Kisah seorang anak perempuan terakhir yang hidupnya selalu di tentukan oleh orang tuanya,dan tidak di beri kesempatan untuk memilih untuk hidupnya.
hingga akhirnya ia pergi dari rumah, dan bertemu dengan seseorang yang mampu untuk ia jadikan rumah dan tempat bersandar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUSB 1
Kusuma Rahayu Ningrum atau kerap di panggil Nina, seorang gadis berusia 23 tahun, berasal dari kota solo.
Nina bekerja menjadi pramuniaga di salah satu toko furniture nomer 1 di Asia, di bawah nauang Kastara grup, perusahaan terbesar di Asia Tenggara, yang meliputi berbagai bidang.
Ia sudah bekerja di toko tersebut sekitar enam bulan, setelah kabur dari rumah, Nina lebih memilih untuk merantau ke jakarta.
Memang awal- awal sulit bagi Nina mendapatkan pekerjaan, namun atas kebaikannya saat mengembalikan dompet seorang wanita yang tidak lain adalah ibu dari pemilik toko yang ia kerja sekarang, ia dapat bekerja di sini, Kastara furniture .
"Nina ini namanya Bu Dessy, beliau ingin mencari furniture untuk dapur tolong kamu layani ya..." ucap kepala manejer di toko itu.
"Baik mb" jawab Nina.
" Bu Dessy bisa di bantu dengan teman saya, Nina namanya" ucap Bu Dewi.
" Iya terima kasih ya" sahut Bu Dessy.
" Mari Bu,saya tunjukkan contoh interior dapur" Nina melayani dengan ramah dan hati yang tulus.
Bu Dessy tersenyum dan mengikuti Nina, dan menjelaskan model yang ia inginkan.
"Ini salah satu produk terbaik kami Bu, dan saya rasa juga cocok untuk model rumah ibu yang tadi ibu tunjukan" ucap Nina menujuk salah satu contoh desien dapur yang super mewah.
" wah selera kamu okey juga, sekali tunjuk langsung klop,kenapa engga jadi Arsitek interior saja, saya lihat kamu cukup tau tentang desain- desain " sahut Ibu Dessy.
" Terima kasih bu... atas pujiannya tapi saya hanya lulusan SMA, saya di terima kerja di sini pun saya sudah bersyukur bu" jawab Nina.
" Tapi cara kamu menjelaskan dan selera kamu itu udah kayak desainer profesional loh..." sahut Bu Dessy.
" Sekali lagi terima kasih bu.. atas pujiannya, dan doa nya, karena setiap perkataan itu doa, maka saya Aamiinkan perkataan ibu tadi" balas Nina.
"Aamiin ya...."
" oh yaa bu tidak sekalian meja makanya bu, kami sedang ada keluaran terbaru,pasti ibu suka" Ujar Nina menawarkan kembali barang yang ada di toko.
" Wah boleh tuh"
" Mari Bu saya tunjukan " Nina mempersilahkan Bu Dessy untuk jalan terlebih dahulu.
Di tempat sedikit jauh seorang wanita paruh baya tersenyum kagum melihat, interaksi Nina dengan pelanggan.
Perempuan itu adalah Arista istri dari Danu kastara, anak tertua di keluarga Kastara, dan orang yang membantu Nina untuk masuk ke Kastara furniture.
Arista selain melihat Nina pertama kali sudah jatuh hati dengannya, ia berniat untuk menjodohkannya dengan anak pertama Raynar Bisma Kastara kala ia kembali ke Indonesia, namun itu hanya rencana konyol Arista, dia juga tidak akan memaksakan kehendaknya.
Selain itu Arista juga cukup puas dengan kinerja Nina, yang mampu membuat pelanggan senang dan memborong furniture di tokonya.
" Bundaaaa" teriak seorang perempuan yang umurnya setahun lebih tua dari Nina yakni Zeyya Kastara.
" Astagfirullah Zeyya bisa pelan gak sih manggilnya, enggak perlu teriak- teriak juga" gerutu Bunda Arista.
" Lagian bunda dari tadi Zeyya panggil enggak nyaut, hayo bunda lagi liat cogan... yaaa, mana bun cogannya bun?" sahut Zeyya heboh.
plakk
" Aduh sakit bunda, kenapa main pukul aja sih?" gerutu Zeyya mengusap lengannya yang di pukul oleh Bundanya.
" lagian pikiran kamu itu cogannnn terus, kuliah tuh urus dulu, baru cari cogan" sahut Bunda Arista kemudian pergi meninggalkan Zeyya.
" ihh bunda kok malah ninggalin Zeyya sih" gerutu Zeyya menyusul sang bunda.
...****************...
Nina baru saja sampai di kos nya, sebenarnya Nina di jakarta punya saudara, kakak pertamanya memang tinggal di jakarta dan memiliki bisnis properti, namun Nina lebih memilih untuk tinggal sendiri, karena ia ingin membuktikan jika ia juga bisa hidup sendiri.
Selama ini Nina selalu di anggap anak kecil yang tidak tahu apa- apa, dan tidak bisa bekerja, memang dia anak bungsu dan perempuan sendiri.
Namun yang tidak banyak orang tau termasuk kedua kakaknya, mental Nina cukup hancur kala dia harus di bandingkan oleh kedua kakaknya yang terpaut usia cukup Jauh, yang di tuntut untuk sempurna padahal Nina hanyalah manusia biasa yang bahkan sering melakukan kesalahan.
Nina kini tumbuh menjadi seorang gadis yang harus terlihat sempurna karena ia takut jika semua orang tidak dapat menerima semua kebodohannya.
Nina juga orang yang begitu pemikir dan cukup pesimis dengan dirinya sendiri, karena terlalu di remehkan bahkan oleh orang tuanya.
Memang jika di lihat di luar tampak keluarga cemara, namun di balik itu Nina menyimpan semua rasa sakit hati itu sendiri, hingga membuat dia tidak percaya diri dan meremehkan dirinya sendiri.
"Aku kangen, tapi aku masih takut buat pulang, takut semua luka itu semakin menumpuk jika aku pulang" isak Nina di sela waktu istirahatnya.
" apa aku terlalu buruk bagi ibuku? aku memang tak sepandai kakak dan mas, tapi ibu juga selalu pilih kasih, kakak dan mas bahkan kuliah hingga s2 sedangkan aku ijazah SMA ku sempat di tahan karena spp ku yang kurang dan ibu tak mau melunasi, dan aku harus melunasinya sendiri"imbuh Nina.
" bahkan aku sudah membantunya menjaga warung dari pagi hingga malam, tapi jika aku sakit dan mengeluh selalu di bilang banyak mengeluh, bahkan kakak ingin membiayai ku kuliah saja tidak boleh"
" apa ini adil, jika aku selalu di tuntut harus sukses seperti kakak dan mas,jika ilmu dan pengalamanku saja minim"
Nina selalu meratapi nasibnya, ia selalu mendapatkan perilaku berbeda oleh ibunya.
Nina menatap dirinya di depan cermin "kamu pasti bisa, walau tidak sesukses mereka,tapi kamu harus buktikan jika kamu bukanlah anak yang manja dan bergantung dengan orang tua, buktinya kamu bisa bertahan sendiri di jakarta" ujar Nina menyemangati dirinya sendiri.