NovelToon NovelToon
Kekecewaan (Disappointment)

Kekecewaan (Disappointment)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Daffodil_73

"Tidak Azcel,Bagaimanapun juga aku adalah istri daddy mu!!"

"Ooh ayolah Grite, bukankah kamu sangat mencintai ku?! Perempuan murahan seperti mu tidak akan puas dengan satu lelaki! Bukankah kita juga pernah melakukannya?!"
Azcel yang sudah di penuhi kabut gair*h itu terus memojokkan Grite hingga menyentuh kepala ranjang. Jangankan untuk kabur, untuk bergerak saja Grite tidak mampu.


🍃🍃🍃

Hay sahabat reed, ini adalah karya perdana ku, silakan komen untuk masukannya ya.. kritik dari kalian sangat berarti sekali 💙 Happy Reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daffodil_73, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab II

Satu minggu kemudian

"Apa anak itu belum pulang Felicia?" Tanya Agio sambil menyandarkan punggungnya di sofa tunggal ruang keluarga.

"Belum Agio, akhir-akhir ini dia sering pulang menjelang pagi. Bahkan beberapa hari terakhir dia mabuk. Sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian? Ini seperti bukan Azcel yang kukenal." Tanya Felicia setelah meletakkan secangkir teh hijau favorit Agio.

"Apa dia benar-benar tidak bercerita sesuatu terhadapmu Feli? Sudah seminggu ini dia sepertinya menghindar bertemu dengan ku."

Helaan nafas lelah dan putus asa Agio terdengar menyedihkan.

"Baiklah, jika waktunya sudah tepat aku akan mengajaknya berbicara dari hati ke hati layaknya ibu dan anak. Segeralah istirahat, kasihan istrimu sejak tadi sudah menunggumu. Aku juga akan istirahat. Selamat malam Agio."

"Hmm" hanya deheman lirih di sertai anggukan pelan Agio yang mampu di tangkap oleh indra pendengar dan penglihatan Felicia.

Sejak kepergian Felicia beberapa saat yang lalu, Agio hanya diam sendiri dalam kesepian, menerawang jauh entah apa yang sedang dia pikirkan. Setelah beranjak dari sofa ruang keluarga, Agio berpindah ke ruang kerjanya. Berdiri lama menatap sebuah foto perempuan cantik berbingkai warna emas terpasang di dinding dengan ukuran yang cukup besar.

"Ayu lihatlah putramu yang sudah dewasa itu, ada kebahagiaan dan kesedihan tersendiri disini" lirih Agio sambil menyentuh dadanya. "Ternyata tidak mudah mengambil hatinya, meskipun aku adalah ayah kandungnya tapi aku merasa bahwa diantara kita tidak ada ikatan kuat layaknya orang tua dan anak. Atau dia marah karena aku diam-diam telah menikah lagi? Apa dia berfikir jika aku telah mencarikan penggantimu? Sunggu Ayu, cinta ini masih sebesar dulu untukmu."

Hanya menangis lirih sambil menatap foto mendiang istrinya sebagai obat rindu Agio.

Kala rindu datang menggunung, saat itu pula bayang-bayang kenangan indah awal mula pertemuan mereka hingga kenangan menyedihkan sebuah perpisahan terlintas dalam ingatan Agio. Bahkan rasa bersalah karena telah menikah kembali membuat tangisan Agio sulit di hentikan.

"maafkan aku Ayu, maaf..."

🍃🍃🍃

Pukul 4.00 Agio terbangun Menyadari dirinya tertidur di ruang kerja semalaman karena sibuk bernostalgia dengan masa lalu, kini dia segera beranjak menuju kamar pribadinya.

"Ceklek"

Suara pintu terbuka dengan pelan, bahkan Agio sangat berhati-hati dalam melangkahkan kakinya menuju ranjang. Dia tidak ingin Grite yang terlelap dalam tidurnya sampai terusik karena kegaduhan yang dia ciptakan.

Manis! Lirih Agio ketika menatap wajah polos nyenyak Grite.

"Huft, sampai kapan akan seperti ini Grite. Lama-lama berada di dekatmu aku bisa khilaf, aku lelaki tua yang normal. Apa semenakutkan itu malam pertama untukmu hingga sampai saat ini kau belum siap aku sentuh? Padahal ini sudah berbulan-bulan." Lirih Agio sebelum melangkah meninggalkan Grite menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah kemarin seharian bekerja bahkan tertidur sebelum membersihkan diri.

🍃🍃🍃

Seperti hari-hari sebelumnya, Azcel yang selalu pulang dengan keadaan mabuk tak urung menjelang pagi itupun juga demikian. Berjalan sempoyongan, kadang tertawa pelan yang jutru lebih terdengar kekehan namun tatapan matanya penuh luka, tawa yang terdengar menyayat hati bagi siapapun pendengarnya.

Kamarnya yang berada di lantai dua membuat Azcel sedikit kesusahan saat menapaki anak tangga satu persatu. Dibukanya pintu kayu bercat abu-abu itu, kakinya melangkah masuk dengan tertatih namun baru beberapa langkah dia kembali keluar, di tatap pintu bercat putih tepat di depan kamarnya, kesedihan jelas terpancar di mata tajamnya ada setitik air bening yang tanpa terasa menetes jatuh luruh begitu saja dipipi membasahi wajah tegas dan tampan itu. Lama menatap pintu kamar Agio dan Grite membuat hatinya semakin sakit. Azcel memutuskan untuk kembali ke kamarnya tanpa menoleh lagi.

"Ahhh sial!" Azcel menjatuhkan tubuh kekarnya di atas ranjang. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya. Hati dan pikirannya bertarung, bergelut memikirkan apa yang harus dia lakukan.

🍃🍃🍃

11.19

Handphone Acel berdering menandakan ada panggilan masuk, setelah beberapa kali berdering benda pipih itu akhirnya mampu menyadarkan tubuh yang terlelap dengan mimpi (entah mimpi indah atau mimpi buruk, author lupa bertanya hehe).

"Hmm" jawab Azcel setelah menggeser tombol hijau di layar benda pipih berlogo buah yang harganya setara dengan harga diri pelakor. Just kidding ya

"Loe baru bangun?? Come on Azcel, jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Gue udah di bandara, nanti sore kita harus ketemu oke?! Bay!"

Aditya Al Ghani. Salah satu sahabat Azcel yang tau semua tentang Azcel. Setelah mendengar curhatan hati Azcel beberapa hari ini, akhirnya Aditya memutuskan untuk menyusul sahabatnya ke Amerika.

Setelah selesai mandi Azcel menuju ruang makan niat hati ingin sarapan sekaligus makan siang justru malah makan hati yang di dapatkan. Seperti pepatah ya hehe..

"Azcel, kau baru bangun?" Sapa Agio yang ternyata sudah duduk di kursi meja makan beserta sang istri.

"Hmm" hanya deheman respon yang di berikan Azcel.

Makan siang kali ini terasa kaku, hening dan membuat selera makan seluruh penghuni ruangan tersebut menghilang.

"Aku sudah selesai." Azcel yang makan dengan terburu-buru tanpa menikmati makanannya pun segera berdiri setelah makanan di piringnya tandas.

"Tunggu Azcel, daddy ingin bicara denganmu."

"Katakan dad, aku harus segera pergi menemui temanku." Kilah Azcel mencari alasan karena masih enggan bertemu dengan sang daddy.

"Silahkan keruang kerja daddy." Agio mulai berjalan mendahului menuju ruang kerjanya.

5 menit

10 menit

15 menit sudah berlalu, tapi kedua pria beda usia itu hanya terdiam tanpa ada yang berkata satupun diantaranya.

"Jika tidak ada yang ingin di katakan, aku akan pergi." Azcel beranjak dari kursi dan berjalan menuju pintu.

"Daddy ingin kamu menatap di sini Azcel." Ucap Agio spontan.

"Apa maksud daddy?"

"Menetaplah di sini dan pimpin perusahaan daddy. Kau tau kan Azcel kalau daddy sudah tua. Sudah waktunya daddy pensiun untuk menikmati masa tua daddy."

Azcel yang terdiam pun tersenyum kecut setelah mendengar penuturan sang ayah "menikmati masa tua?? menikmati istri mudanya kali!" yang tentu saja hanya terucap dalam hati. Kemudian Azcel berbalik badan, memutar handle pintu hendak keluar. Namun baru pintu terbuka sedikit Agio kembali bersuara.

"Sebenarnya apa yang terjadi Azcel?"

Melihat Azcel yang diam membisu Agio terus mendesak dengan berbagai pertanyaan.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu seperti menghindar dari daddy? Apa daddy melakukan kesalahan? Kamu seperti bukan Azcel yang daddy kenal? Apa kamu mengalami kesulitan atau masalah? Jika kamu bersedia ceritakan pada daddymu ini, daddy pasti akan membantu mu prince." Nada keputusasaan terdengar dari bibir Agio.

"Apa cukup pertanyaan daddy? Jika sudah, aku akan keluar. Dan satu lagi, aku sudah dewasa jadi jangan perlakukan aku selayaknya anak kecil!" Tanpa menunggu jawaban Agio, Azcel keluar ruang kerja sang daddy menutup pintu bercat coklat tua itu dengan keras.

Sepersekian detik Azcel mematung di depan pintu, matanya menatap penuh luka pada sesosok wanita muda berselisih 2tahun dibawah usia Azcel.

"Azcel.." lirih Grite. Ya dia Grite, perempuan yang sejak tadi menguping pembicaraan antara ayah dan anak.

Grite, wanita muda yang di nikahi oleh Agio, wanita muda yang ternyata adalah kekasih sekaligus cinta pertama putra semata wayangnya, Azcel.

Jika di posisi ini Azcel menatap penuh luka pada Grite, berbeda dengan wanita malang itu, dia menatap penuh sesal, rindu, cinta dan permohonan maaf yang mendalam.

Di acuhkan oleh Azcel, di abaikan dan di tinggalkan begitu saja membuat Grite tanpa sadar meneteskan air mata. Azcel yang tidak mampu berdekatan bahkan menatap Grite terlalu lama pun segera melangkah pergi meninggalkan rumah berlantai 3 dengan kesakitan yang mendalam.

"Maafkan aku Azcel.." ucap Grite dalam hati menatap langkah lebar Azcel dengan tangisan yang tertahan.

🍃🍃🍃

Author pribadi memohon maaf jika cerita ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan karena cerita ini adalah cerita pertama yang author tulis.

Jika ada Kritik dan saran tentu author akan sangat berterimakasih karena dengan begitu author bisa lebih baik lagi dalam menulis.

Note : Oh ya, author juga ingin menjelaskan bahwa Felicia adalah sahabat dari Ayu (mommy Azcel) yang artinya Agio pun juga sudah menganggap Felicia sahabat. Jadi akan ada satu tempat mereka akan berinteraksi selayaknya sahabat, bukan hanya sebagai atasan dan bawahan (tuan dan babby sitter).

1
Cancer
semoga lekas sembuh thor
Cancer
10 iklan + 2 mawar untuk 30 bab nya ya Thor. semoga semakin semangat nulisnya
Daffodil: Terimakasih
total 1 replies
Cancer
saking pusingnya sampai nulis kepala jadi kelapa ya Thor hehe
Cancer
Lebih rajin up dong Thor, biar yang baca makin semangat
Cancer
semoga hubungan mu dengan agio akan baik-baik saja grite
Cancer
lega kan Grite karena udah jujur sama suami sendiri
Cancer
akhirnya jujur juga
MyBe
semangat Gritte, jadilah istri sholeha hehe
MyBe
Pasti nih entar si disa ketemu lagi sama azcel
MyBe
shick shack shock gak tuh /Sob//Facepalm/
MyBe
Azcel baiknya kek gitu pasti nyesel nih si grite karena udah menyianyiakan Azcel
MyBe
ya Ampuuuuuun, mleyoot
MyBe
bener-bener ya itu si hadi, kok jadi kasihan ya sama Grite
Cancer
semangat! aku nunggu up bab selanjutnya
Cancer
Adit..Adit, kayak pernah telat datang bulan aja
Daffodil: tau nih adit, mentang-mentang calon dokter ya kan
total 1 replies
Cancer
naah keributan seperti ini yang aku suka
Cancer
berharap berlebihan itu tidak baik ya grite
Cancer
aduuh azcel, lagian ngapain sih ngintip segala, kan jadi sakit hatinya hehe
Cancer
sampai sini ceritanya cukup bagus, gak ngebosenin, pokoknya semangat buat penulisnya
Daffodil
di tunggu ya, insyaallah up setiap hari Selasa, Jum'at dan Sabtu 💙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!