Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Yang terpilih
Ayu memutar gas motor bututnya dengan keadaan hati yang benar-benar bahagia. Sesisir pisang dan dua liter beras dibawanya pulang sore itu.
Pemberian orang tua murid yang ikut bimbingan belajarnya itu sangat berguna untuk menambah kebutuhan keluarga Ayu yang serba kekurangan.
Ayu Lestari, gadis cantik dan juga pandai itu harus menerima kenyataan bahwa semua impian dan cita-citanya harus terjeda entah sampai kapan.
Ayu menatap penampakan mobil berwarna putih yang terparkir manis di depan pagar bambu rumahnya.
Ayu memarkir sepeda motornya lalu melipir ke rumah bagian belakang dan menatap Ardi yang sedang duduk sambil mendengarkan dengan seksama orang-orang yang sedang berbincang di ruang tamu itu.
"Siapa?" tanya Ayu dengan nada pelan.
"Juragan Yasa!" jawab Ardi dengan suara berbisik pula.
"Tumbenan? Mau ngapain?" tanya Ayu lagi.
"Aku juga nggak tahu, Mbak!" jawab bocah lelaki berusia lima belas tahun itu sambil menggelengkan kepala.
Ardi memang sejak tadi mendengarkan pembicaraan itu tapi Ardi juga belum begitu paham apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang dewasa tersebut.
Yang Ardi tahu mereka acapkali menyebut nama Ayu, Puspa dan Surya. Den Surya sendiri merupakan anak lelaki Juragan Yasa sedang Den Puspa merupakan menantu dari Juragan Yasa.
"Saya harap Pak Sena bisa membujuk Ayu untuk menerima pinangan kami, semata agar beban keluarga Pak Sena bisa sedikit berkurang, apalagi utang keluarga ini kepada kami sudah semakin menumpuk. Kami bisa menjanjikan pengobatan untuk Bu Ratih sampai tuntas dan pendidikan Ardi pun akan kami tanggung sampai dia lulus sarjana."
Sena dan Ratih tampak saling pandang. Dalam hati mereka tentu saja mereka tak ingin menjual anak gadisnya untuk dinikahkan dengan Surya dan dijadikan istri kedua.
Sepengetahuan kedua orang tua itu, Ayu ingin melanjutkan kuliah dan ingin mengangkat derajat orang tuanya.
Lalu kalau Sena memaksa Ayu untuk menerima pinangan itu bukankah Sena itu egois meskipun bisa dipastikan bahwa hidup Ayu pasti berubah setelah dia menjadi istri Surya nanti.
"Saya nanti bicarakan dulu sama Ayu ya, Juragan. Secepatnya kami akan memberikan jawaban kepada Juragan!" ucap Sena sopan.
Yasa hanya mendengus pelan, tuan tanah yang memiliki puluhan hektar kebun teh itu merasa dilecehkan kehormatannya karena keluarga Sena tak langsung menerima pinangan Yasa.
"Saya memang nggak memaksa, silakan saja kalau mau berdiskusi dulu, kalaupun Ayu menolak pinangan kami, masih banyak kandidat yang mengantri untuk dipinang oleh Surya!" ucap Yasa dengan nada santai tapi penuh ancaman di dalamnya.
"Nggih Juragan, kasih kami waktu dua hari!" Sena mengangguk patuh. Sena tahu bahwa sejak awal memang Ayu yang terpilih sebagai calon istri kedua Surya.
Juragan Yasa dan asistennya pulang dari rumah itu. Sena dan Ratih menunduk sambil merenungi nasib anak gadisnya.
"Kita pasti mencari jalan yang terbaik, Bu!" hibur Sena sambil menepuk punggung tangan Ratih.
Sena dan Ratih masuk ke dalam, di ruang makan sederhana itu Ardi dan Ayu menunggu orang tua mereka.
"Pak, Bu, ini ada beras dua liter dari orang tua siswa yang Ayu ajar! Dua hari ke depan kita nggak perlu beli beras!" ucap Ayu dengan nada sumringah.
Ratih tersenyum, begitu juga dengan Sena, merasa sangat bersyukur memiliki anak perempuan sebaik Ayu.
"Alhamdulillah ya, Nduk!" Hanya itu yang bisa Ratih ucapkan untuk menyembunyikan rasa sedihnya.
"Ngomong-ngomong tadi Juragan Yasa ngapain ke sini, Bu?" tanya Ayu sambil menikmati satu buah pisang yang tadi dia bawa.
Ratih dan Sena saling tatap, tak bisa menjawab pertanyaan itu dengan cepat. Mereka takut Ayu kecewa dengan berita yang akan mereka sampaikan.
"Juragan Yasa nagih hutang ke Bapak?" tanya Ayu lagi saat tak mendengar jawaban dari orang tuanya.
"Di, masuk ke kamarmu sana!" perintah Bapak kepada anak bungsunya tersebut.
Ardi mengeryit bingung, tapi Ardi tak menolak perintah itu. Ardi meninggalkan ketiganya dan masuk ke dalam kamarnya.
"Sebenarnya tadi Juragan Yasa datang untuk meminang kamu!" ucap Sena jujur.
"Hah?! Maksud Bapak meminang Ayu untuk siapa? Bukannya anak Juragan Yasa cuman satu yaitu Den Surya?" tanya Ayu bingung.
"Kamu dipinang untuk dijadikan istri keduanya Den Surya!" jawab Ratih sambil airmatanya menetes tanpa bisa dicegah.
"Hah?!" Ayu membelalakan matanya karena terkejut.
"Den Puspa nggak bisa memberikan keturunan untuk Den Surya, makanya Den Puspa mengijinkan Den Surya untuk menikah lagi. Kamu yang terpilih, Nduk!"
Kalimat bapaknya yang pelan dan lembut itu tak mampu meredam gejolak yang ada di dada Ayu. Gadis itu lunglai lalu ambruk dan pingsan.