annchi

didandani oleh para pelayan. Di tengah-tengah kegiatan itu sang wanita

setengah baya berkata," Nona muda!

setelah Anda merias diri, anda diminta

untuk bertemu Nyonya ibu anda

dikamarnya!"

"Hm, baiklah" Jawab singkat dan datar lagi

dari Sima Annchi.

Sesuai dengan pesan yang dikatakan oleh

wanita setengah baya tersebut, Sima

Annchi berjalan menuju kamar ibunya. tidak

butuh banyak waktu, Sima Annchi pun

sampai di depan pintu kamar ibunya. Salah

satu pelayan mengetukkan pintu dan mengabari bahwa Sima Annchi sudah

sampai.

Sima Annchi pun disuruh masuk kedalam

sendirian tidak ditemani oleh pelayan lain.

Saat memasuki kamar ibunya dia merasa

merinding melihat kamar ibunya yang

suram, dan kepalanya berasa berdenyut

sakit. Tapi ia segera menahannya dengan

tetap menampilkan wajah datarnya.

Kemudian ia menatap ibunya dan menelan

air ludahnya sedikit bergetar ia berkata

"i-bu?! "

~Bersambung

Sima \= Menteri perang (nama marga)

Annchi \= Seperti bidadari cantik

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!