NovelToon NovelToon
Sorry, Thank You & I Love You

Sorry, Thank You & I Love You

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:103.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gresyst_lee

Jatuh cinta tentu sangat menyenangkan. Tapi, bagaimana kalau cinta pertamamu malah memberimu luka?

Bertahan atau meninggalkan, hanya dua itu pilihannya.

Bercerita tentang Xena, wanita yang jatuh cinta pada pandangan pertama. sayangnya, pria yang dicintai malah sudah mencintai wanita lain. Dan sialnya, pria itu malah meminta Xena menjadi kekasihnya, hanya untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya.

Awalnya Xena tak menaruh curiga, sampai disaat dimana dia mengetahahui, kalau pria yang dia sukai tak memiliki perasaan yang sama untuknya. Untuk apapun, pria itu selalu menomorsatukan Sana, sahabat sang pria yang ternyata adalah wanita yang pria itu cintai.

Xena adalah kekasih Rayan, tapi dia malah merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan Rayan dan Sana.

Lalu, apa dia harus bertahan dengan pria yang jelas-jelas tak ingin bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

2 minggu lalu

Rayan duduk dan mengobrol santai dengan om Daniel. Ditemani segelas cappuccino, keduanya berbincang tentang beberapa issue terbaru di dunia bisnis.

‘’Ray, tadi pagi papamu telepon. Kau tau bukan apa yang dia katakan?’’

Rayan mengangguk, lalu mengambil gelas cappuccino nya yang tinggal setengah dan menyesapnya habis. ‘’Ray masih betah disini om, masih banyak yang harus Ray pelajari.’’ Pria 25 tahun itu bukannya tidak ingin mewarisi perusahaan keluarganya. Dia hanya merasa belum siap akan tanggung jawab sebesar itu.

‘’Posisi mu nanti, akan membuatmu belajar banyak hal Ray.’’

Rayan menggeleng, nampak kekhawatiran di manik hitamnya. ‘’Rayan nggak yakin om. Memegang perusahaan sebesar itu?’’ Tak percaya diri, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi mengingat banyaknya karyawan yang berjuang mempertaruhkan nasib di perusahaan mereka.

Sebagai anak tunggal bisnisman ternama, tentu saja memberikan tekanan tersendiri untuk Rayan. Takut tak bisa mengimbangi sang papa, takut gagal dan malah mengecewakan semua pihak yang sudah mendukungnya.

‘’Kamu bisa Ray, om yakin itu.’’

Rayan tersenyum datar. Pikirannya berkecamuk.

‘’Ray, bagaimana kalau kamu menjadikan ini sebagai tantangan? Kau suka tantangan bukan?’’

‘’Mana bisa aku bermain-main dengan masa depan banyak orang om?’’

Om Daniel tersenyum. ‘’Memangnya kamu berniat main-main?’’

Rayan menggeleng dengan cepat, bikin om Daniel tertawa. ‘’Lakukan tugasmu dengan baik, selesaikan semua halangan yang akan menghadang dan membuatmu jatuh. Om yakin kamu mengerti maksud om.’’

‘’Kalau gagal?’’

‘’Om pikir kamu tidak punya sikap ini.’’

‘’Maksud om?’’

‘’Sejak kapan kamu jadi tidak percaya diri seperti ini? Rayan yang om kenal adalah Rayan yang selalu berusaha memberikan yang terbaik, tak peduli dengan apa yang menghalanginya.’’

‘’Kali ini berbeda om, ini menyangkut banyak orang.’’

‘’Kamu hanya perlu melakukan yang terbaik, seperti biasanya. Sudahlah, om tidak terbiasa melihat sikap pesimis mu ini.’’ Om Daniel berdiri, menepuk pundak kanan Rayan dan berlalu  masuk ke kamar.

Sedangkan Rayan, pria itu masih duduk, memikirkan ucapan om Daniel. Ya, benar kata om Daniel, cepat atau lambat dia tetap akan menggantikan posisi papanya. Melakukan yang terbaik? Bukankah itu keahliannya? Kepercayaan dirinya perlahan kembali.

Baru saja Rayan berdiri dan dia sudah kembali duduk. Cinta pertamanya menelpon. ‘’Ray, kenapa lama sih jawab teleponnya?’’

Rayan malah tersenyum. Kali ini apalagi? Drama apalagi yang akan dimainkan mamanya? Dengan sabar Rayan menanti. Pria itu meletakan ponselnya diatas meja, loudspeaker diaktifkan. Lalu dia mengambil majalah bisnis yang tadi sempat dibaca om Daniel.

‘’Ray, jantung papamu kumat!’’ Bukannya khawatir, Rayan malah menggeleng, tersenyum, meletakan majalah dan mengambil ponselnya lagi. Rayan jelas tahu, kalau mamanya (Mama Liana) sedang berbohong. Ini bukan pertama kalinya dan Rayan sudah hafal setiap trik yang dilakukan mama Liana. Lagian, sejak kapan papanya punya penyakit jantung?

‘’Minggu depan Ray pulang ma.’’ Untung saja Rayan tidak mendekatkan ponsel di telinganya. Bisa sakit telinganya, saat mamanya berteriak nyaring, saking senangnya mendengar kabar kepulangan Rayan. Maklumlah, sudah hampir 7 tahun sejak Rayan memutuskan menetap di Prancis, bersama om Daniel, adik dari papanya.

‘’Ini beneran ‘kan? Kamu nggak lagi nge prank mama ‘kan?’’ Mama Liana memastikan, takut Rayan berbohong dan hanya mengerjainya.

‘’Emang aku pernah boong sama mama?’’

‘’Pake ditanya segala.’’ Mama Liana cekikikan, tak lama terdengar lagi sorak senangnya. Rayan juga mendengar, saat mama Liana berteriak memanggil papa Williams dan memberitahu tentang kepulangannya.

‘’Beneran Ray?’’ Kali ini papa William yang bertanya.

‘’Iya pa, minggu depan aku pulang dan tolong jangan menjemputku di bandara.’’ Rayan memperingatkan, karena tau bagaimana sikap mamanya. Paruh baya itu mungkin saja akan mengajak tetangga sekompleks, saat datang menjemputnya.

‘’Dan jangan ada sambutan apapun ma, please, oke?’’

Cibikan kesal terdengar jelas, ‘’iya!’’ Rayan tersenyum sebelum mengakhiri panggilan telepon.

*****

Seminggu kemudian.

‘’Hallo ma, aku udah nyampe bandara, ya.’’ Rayan menelpon mama Liana, begitu dia tiba di bandar udara Soekarno Hatta. Mereka berbincang hampir 5 menit, sebelum Rayan mengakhiri telepon.

Rayan, pria itu melangkah dengan santai, tanpa peduli pada banyaknya kaum hawa yang melempar tatapan kagum untuknya. Mau seberapa cantik pun mereka, tak mampu menarik perhatian Rayan. Maklumlah, pria itu sudah memiliki tambatan hati.

Disinilah dia sekarang, di depan salah satu apartemen mewah yang terletak di kompleks The Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

‘’Ray ….’’ Sudut bibirnya naik, menatap wanita cantik yang melangkah cepat ke arahnya. Ya, wanita itu, wanita yang 10 tahun ini menempati hatinya, tanpa wanita itu tahu.

Semakin cantik saja wanita itu, dengan rambutnya yang dipotong pendek, puji Rayan dalam hatinya. Diperhatikannya terus, Sana yang melangkah semakin dekat. Ah, hanya wanita ini yang bisa bikin Rayan deg degan.

‘’Ray, kapan nyampe?’’ tanya Sana saat berdiri di depan Rayan. Bukannya menjawab, Rayan malah menarik Sana dalam pelukannya. Tak ada perlawanan, Sana ikut membalas pelukan Rayan.

‘’Aku kangen banget sama kamu.’’ Rayan mengeratkan pelukannya. Ringisan pelan dibuatnya, saat Sana sengaja mencubit pinggangnya.

‘’Kangen, tapi nggak pernah pulang!’’

‘’Ya kan hampir setiap bulan kamu ikut mama ke Perancis.’’ Rayan kembali mengeratkan pelukannya yang tadi sedikit kendur.

‘’Pelukan kok nggak ngajak-ngajak?’’ keduanya teralih. Suara tak asing menyapa indera pendengaran mereka.

‘’Kapan nyampe yang?’’ Mata dan telinga Rayan terbuka lebar. Spontan dia menatap Sana, yang masih ada dalam dekapannya. Yang? Sana manggil Aldo yang? Ini pendengarannya yang salah, atau ?

‘’Na, kamu barusan manggil Aldo apa?’’ tanyanya ingin memastikan. Sana tersenyum, melepas pelukan Rayan dan melangkah, memeluk pinggang Aldo.

Deg!

Apa ini? Apa yang terjadi? Semakin gelisah saja Rayan, melihat Aldo yang baru saja melabuhkan bibirnya di kening Sana. Dua muda mudi itu saling melempar senyum, sinar mata mereka tak bisa berbohong, keduanya sedang  berbunga-bunga dan itu benar-benar menghancurkan harapan Rayan, yang sebenarnya sudah berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Sana.

Rayan pikir selama ini Sana menyukainya, melihat sikap wanita itu yang selalu datang mengunjunginya di Perancis.

‘’Kalian ….?’’ Rayan tetap bertanya, hanya untuk memastikan.

‘’Kemarin Aldo nembak aku Ray,’’ jawab Sana dengan senyumnya yang lebar. Terlihat jelas, sangat jelas kalau wanita itu sangat bahagia. Binar matanya seolah memberitahu, betapa dia menyukai Aldo, pria yang juga adalah sahabat Rayan.

Sakit? Tentu saja, tapi Rayan mencoba santai, seolah senang dengan berita kencan Sana dan Aldo. Rayan pun melangkah mendekat pada keduanya. ‘’Selamat ya buat kalian.’’ Lalu tangannya terangkat, mengacak rambut wanita yang baru saja mematahkan hatinya itu. ‘’Udah nggak jomblo lagi dong sekarang,’’ ucapnya seperti meledek, tapi siapa yang tau, bagaimana susahnya dia mengontrol emosi saat ini.

‘’Ya dan kapan kamu akan menyusul?’’ Pertanyaan Aldo mengalihkan pandangan Rayan dari Sana.

‘’Menyusul? Ah aku tidak punya keinginan itu sekarang.’’

‘’Kenapa? Ingat umur loh Ray.’’ Sana melayangkan protesnya. Rayan tersenyum getir, menatap Sana dengan tatapan pilu. Bagaimana mau punya pacar, sedangkan wanita yang dia sukai sudah menjadi kekasih dari sahabatnya? Cintanya layu sebelum mekar. Ceritanya usai sebelum sempat memulai.

Aldo, pria itu hanya menatap tanpa mengatakan apa-apa.

Hampir setengah jam dihabiskan Rayan bersama Sana dan Aldo. Akhirnya dia pun pamit, tak bisa lagi menahan cemburu, karena kedua muda mudi itu, selalu pamer kemesraan.

‘’Kok cepat banget.’’ Sana sedikit keberatan, saat Rayan berpamitan.

‘’Kamu tahu sendiri bagaimana mama, dia bisa mengomel, kalau aku nggak cepat sampai di rumah.’’ Terpaksa Rayan menjual nama mamanya, karena tak punya alasan lain lagi, untuk segera pergi dan menjauh dari Sana dan Aldo.

‘’Sudahlah yang, kan bisa ketemu lagi nanti.’’ Semakin panas saja hati Rayan, saat melihat Aldo mengelus lembut puncak kepala Sana. Dulu, dia juga sering melakukan hal serupa, tapi sepertinya sekarang tak akan lagi.

Seminggu sejak kejadian itu, tak pernah sekalipun Rayan bertemu Sana ataupun Aldo. setiap kali Sana atau keduanya datang, Rayan selalu pura-pura tidur. Kadang kala dia juga menyuruh orang tua atau ART rumahnya untuk berbohong, mengatakan kalau dirinya sedang tidak berada di rumah.

Seminggu ini Rayan benar-benar memutuskan komunikasi dengan Sana. Chat Sana tak pernah dibalas, telepon Sana juga tak pernah diangkat lagi. Tak mudah bagi Rayan, untuk menerima hubungan Sana dan Aldo. jadi, untuk sementara dia ingin menjauh.

*****

‘’Tampan sekali anak mama,’’ sambut mama Liana pada Rayan yang baru duduk di meja makan, dengan hanya menggunakan pakaian santainya.

‘’Kamu mau pake baju itu ke kantor?’’ tanya papa tanpa mengalihkan perhatiannya dari piring, fokus pada sarapannya.

‘’Iya pa, nggak masalah kan?’’

‘’Ya nggak masalah dong Ray, kenyamanan adalah nomer 1.’’ Papa hanya mendesah pelan, mendengar jawaban istrinya yang sok bijak.

‘’Ray, Sana sama Aldo pacaran sekarang?’’ Rayan terdiam, roti yang baru diambil diletakan lagi.

‘’Ray nggak ikut sarapan ya ma, dikantor aja nanti.’’ Papa Williams menghentikan makannya. Menatap Rayan dengan penuh tanda tanya. Mama Liana sudah memberikan tatapan tajamnya. Semakin bingung saja papa Williams.

‘’Nggak peka banget sama perasaan anak sendiri!’’ Papa William hanya diam, menatap bingung pada sang istri yang juga melenggang pergi, tanpa menghabiskan sarapannya.

‘’Mereka kenapa sih?’’ monolog papa William.

*****

‘’Stop pak.’’ Rayan meminta sopir untuk menghentikan mobil, di gerai starbuck yang hanya berselang 2 gedung dari gedung perusahaannya.

Rayan melangkah santai, ‘’Aduh, hati-hati dong!’’ Rayan dibuat kaget, saat seorang wanita tiba-tiba berucap dengan nada kesal. Rayan tak mempedulikan, pria itu meneruskan langkahnya tanpa sama sekali melirik untuk menatap. Toh wanita itu yang menabraknya.

Bersambung .....

Kata-kata tak akan berhasil tanpa sebuah tindakan. Cinta tak akan berhasil tanpa sebuah ungkapan.

Visual Rayan

1
aca
terlalu lemah gampang maafin dasar bodoh
aca
abis ne nangis darah qm ray
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
..
Anonymous
.
Leni
menyikat bkn brrti mencintai kn
Leni
ngk suka sm sikap senang plinplan se x x beri pelajaran sm rayan nilai perlu buat Xena sm Bryan aja buat rayan menye Sa l
Ayu Audy
Luar biasa
Rita Riau
dliraba Murat,,, wow,, cocok dgn yang yang,,,,
Noviendah Sitohang SmileVoice
sedih 😩
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Leni
xen kpn pergi a biar kapok ray
Leni
ditunggu bila waktu a tiba
Leni
ngk jelas kadNg Daniel sebut rayan
missyy
🌹🌹🌹🌹
missyy
ciee xenaaa/Joyful//Joyful/
missyy
yang tegas dong rey, gimana sih jadi cowo
Salsa Sal
Novel yang bagus, cerita y ringan, aku syuka, thanx untuk authornya, semangat terus /Heart/
Salsa Sal
sudah Xena gak usah bilang lagi sama Rayyan, biar kehilangan...
missyy
Luar biasa
missyy
poor xenaa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!