Bagaimana jika kalian sudah mempunyai kekasih yang sangat disayangi dan sudah lama menjalin hubungan dengannya namun tiba-tiba tidak ada angin dan hujan kamu harus menerima perjodohan dari orang tua kalian..
Akankah kalian akan menerima perjodohan itu atau bahkan lebih memilih kekasih kalian??
Ini lah yang dirasakan Biyanka Mahendra, anak kedua dari keluarga Mahendra harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenal dan sama sekali belum pernah dilihatnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu
Biyanka pulang ke rumah dengan hati yang ceria, dia pun langsung berjalan masuk ke dalam rumahnya..
Namun langkahnya tapi tiba-tiba berhenti saat melihat ternyata dirumahnya sedang ada tamu..
" Sayang,, kamu sudah pulang..
Kenalin dulu sama tante Dinda Nak,,
" Biyanka tante,, Ucap biyanka dengan mencium tangan tante Dinda
" Astaga,, ini Biyanka.. Sudah besar kamu ya cantik lagi,,
" Makasih Tante,,, tante juga cantik..
" Tante sudah tua sayang, masa iya masih cantik..
" Masih cantik kok Tan,, em,, Biyanka ke kamar dulu ya mau ganti baju..
" Oke sayang,,
Biyanka pun menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamarnya..
-
Di ruang tamu,
Mereka saling ngobrol dan bahkan sampai membahas masalah perjodohan anak-anak mereka..
" Oya Ran, gimana kalo kita jodohin Biyanka dengan Cristian..
" Cristian,, Lo memangnya dia belum punya kekasih Mba,,
" Belum Ran,, aku tuh bingung sama Tian..
Aku udah pengin gendong cucu tapi ya dia masih belum mau menikah..
" Lo kenapa Mba, bukannya Tian lelaki yang sangat tampan bahkan dia juga sudah mapan masa gag ada zi wanita yang deket dengannya..
" Astaga,, banyak wanita yang mendekatinya Ran,, cuma ya,, Tian selalu ingin menikah dengan gadis yang dulu pernah dilihatnya saat di pantai..
Tapi mungkin Biyanka sudah punya kekasih ya..
" Hem,, dia memang sudah punya kekasih Mba.. Cuma saya sama Ayahnya Biyanka gag setuju,,
" Lo,, emang kenapa..
" Gimana ya Mba,, saya gag suka aja dengan sikapnya.. Menurut saya kurang sopan lah mba..
" Ya udah,, gimana kita jodohin mereka aja Ran.. Nanti aku bilang sama Papahnya Tian
" Oke deh Mba,, nanti aku juga bicara dengan Ayahnya Biyanka ya..
Setelah banyak mengobrol dan bercanda akhirnya Dinda pun pamit pulang..
" Ran,, aku pulang dulu ya.. Udah sore juga
" Iya Mba,, sering-sering main ya Mba..
" salam buat Hendra juga Biyanka ya..
" Iya Mba,, Hati-hati ya Mba..
-
Rania berjalan menuju kamar Biyanka..
Ceklek,,
Pintu terbuka dan terlihat Biyanka yang sedang berbaring sambil membaca komik, .
" Lagi baca apa Bee,,
" Eh Bun,, ini baca Komik,,
Tante Dinda udah pulang Bun,,
" Udah,,
" Memangnya Tante Dinda siapa zi Bun,,
" Tante Dinda teman Bunda sama Ayah saat Sekolah SMA dulu sayang,, dan kita baru ketemu lagi setelah Tante Dinda menikah dan ikut bersama suaminya tinggal di Luar Negeri
" Jadi tadi Bunda baru ketemu Tante Dinda
" Iya,, Pas Bunda lagi ke supermarket gag sengaja ketemu terus Bunda ajak ke rumah deh..
" Cantik ya Bun,, tante Dinda
" Dari dulu memang Tante Dinda sangat cantik, banyak yang menyukainya juga
" Terus ayah sendiri,,
" Bunda, Ayah dan Tante Dinda itu Sahabatan..
Eh malah Bunda menikah dengan Ayah..
Biyanka hanya manggut-manggut mendengarkan cerita masa lalu mereka,
" Udah ah,, bunda mau mandi dulu keburu Ayah kamu pulang..
" Oke Bunda..
Biyanka kembali berbaring dan melanjutkan membacanya..
Dia sangat menyukai membaca, apalagi membaca komik,,
Sudah hampir satu lemari komik koleksinya dan itu tidak membuatnya untuk berhenti membeli komik.
-
Biyanka turun ke bawah mencari Bunda Rani,,
" Bunda,, Bunda dimana teriak Biyanka
" Bunda di dapur Sayang,,
Biyanka langsung menuju dapur,,
" Bunda lagi masak,, Biyanka cari kemana-mana tadi
" Kenapa,, ada apa cari Bunda hem,,
" Gapapa zi,, cuma cari aja
" Kamu tu ya,, sini bantu Bunda
" Biyanka bantu apa Bun,,
" Itu Wortel kamu potong-potong bisa kan
Biyanka pun mengambil pisau dan mulai memotong wortel dengan sangat hati-hati takut jarinya kena..
" Bunda,, kayak gini kan,,
" Astasa Biyanka,, kamu potong-potong nya lebih kecil lagi dong,, itu susah dimakannya..
" Hee,, Biyanka takut kena jari Bun,,
" Kamu tuh ya,, anak perempuan itu harus bisa masak,, gimana kalo kamu nanti menikah
" Dih,, bunda,, masih lama juga..
" Tapi harus belajar dari sekarang Sayang,,
Biyanka hanya mendengarkan ucapan Bunda Rania dan kembali memotong wortel sesuai dengan yang dicontohkan..