NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-14

"Hai Jasmin....." sapa Bu Leni seraya berjalan menghampiri Jasmin.

"Assalamualaikum Bu, apakabar...." ucap Jasmin sedang suara pelan seraya menyalimi tangan Bu Leni layaknya anak kecil, karena bagi Jasmin bagaimana pun Bu Leni adalah orang tua yang harus di hormati olehnya yang masih muda.

"Waalaikumsalam, Sehat sehat... ayok duduk sini duduk..." ajak Bu Leni mengajak Jasmin untuk duduk di sofa ruang tamu nya.

Dengan tubuh yang kikuk, Jasmin mengikuti langkah kaki Bu Leni meski dengan wajah yang amat sangat malu, ia cukup tak percaya diri saat berjalan beriringan dengan istri pertama suaminya. Yang dimana ia merasa Bu Leni jauh lebih cantik sedangkan dia tetap kusam meskipun akhir akhir ini ia sering perawatan, ditambah tinggi badan Bu Leni yang tingginya sekitar 170 an sedangkan dia hanya 151.

"Duduk...." titah Bagas saat lagi lagi Jasmin hanya berdiri di dekat sofa.

"Gak papa Jas, duduk ajah, kayak ke rumah siapa ajah...." ujar Bu Leni lalu menarik lengan Jasmin agar duduk di samping nya, sedangkan Bagas beserta Azzam pergi lebih dulu ke kamar yang akan digunakan Azzam dan Rani nanti.

"Eh Iyah Bu..." ucap Jasmin lalu ikut duduk di samping Bu Leni.

"Maaf yah, saya gak Dateng pas acara nikahan kamu, soalnya saya lagi di luar kota..." ujar Bu Leni sembari memegang kedua tangan Jasmin.

"Gak papa Bu, malah saya yang harusnya minta maaf sama ibu, meskipun saya tidak berselingkuh dengan suami ibu, tapi saya selalu merasa jika saya melakukan dosa besar, karena menikah tanpa izin dari ibu dahulu...." ucap Jasmin lembut, Bagas yang melihat Jasmin bisa bertingkah lembut tidak menyadari jika ujung bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman tipis.

"Ya ampun Jasminn.... Itu kan saya juga yang nyuruh..." ujar Bu Leni dengan suara yang sedikit memekik seraya menepuk pelan paha Jasmin.

"Kamu gak usah merasa bersalah... masa gak saya izinin, tanpa izin ajah itu udah perintah saya..."

"Mohon layani suami saya dengan baik yah jas .." ujar Bu Leni tiba tiba saja dengan nada serius

"Kok ibu serius gitu? Saya jadi takut..." ucap Jasmin seraya bergidik ngeri saat Bu Leni mengucapkan kata dengan nada serius.

"Beneran, saya tuh penyakitan jadi saya tidak bisa melayani suami saya dengan baik, saya hanya tidak ingin suami saya berzina di luar untuk itu saya selalu meminta memiliki madu untuk melengkapi kekurangan saya...." jelas Bu Leni panjang lebar dengan wajah yang menhan tangis.

"Ahhh ibu jangan gitu dong...." ujar Jasmin seraya menarik tangannya dari dekapan tangan Bu Leni, ia sedikit berdekhem untuk menetralkan tubuh dan pikiran nya yang tiba tiba saja merasa tidak enak.

"Nanti juga ibu pasti sembuh kok Bu, dan pastinya kedepannya ibu pasti bisa melayani bapak seperti biasa nya lagi...." ucap Jasmin sembari tersenyum lebar seolah menguatkan Bu Leni yang terlihat di matanya tengah rapuh.

"Tapi ini udah tahun ke 8 Jas...." ucap Bu Leni, lagi lagi dengan wajah serius dan suara yang sedikit lantang membulat.

"Ap-ap--apanya yang tahun ke 8?" tanya Jasmin grogi

"Sudah 8 tahun saya tidak pernah memenuhi kewajiban saya di ranjang sebagai istri, untuk itu saya mohon tolong bantu saya agar suami saya tidak berzina di luaran sana...." pinta nya dengan memohon mohon.

Deghhhh

Jantung Jasmin berdegup kencang, nafasnya seolah tersendat, dan tubuhnya membeku. Ia benar benar takut, bagaimana bisa ia berlaku kurang ajar dan menggoda pria yang 8 tahun secara ugal ugalan. Membayangkan nya saja, Jasmin ketakutan.

"Tapi saya yakin kok Bu, bapak tuh cinta banget sama ibu, jadi pasti akan menjaga dirinya dengan baik...." ucap Jasmin meyakinkan, karena ia tahu, jika bukan karena cinta Bagas yang begitu besar pada Bu Leni, tidak mungkin semalaman Bagas terus menghindar darinya.

Setelah berbincang cukup panjang dengan Bu Leni Jasmin pun di antar oleh Bu Darsih ke sebuah kamar tamu yang cukup luas di lantai bawah dekat ruang kerja milik Bagas.

Jasmin memandang seluruh area kamar tamu yang luasnya 2x lebih luas dari kamar utamanya di rumah.

Dilihatnya pemandangan di dalam kamar yang langsung terlihat ke sebuah taman yang begitu indah, ranjang yang empuk serta pemandangan yang begitu indah membuat Jasmin semakin betah berlama lama duduk di kursi yang menghadap ke kamar.

Sedangkan Bagas, saat ini tengah berada di ruang kerjanya bersama Andreas, mereka tengah meninjau kembali bukti bukti tentang kasus korupsi kementerian PUPR.

Untung saja bukti tentang pak Jamok selaku menteri PUPR melakukan tindak korupsi pembangunan jalan tol masih berada di dalam tangannya jika tidak mungkin mereka akan kesulitan menangkap pak Jamok.

Tok tokkkk

"Kopi pah...." ucap Bu Leni yang muncul dari balik pintu dengan membawa dua gelas kopi di atas nampan yang ada di tangan nya.

"Padahal ada Bu Darsih mah, mamah jangan capek capek dong...." ujar Bagas seraya mengambil nampan yang di bawa sang istri.

"Gak papa, ini gak bikin capek sama sekali kok pah...."

"Lagi pada ngapain? Kok wajahnya kayak abis tempur ajah?" tanya Bu Leni saat melihat wajah sang suami dan ajudannya tampak serius hingga garis garis di wajah mereka menonjol.

"Biasa kasus mah...." ucap Bagas seraya menyeruput kopi.

"Masih kasus PUPR yang kemarin pah?" tanya Bu Leni lagi, ia memang tahu jika suaminya tengah menangani kasus kementerian PUPR, karena Bagas sendiri yang selalu bercerita kepada nya.

"Iyah mah, bukti di rupbasan (rumah penyimpanan benda sitaan negara) hilang semua, gak tahu kenapa padahal papah udah simpen orang orang papah di sana...." keluh Bagas pada sang istri.

"Kok bisa terus gimana?" tanya Bu Leni dengan wajah terkejut dan khawatir nya.

"Untung aja Andreas masih punya bukti, jadi masih bisa di selamatkan...."

Glekkkk

Bu Leni hanya bisa menelan ludah saat mendengar jika Andreas masih memiliki bukti tentang kasus korupsi menteri PUPR, padahal ulah di rupbasan adalah ulahnya sendiri.

"Aduhhh.... Untung nya Andreas cekatan, kerja bagus Andreas...." ujar Bu Leni berkekeh sembari menepuk nepuk punggung Andreas.

"Kita memang harus selalu punya rencana cadangan...." ujar Bu Leni lagi.

"Mamah lanjutin di dapur yah.... Bye pah..." pamitnya lalu mengecup pipi sang suami.

Plakkkk

Baru saja keluar dari ruang kerja milik Bagas, Bu Leni tiba tiba saja di tarik dengan paksa ke kamar tamu yang di isi pak barren, oleh pak Barren sendiri.

Tamparan yang begitu keras melayang begitu saja di pipi mulus Bu Leni.

"Kerja yang bener tolollll! Bukan malah kecintaan sama bocah! Gue nyuruh loh kerjain kasus ini bukan malah amburadul" oceh pak Barren dengan wajah marah dan suara menekan.

"Dulu loh gak kayak gini, kenapa sekarang gini? atau jangan jangan kinerja loh semakin memburuk? Hahhhhhh?!!!!!!" bentak pak Barren yang tak bisa lagi menahan amarahnya.

"Maaf pak, saya pasti akan menyelesaikan nya dengan baik....." jawab Bu Leni bergetar sembari menundukkan wajah nya tak berani menatap pak Barren yang tengah murka.

"Keluar!!! panggil Bu Darsih buat bersihin kamar, saya mau istirahat...." titahnya pada Bu Leni, Bu Leni pun menurut lalu keluar dari kamar sang ayah tak lupa ia pun menyuruh Bu Darsih untuk membersihkan kamar sang ayah.

"

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!