NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

Ayu Larasati, dokter spesialis kejiwaan di rumah sakit di kota Magelang. Usia nya sekitar 28 tahun. Memiliki hobi membuat komik tapi tak ingin dipublikasi kan. Dia memakai hijab, cantik, kulitnya putih, wajahnya selalu cerah meski riasannya natural.

Laras biasa ia disapa. Lebih memilih tinggal di rumah sakit daripada harus pulang ke rumah. Di rumah sakit ia hanya akan menemukan keluh kesah pasien nya. Mendengar cerita pasiennya, menenangkan pasiennya. Hal yang sangat menyenangkan baginya.

Daripada ia harus kembali ke rumah dan berdebat dengan umi nya. Laras ini anak pertama dari umi Saodah dan abi Gunawan. Sebenarnya dia memiliki adik laki-laki. Tapi, adiknya meninggal saat usia 20 tahun karena sakit kanker tulang yang di deritanya.

Dulu umi nya pernah mengalami depresi. Kehilangan orang yang begitu disayangi merupakan hal yang paling menyakitkan. Karena depresi itulah Laras memutuskan untuk mengambil spesialis kejiwaan. Umi Laras sempat dirawat di rumah sakit jiwa karena begitu parahnya depresi itu.

Abi dan Laras tak pernah patah semangat untuk memberi dukungan kepada umi agar segera sembuh. Dan akhirnya, usaha mereka memang tidak sia-sia.

"Dok, pasien terakhir ya" ucap Nina perawat sekaligus asisten Laras.

"Wokeh, los dol in aja Nin. Sok kabeeeehhh hari ini" ucap Laras seperti biasa yang senang ketika pasiennya membludak.

Bukan apa, jika umi nya berkunjung dan di dapatinya tidak ada pasien pasti lah dia akan diseret untuk pulang.

"Silahkan masuk bu" ucap Nina mempersilahkan pasien Laras masuk.

"Assalamualaikum, siang dokter Laras" ucap ibu itu dengan senyuman yang merekah.

"Selamat siang juga ibu Aini. Apa kabar?"

"Alhamdulillah, dokter tahu tadi malam saya bisa tidur nyenyak padahal obat saya habis lhoh dok" terang bu Aini.

"Oh ya? Hebat sekali ibu. Apa yang ibu lakukan sebelum tidur sehingga bisa sampai nyenyak begitu? Penasaran saya. Bagi resepnya dooonnnggg" canda Laras.

"Ih dokter mah merendah. Saya hanya melakukan apa yang dokter sarankan. Saya hanya mengambil wudhu berdzikir sebentar dan tidur dok. Saya juga tidak mimpi apapun" terangnya lagi.

"Oh ya? Bagus sekali ibu. Terus-terus gimana?" Laras masih mendengar cerita pasiennya dengan penuh antusias.

"Ternyata benar yang dokter katakan. Kita itu hanya butuh mengikhlaskan. Menjalani tanpa harus mengatur apa yang sudah menjadi ketetapan. Menerima dan mencoba berlapang dada. Memperbanyak syukur atas nikmat dan karunia. Mempersingkat keluhan kita. Itulah yang membuat saya bisa tidur nyenyak dokter"

"Alhamdulillah ibu. Saya turut senang. Ini saya resepkan obat untuk vitamin saraf nya saja ya. Datang lagi kesini kalau ibu butuh teman cerita. Saya full 24 jam disini. Heheheh"

"Dokter, mau nikah sama anak saya gak? Anaknya cakep kok, gak neko-neko. Mau ya jadi mantu saya. Nanti kan enak kalau mau curhat tinggal dirumah ketemu"

"Ahahahahhaha, ibu ini bisa aja. Saya belum ingin menikah bu. Saya masih ingin membahagiakan keluarga saya dulu dan masih ingin main-main sama yang lain. Hehehehe" ucap Laras dengan cengengesan.

"Aaahhh, dokter ih. Saya pengen lho punya mantu perhatian seperti dokter. Siapa tahu nanti cocok. Mau ya?" bujuk ibu Aini.

"Udah sih dok, mau aja. Siapa tahu ganteng dan emang beneran jodohnya dokter" sahut Nina dengan cepat.

"Apaan sih Nin, jangan ikut-ikutan kayak umi sama abi yang gegerin hal itu melulu deh" sewot Laras kepada Nina.

"Dijodohkan dengan asisten saya saja bu, dia juga masih single. Ya kan Nin?" ucap Laras sambil menoleh Nina yang ada dibelakangnya.

"Oh, jeng Nina masih single juga? Mau saya kenalkan jeng? Anaknya baik lhoh. Jangan karena saya depresi begini kalian tidak mau dong"

"Ee, bukan itu maksudnya bu, saya memang murni belum ingin menikah. Masih ingin mengejar karir. Nanti juga datang sendiri jodohnya" ucap Laras sambil tersenyum.

"Hmmm, ya sudah lah. Nanti kalau memang tertarik hubungi saya yaaaa"

"Ini resepnya ya ibu, nanti seminggu lagi kontrol ulang lagi. Saya akan memastikan kondisi ibu lagi. Oke ibu Aini sayang?"

"Siap dok, ah, andai yang manggil itu tadi menantu saya. Pasti sangat senang saya"

"Hahaha, kontrol emosinya bu. Jangan sampai larut dalam kesedihan dan meledak-ledak dalam kesenangan. Harus seimbang ya"

"Oke dokter. Saya permisi dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Laras tersenyum senang karena pasiennya bisa mengendalikan diri dan mau berusaha untuk sembuh. Adzan ashar berkumandang. Segera dia meninggalkan ruangannya dan bergegas ke masjid rumah sakit.

Dia menunaikan sholat. Selesai itu dia berdoa kepada Pencipta. Dia mendengar orang bermurotal. Segera ia mengakhiri doanya dan mencari sumber suara itu.

Suara laki-laki. Ah, merdu sekali suara nyaaa. Jarang banget disini ada yang bermurotal seperti ini. Dosa gak ya kalau aku ngintip? Eh, jangan dosa! Tapi kan sekali lihat tidak apa-apa?

batin Laras dalam hati.

"Dokter Laras!" suara itu tak asing di telinga Laras. Dia menoleh dan didapatinya pasien tadi. Suara ibu Aini.

"Oh, ibu Aini. Bikin kaget saja ih. Ibu belum pulang?"

"Tadinya mau pulang dok, anak saya jemputnya kelamaan. Terus adzan ya saya sholat dulu aja. Dokter ngapain celingukan? Ada yang hilang?" tanya bu Aini ikut celingukan.

"Eh, bukan bu. Gak ada yang hilang kok. Cuma iseng aja celingukan. Hehehe"

"Ooohhh, jangan-jangan dokter mau ngintip pria yang lagi murotal itu ya? Ya kan?" Bu Aini centil menggoda Laras.

"Ih, gak lah bu. Dosa tau bu, berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrim nya" elak Laras dengan tersipu malu.

"Iya saya juga tahu dok, tapi kenapa wajah dokter merah? Aaahh, pasti benar kan dugaan saya? Ya kan ya kan?"

"Ih, si ibu nih, paling bisaaaa kalau suruh godain saya. Udah bu. Jangan diperpanjang lagi" ucap Laras sambil melipat mukena nya.

Drrrttggg, suara ponsel bergetar.

"Halo assalamualaikum Duta, iya mamah sudah selesai sholat. Tunggu sebentar ya"

tut.

Bu Aini mematikan telponnya. "Dokter Laras, saya duluan ya. Anak saya sudah menunggu. Assalamualaikum dokter, nanti kabari kalau mau jadi mantu saya hehehehe"

"Waalaikum salam, ih sih ibu nih. Suka sekali menggoda saya. Hati-hati ya bu" jawab Laras dibalas anggukan oleh Bu Aini yang sudah berjalan menjauh.

Laras kembali mencari sumber suara laki-laki tadi, tapi sudah lenyap.

"Yaaaahhh, keasyikan ngobrol jadi ilang deh suara nya. Merdu banget siiihhhh. Pengen lihat orangnya kayak gimana. Oh, Ya Allah, kirimkan hamba satuuuu saja yang seperti tadi. Pasti tiap hari sejuk rasanya" Laras tersenyum melihat langit-langit masjid.

Di depan rumah sakit Bu Aini sudah dijemput oleh anaknya. Dia menggunakan seragam khaki khas nya PNS. Laras yang berada di belakang bu Aini bisa melihatnya.

Oh, itu toh anaknya. Ternyata seorang PNS. Gumam Laras yang hanya bisa melihat punggung lelaki itu bersama ibunya.

.

.

.

Like

Vote

Komen

Tip

1
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!