NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Vas Bunga Termahal di akademi

Suara dentuman kaki dan teriakan membelah udara pagi di Lapangan Latihan Akademi Awan Hijau.

"LAGI! ULANGI! GERAKAN KALIAN SEPERTI KURA-KURA KEBELET KAWIN! LEBIH CEPAT!"

Instruktur Wang, pria botak dengan lengan lebih tebal dari paha rata-rata murid, berteriak hingga urat lehernya keluar.

Di bawah terik matahari, ratusan murid berseragam hijau pucat sedang berlatih "Jurus Tangan Pembelah Batu" paling dasar.

HUP! HUP! HUP!

Keringat bercucuran. Wajah-wajah mereka tegang menahan lelah.

Kecuali satu orang.

Di sudut terjauh lapangan, di bawah naungan pohon willow yang rindang, sesosok pemuda berbaring dengan malas di atas rumput. Jubah sutra putihnya yang termahal berkilau tertimpa cahaya, kontras dengan debu dan keringat di lapangan.

Dia adalah Lin Feng.

"Tuan Muda Teoris" Akademi Awan Hijau.

"Haaaah..." Lin Feng menguap lebar, sama sekali tidak peduli pada keributan di depannya.

"Berisik sekali," gumamnya sambil menutup mata. "Latihan fisik itu buang-buang energi. Energi sebanyak itu mending dipakai tidur. Atau... dipakai memikirkan cara agar pelayan baru di asrama putri mau 'mengantarkan teh' ke kamarku malam ini."

Tiba-tiba, sebuah bayangan menghalangi sinar matahari yang hangat.

"Kau benar-benar aib, Lin Feng."

Suara itu dingin dan menusuk. Lin Feng tidak perlu membuka mata untuk tahu siapa pemiliknya. Zhang Yao. Si "Jenius Nomor Satu" akademi. Tentu saja, dia ditemani oleh pengikut-pengikutnya.

"Wow, Zhang Yao," kata Lin Feng, masih memejamkan mata. "Baru tiga detik kau di sini, dan IQ seluruh area ini langsung anjlok sepuluh poin. Tolong pergi, cahayanya menghalangi tidur siangku yang berharga."

"KAU—!" Salah satu pengikut Zhang Yao hendak maju, tapi ditahan oleh lambaian tangan Zhang Yao.

Zhang Yao tersenyum sinis. "Masih berani bermulut besar, Tuan Muda Teoris? Dengar, Vas Bunga. Wajah tampanmu itu tidak akan menyelamatkanmu saat ujian bulanan nanti. Instruktur Wang mencarimu."

"Oh, ya? Bilang padanya aku sedang 'meditasi pencerahan batin'," sahut Lin Feng malas.

"Tidak perlu. Dia sudah di sini."

Lin Feng akhirnya membuka matanya.

Benar saja, Instruktur Wang sudah berdiri menjulang di depannya, wajahnya merah padam menahan marah.

"LIN FENG!"

Glek.

"Ah... Instruktur Wang. Selamat pagi," sapa Lin Feng, buru-buru bangkit sambil menepuk-nepuk jubahnya. Dia memasang senyumnya yang paling mematikan—senyum yang membuat separuh murid perempuan di akademi mimisan.

Sayangnya, Instruktur Wang sudah kebal.

"PAGI?! SETENGAH HARI SUDAH LEWAT, BRENGSEK KECIL!" bentak Instruktur. "KAU PIKIR KLAN LIN MEMBAYARKU UNTUK MELIHATMU TIDUR?!"

"Tentu saja tidak, Instruktur," jawab Lin Feng dengan nada paling sopan. "Saya hanya sedang... menganalisis. Ya. Menganalisis kelemahan dari formasi latihan massal ini. Sangat tidak efisien. Boros stamina."

Mata Instruktur Wang berkedut. "Menganalisis?"

Zhang Yao tertawa. "Hahaha! Dia bilang menganalisis! Dengar itu? Si sampah ini bahkan tidak bisa mengalirkan Qi-nya dengan benar, tapi dia berani bicara soal efisiensi!"

"Cukup!" bentak Instruktur Wang. Dia muak. "Lin Feng! Karena kau sangat pintar menganalisis, maju ke depan! Tunjukkan pada kami 'Langkah Awan Mengalir'!"

Seluruh lapangan mendadak hening.

Latihan berhenti. Semua mata kini tertuju pada Lin Feng.

Murid-murid perempuan menatap cemas. "Oh tidak, Tuan Muda Lin akan dipermalukan lagi..."

Murid-murid laki-laki menyeringai, siap menonton pertunjukan.

Lin Feng menelan ludah.

"Langkah Awan Mengalir," batinnya. "Jurus rendahan. Sangat mudah. Cuma butuh tiga sirkulasi Qi kecil, fokus di titik Yongquan, lalu dorong momentum ke depan. Teori yang bahkan anak umur lima tahun pun paham."

"Tunggu apa lagi, TAMPAN?!" ejek Zhang Yao. "Atau kakimu yang indah itu terlalu berat untuk diangkat?"

Lin Feng menarik napas. Dia berjalan ke tengah lapangan. Wajah tampannya terlihat tenang, meski telapak tangannya mulai berkeringat.

"Oke, tubuh," doanya dalam hati. "Kali ini saja. Tolong kerja samanya. Jangan jadi pengkhianat, sialan!"

Dia mengambil posisi.

Dia memfokuskan pikirannya. Mengingat diagram meridian di otaknya.

Dia mencoba mengalirkan Qi...

Zzt...

Tidak ada yang terjadi.

Qi internalnya yang setipis benang jahit itu menolak untuk bergerak.

"AYO, LIN FENG! SAMPAI TAHUN DEPAN?!" teriak Instruktur Wang.

Lin Feng panik. Dia mengambil langkah.

BRUK!

Dia tersandung kakinya sendiri.

Lin Feng, sang Tuan Muda terhormat, sang jenius strategi, sang pria tertampan di akademi... jatuh tersungkur.

Wajah dulu.

Mencium debu lapangan latihan.

Hening.

Hening total selama tiga detik.

PFFFFTT—HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!

Tawa meledak seperti bendungan jebol.

"HAHAHA! JURUS BARU! 'LANGKAH CIUM TANAH'!"

"DIA BENAR-BENAR MELAKUKANNYA!"

"AYAM JANTAN! VAS BUNGA PECAH!"

Zhang Yao tertawa paling keras, memegangi perutnya.

Bahkan Xiao Ning'er, si Bunga Es yang selalu datar, terlihat di kejauhan sedang menggigit bibirnya, bahunya bergetar menahan tawa.

Di tengah semua cemoohan itu, Lin Feng bangkit perlahan.

Jubah sutra putihnya kini kotor oleh debu cokelat.

Wajahnya yang tampan masih tersenyum. Senyum yang sama. Senyum yang menawan.

Tapi di dalam hati...

"Sialan," batinnya, giginya bergemeletuk. "Sialan. Sialan. SIALAN! Tubuh tak berguna! Apa gunanya otak jenius kalau fisikku bahkan lebih lemah dari pelacur?! Aku muak. Aku muak dipermalukan seperti ini!"

Dia mengepalkan tangannya begitu erat hingga kuku-kukunya membenam ke telapak tangan.

"Aku butuh kekuatan. Aku tidak peduli caranya. Aku butuh kekuatan... SEKARANG!"

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!