Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Malam Pertama yang menyesakkan dada
Di tengah pesta pernikahan meriah yang diadakan di hotel berbintang lima nan megah, dua mempelai yang tadi siang telah melakukan acara ijab kabul, malam ini tengah memelakukan resepsi pernikahan.
Di dalam ballrooom megah hotel, kilauan lampu kristal menari di antara tawa dan bisik para tamu yang terhanyut dalam alunan musik lembut, menciptakan elegan nan romatis yang seharusnya memancarkan kemewahan dan kebahagiaan abadi bagi pasangan mempelai.
Iya, kedua mempelai itu adalah Sagara Putra Mandala dan Thania Soebandono. Sagara adalah seoarang pria tampan yang berstatus sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya.
CEO yang tampan berusia dua puluh tujuh tahun dengan rahang yang tegas dan tatapan mata yang tajam. CEO itu memancarkan karisma yang sulit ditolak, mengimbangi daya tarik fisiknya dengan aura kepemimpinan yang kuat.
Senyumannya yang hangat dan sorot matanya yang bijaksana, memberikan kesan ramah sekaligus berwibawa, membuat dia terlihat tampan sekaligus menawan.
Perpaduan postur tubuh yang gagah, wajah proporsional serta gaya berpakaian yang elegan, membuatnya tampak seperti seorang model bukan sekedar pemimpin perusahaan.
Namun sayang, ternyata ketampanan Sagara yang menjadi daya tarik bagi setiap perempuan yang memandang, tidak bisa membuat hati Thania bergetar sedikitpun.
Thania adalah gadis cantik dengan sejuta pesona. Usianya yang masih belia yaitu sembilan belas tahun masih duduk di bangku kuliah di universitas ternama, semester tiga.
Mata Thania berbinar seperti bintang dilangit malam. Senyumannya juga manis dan menawan yang menghasilkan kehangatan. Rambutnya panjang dan indah berkilau seperti sutra. Thania memiliki pesona yang memikat membuat siapa saja ingin berada di dekatnya.
Namun di malam resepsi pernikahannya dia terlihat murung. Tidak ada sedikitpun pancaran kebahagiaan di wajah cantiknya. Iya, kebahagiaan hanya terlihat dari wajah Sagara, namun tidak dengan wajah Thania yang menyembunyikan kesedihan di balik senyuman palsunya agar para tamu yang yang naik ke pelaminan untuk menyalami keduanya tidak curiga bahwa malam ini dia tidak bahagia.
Iya, pernikahan mereka terjadi akibat perjodohan dari kedua orang tuanya. Orang tua Sagara dan orang tua adalah rekan bisnis. Mereka sengaja menjodohkan anak mereka agar hubungan kerja mereka semakin erat dan perusahaan mereka semakin kuat.
Tapi walaupun karena perjodohan, Sagara bisa menerima Thania, karena Sagara sudah sejak lama menaruh hati padanya saat Thania masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas. Thania yang beberapa kali terlihat ikut dengan sang papa ke kantor tak sengaja bertemu dengan Sagara saat papa Thania tuan Robert meeting dengan Sagara. Iya, Sagara jatuh cinta pada pandangan pertama pada Thania. Namun Sagara hanya memendam perasaannya di dalam hati.
Dan ketika kedua orang tua mereka menjodohkan keduanya, Sagara langsung menyetujui perjodohan tersebut. Sedangkan Thania berusaha menolak perjodohan tersebut dengan alasan dia masih belum memikirkan pernikahan dan ingin fokus kuliah untuk meraih cita- citanya sebagai sarjana.
Namun penolakan Thania ditentang oleh kedua orang tuanya. Iya, tentu saja kedua orang tua Thania tidak ingin menyia- nyiakan kesempatan untuk berbesanan dengan salah satu pengusaha terkaya di negri ini. Kedua orang tua Thania yaitu tuan Robert dan nyonya Melly memaksa Thania agar mau menerima Sagara.
Thania pun tidak bisa berbuat apa- apa selain hanya menerima perjodohan yang sama sekali tidak dia inginkan. Dengan hati sedih Thania harus dipinang oleh pemuda yang tidak dia cintai karena baginya yang masih berusia sembilan belas tahun belum ingin memikirian tentang pernikahan. Dia hanya ingin kuliah dan belajar meraih cita- citanya menjadi wanita karir.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Acara resepsi telah selesai, para tamu sudah meninggalkan hotel tempat acara resepsi diadakan. Begitu juga dengan kedua mempelai yang sudah dijemput dengan mobil mewah pulang ke rumah. Di sepanjang perjalanan, Thania terus diam sambil menundukkan kepalanya. Sagara pun terlihat heran kenapa sang istri terus diam sepanjang hari.
Sagara berfikir jika sang istri hanya malu saja karena mereka belum begitu mengenal satu sama lain.
"Apa kau lelah...?'' tanya Sagara sambil mengusap lengan sang istri.
Thania terlonjak kaget karena Sagara menyentuhnya.
"Lu...lumayan..." jawab Thania.
Sagara tersenyum sambil menatap wajah Thania dari samping.
"Sebentar lagi kita sampai rumah, kamu bisa istirahat di sana..." ucap Sagara dengan lembut.
Thania hanya mengangguk dan terus menunduk. Tak lama mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman rumah mewah. Iya, ini adalah rumah kediaman keluarga Mandala. Sang sopir segera membukakan pintu mobil. Sagara lalu turun dari mobil lalu mengulurkan tangannya meraih tangan Thania untuk membantunya turun.
Mereka berdua lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Para asisten rumah tangga menyambut kedatangan mereka di ruang tamu. Begitu juga dengan kedua orang tua Sagara yaitu tuan Daniel dan nyonya Fransiska.
"Kalian istirahatlah, kami sudah menyiapkan kamar pengantin untuk kalian di atas..." ucap tuan Daniel sambil memegang pundak Sagara.
Sagara mengangguk lalu mengenggam tangan Thania. Mereka berdua menaiki anak tangga. Sedangkan tuan Daniel dan nyonya Fransiska tersenyum sambil menatap anak dan menantunya yang berjalan menuju kamar pengantin.
"Semoga Thania cepat hamil ya Pah supaya kita bisa segera momong cucu..." ucap nyonya Fransiska.
"Kamu ini, mereka saja belum melakukan malam pertama, kamu sudah membicarakan cucu ..." sahut tuan Daniel.
Sementara itu begitu Sagara dan Thania sampai di depan pintu kamar pengantin mereka berhenti. Sagara menoleh ke arah sang istri sambil tersenyum manis. Sedangkan tangannya masih menggenggam tangan sang istri.
"To..tolong lepaskan tanganku..." ucap Thania sambil menarik tangannya kemudian dia menggeser tubuhnya menjauh dari Sagara beberapa centi.
Melihat tingkah sang istri Sagara kembali tersenyum.
"Kamu kenapa...? Apa kamu masih malu padaku...?'' tanya Sagara sambil tersenyum menatap wajah sang istri.
Thania diam menuduk sambil memainkan jari- jari lentiknya.
"Dengar sayang...kita sudah sah menjadi suami istri. Jadi kamu tidak usah malu lagi padaku ya..." ucap Sagara sambil menyentuh pundak Thania.
Lagi- lagi Thania diam.
"Ayo masuk..." Sagara membuka pintu kamar pengantin.
"Ayo..." Sagara meraih tangan Thania hendak menggandengnya namun dengan cepat Thania menarik tangannya. Iya, Thania tidak mau digandeng oleh Sagara.
Sagara menghela nafas. Iya, tapi Sagara memakluminya karena dia tahu bahwa Thania adalah gadis pemalu.
Thania melihat sekeliling kamar pengantin yang dihias sedemikian indahnya. Kamar yang cukup luas yang begitu indah dengan sentuhan lembut bunga dan cahaya lilin. Kamar pengantin inilah yang akan merubah menjadi oasis cinta, tempat di mana dua hati menemukan kedamaian dan keromantisan.
Kamar ini adalah pintu gerbang menuju kehidupan baru. Sebuah rumah yang akan menjadi saksi bisu perjalanan cinta yang tak akan pernah padam yang diwarnai tawa dan harapan.
Bukan sekedar tempat istirahat, melainkan pondasi kuat untuk rumah tangga yang akan dibangun. Setiap detailnya adalah janji akan cinta yang abadi dan kebahagiaan yang tak terhingga.
"Apa kau suka dengan kamarnya sayang...?'' tanya Sagara kembali menyentuh pundak Thania.
Dan lagi- lagi Thania terlonjak kaget saat Sagara menyentuhnya.
"Ehm... Ka...kamarnya bagus..." jawab Thania.
"Kau suka...?'' tanya Sagara sambil menatap wajah cantik sang istri.
"Ehm...i..iya..." jawab Thania.
"Sayang, mulai hari ini kamar ini akan menjadi tempat ternyaman buat kita berdua..." ucap Sagara sambil tersenyum dan tak mau melepaskan pandangannya dari wajah cantik gadis pujaan hatinya.
Thania menatap wajah Sagara beberapa saat lalu dia menunduk. Sagara lalu mengangkat dagu Thania agar Thania kembali menatapnya.
"Apa kamu bahagia hari ini...? Apa kau bahagia menjadi istriku...?'' tanya Sagara.
"A...aku..." jawab Thania dengan bibir bergetar.
Melihat reaksi sang istri Sagara kembali tersenyum.
"Kenapa sayang... Kau tegang sekali...? Rileks lah, aku suamimu sekarang... Aku yang akan melindungimu dan mencintaimu dengan sepenuh hati mulai hari ini..." ucap Sagara.
Thania menelan mudahnya, merasa gugup dan takut. Apa lagi Sagara terus menatapnya dengan inten dan perlahan Sagara mendekatkan bibirnya ke bibir Thania. Dan Thania semakin takut dibuatnya. Iya, selama ini Thania sama sekali belum pernah pacaran apa lagi berciuman dengan seorang laki- laki. Tak heran jika dia begitu ketakutan saat Sagara hendak menciumnya.
"Tolong jangan sentuh aku...!'' tiba- tiba Thania mendorong dada Sagara hingga membuat Sagara terkejut.
"Sa...sayang..." ucap Sagara memundurkan tubuhnya.
"Tolong... Tolong jangan sentuh aku... Hik..hik...aku mohon jangan sentuh aku... Hik...hik..." Thania menangis.
Sagara pun dibuat panik melihat sang istri tiba- tiba menangis dan terlihat takut padanya.
"Sayang... Kamu kenapa...? Kenapa kamu takut, aku suamimu, kita sudah resmi menjadi suami istri...?'' tanya Sagara.
"Nggak...aku nggak mau... Tolong jangan sentuh aku...hik..hik..." Thania semakin menangis.
"Kamu kenapa sayang...? Katakan sayang, apa yang membuatmu seperti ini...? Apa ada yang salah...?'' tanya Sagara kembali mendekat ke arah Thania namun Thania mundur ke belakang tidak mau didekati Sagara.
"Jangan... Jangan mendekat... Aku mohon aku tidak mau..hik..hik..." ucap Thania.
"Sayang, apa yang terjadi denganmu , aku suamimu...kita sudah menikah..."
"Tapi aku tidak mau, aku tidak ingin menjadi suamimu... Aku tidak menginginkan pernikahan ini.. Aku tidak menginginkan perjodohan ini. Aku dipaksa. Aku belum ingin menikah hik..hik.. Aku masih ingin kuliah, belajar meraih cita- citaku... Hik...hik.. Aku mohon tolong lepaskan aku... Biarkan aku melanjutkan kuliahku...hik..hik..." ucap Thania terus menangis .
Mendengar apa yang dikatakan oleh Thania, Sagara pun membeku. Dia tidak menyangka jika perempuan cantik yang sudah sejak lama dia cintai dalam diam dan sudah menjadi istrinya, ternyata dia tidak pernah menginginkan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.
"Sa...sayang... Apa yang kamu katakan...? Kalau kamu tidak menginginkan perjodohan ini kenapa kamu menyetujuinya...?'' tanya Sagara dengan dada naik turun karena nafasnya memburu.
"Aku tidak pernah menyetujuinya... Tapi aku dipaksa hik..hik... Aku dipaksa untuk menyetujuinya... Hik..hik..." jawab Thania terus menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Aku mohon... Tolong lepaskan aku hik..hik... Biarkan aku melanjutkan kuliahku... Biarkan aku meraih cita- citaku... Hik...hik..." Thania memohon menangkupkan kedua telapak tangannya.
"Sayang... Aku tidak akan menghalangi kamu untuk kuliah dan meraih cita- citamu. Walaupun kita sudah menikah kamu masih bisa melanjutkan kuliahmu..." ucap Sagara.
"Nggak.. Aku nggak bisa..." Thania menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Aku hanya mau fokus kuliah... hik..hik... aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi..." sambung Thania.
Kali ini Sagara yang menggelengkan kepalanya, dia sungguh tidak bisa terima dengan ucapan Thania yang minta untuk dilepaskan yang artinya dia menginginkan pisah darinya.
"Jangan gila kamu Thania... Kamu istriku, kita sudah resmi menikah. Aku tidak akan melepaskanmu. Aku mencintai kamu..." Sagara menarik tangan Thania kemudian dengan cepat dia memeluknya.
"Lepaskan aku... Tolong jangan sentuh aku... Aku nggak bisa... Hik..hik... Tolong jangan paksa aku...hik...hik...aku mohon...hik..hik..." ucap Thania menangis di pelukan Sagara.
Mendengar tangisan Thania yang begitu menyayat hati, Sagara pun tak kuasa untuk tidak melepaskannya. Tangannya yang memeluk tubuh Thania dengan erat perlahan mengendur. Iya, Sagara melepaskan pelukannya.
"Maafkan aku... Maafkan aku... Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini...hik..hik... Tolong talak aku sekarang juga, tolong bebaskan aku dari pernikahan ini.. hik...hik..." ucap Thania.
Sagara kembali membeku sambil menatap nanar Thania yang terus saja menangis di hadapannya.
Melihat Sagara yang hanya diam, tubuh Thania merosot ke lantai.
"Tolong lepaskan aku... Bebaskan aku dari pernikahan ini hik..hik... Aku mohon... Aku belum siap menjalani ini semua. Aku nggak bisa...Tolong mengerti perasaanku...hik..hik..." ucap Thania sambil bersimpuh di kaki Sagara.
Sagara menghela nafas. Dadanya begitu sesak melihat Thania memohon padanya agar membebaskannya dari pernikahan yang tidak dia inginkan.
Iya, seharusnya malam ini menjadi malam pertama untuk merajut cinta menuju gerbang kebahagiaan. Namun bukan itu yang Sagara dapatkan. Istri yang baru dia nikahi beberapa jam lalu malah memintanya untuk berpisah darinya karena ternyata dia tidak menginginkan pernikahan atas perjodohan ini.
Iya, tentu saja hati Sagara terasa pedih dan hancur. Gadis yang selama ini begitu dia cintai ternyata tidak menginginkannya.
Sagara lalu meraih kedua pundak Thania dan membantunya untuk berdiri. Sagara menatap wajah cantik gadis yang sangat dia cintai tapi tidak membalas cintanya.
"Baiklah kalau memang itu maumu... Aku tidak akan memaksamu... Aku akan melepaskanmu dan mengembalikanmu kepada kedua orang tuamu. Pergilah dan kejarlah impianmu..." ucap Sagara dengan dada yang begitu sesak dan mata berkaca- kaca.
Sagara lalu memegang kepala Thania. Lalu dia mengucapkan kata talak pada istri yang baru dia nikahi tadi siang dengan suara bergetar menahan segala kepedihan dan sesak di dalam dada.
Sagara
Thania
Bersambung....
🍓🍅 Jangan lupa kasih dukungan, like dan koment ya 🍓🍅
memilih mu la hemmmm