NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Posesif

Istri Kontrak Sang Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.

Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IKSP BAB 17_ Perpindahan ke Penthouse

Pagi setelah ancaman pengumuman pernikahan, Kirana meminta waktu pribadi dengan Arjuna. Ia tahu, jika pengumuman itu dilakukan, hidupnya di perusahaan akan berubah dari sulit menjadi tidak mungkin.

Di dalam ruang CEO yang mewah, Kirana berdiri dengan gugup dan takut.

"Pak Arjuna, saya mohon, jangan umumkan pernikahan kita di jamuan akhir tahun," pinta Kirana, memohon karena bagaimana pun alasannya masih sama.

Arjuna sedang menandatangani dokumen, tanpa mengangkat wajahnya.

"Kenapa? Kamu lebih memilih dicap sebagai wanita simpanan daripada istriku?" tanya Arjuna dengan sedikit meninggikan intonasi nya.

"Bukan itu, Pak. Jika Bapak mengumumkannya, kebencian karyawan akan semakin parah. Mereka akan mengira saya yang meminta Bapak mengumumkannya. Saya akan dicap sebagai wanita licik, dan itu akan mempengaruhi kinerja saya." Kirana menunjuk tumpukan memo gosip di mejanya, dia tidak ingin memo itu semakin menumpuk di meja kerjanya.

"Saya sudah berusaha keras untuk mempertahankan profesionalitas saya, Pak. Tolong jangan hancurkan itu." pinta Kirana memohon dengan sangat kepada Arjuna.

Arjuna meletakkan pulpennya dan menatap Kirana. Ia melihat ketulusan dalam ketakutan Kirana. Meskipun ia ingin mengendalikan situasi, ia tidak bisa mengabaikan logika Kirana. Ia tahu kebencian itu bisa menjadi masalah bagi moral perusahaan.

"Baiklah. Aku tidak akan mengumumkannya. Aku akan memberimu waktu tiga bulan untuk mengembalikan moral karyawan, atau setidaknya membuat mereka berhenti mengganggumu," kata Arjuna, nadanya dingin dan penuh perhitungan, dia juga tidak ingin membahayakan Kirana dan calon anaknya juga.

Kirana menghela napas lega. "Terima kasih, Pak."

"Namun, ada syaratnya," lanjut Arjuna, senyum kecil dan berbahaya muncul di bibirnya.

Kirana menelan ludah. Ia tahu, syarat dari Arjuna pasti akan sangat berat.

"Apa syaratnya, Pak?"

"Syaratnya sederhana," kata Arjuna, berdiri dan berjalan menuju jendela setinggi langit-langit.

"Kamu pindah dari rumah dinas itu. Kamu pindah ke penthouse utamaku." ucap Arjuna memberikan syarat yang dia mau jika kiran ingin agar Arjuna tidak mengatakan tentang pernikahan mereka.

Mata Kirana langsung melebar, bukankah Arjuna sendiri yang memberikan ide untuk tinggal terpisah tetapi mengapa sekarang malah dia yng mengajukan syarat untuk tinggal bersama.

"Tidak, Pak! Itu melanggar kontrak! Kontrak kita jelas, kita tinggal terpisah!" tolak Kirana dengan sedikit nada tinggi.

"Kontrak juga jelas bahwa kita harus menciptakan sandiwara yang meyakinkan untuk keluargaku, dan menjaga anak ini aman," balas Arjuna, berbalik menghadap Kirana dengan begitu yakin bahwa Kirana aka. Menyetujui persyaratannya.

"Ibuku sekarang tahu tentang kehamilanmu. Beliau tidak akan tenang jika tahu kamu tinggal sendirian di rumah dinas itu. Beliau akan terus datang dan mengganggu jadwal kerjamu. Ibuku akan menuntut agar kita tinggal bersama sebagai suami-istri." ujar Arjuna yang memang tidak salah juga namun Kirana dibuat bingung harus bagaimana.

Arjuna berjalan mendekat, suaranya merendah.

"Selain itu, kamu tidak aman, Kirana. Setelah insiden ibumu, dan setelah kebocoran rahasia kehamilanmu (yang aku yakin datang dari keluargaku sendiri), kamu harus berada di bawah pengawasanku yang ketat." bisiknya membuat buku kuduk Kirana merinding karena suara Arjuna begitu aneh di dengar.

Ia melanjutkan, nadanya kini persuasif,

"Di penthouse itu, ada sistem keamanan tertinggi dan pengawal pribadi yang bersiaga 24 jam. Kamu dan anakku akan aman di sana. Kamar tidurmu akan terpisah dariku. Kita akan menaati batas-batas kontrak kita. Tapi kita akan berada di bawah satu atap." ucapnya lagi berusaha menghilangkan kekhawatiran dari Kirana tentang Arjuna yang akan melanggar kontrak mereka.

Kirana melihat logisnya permintaan Arjuna. Di satu sisi, ia takut tidur di bawah atap yang sama dengan pria dingin ini. Di sisi lain, ia tahu Arjuna benar. Keamanan penthouse itu jauh lebih baik daripada rumah dinasnya yang terpencil. Dan, ia tidak bisa menolak tuntutan mertuanya yang kini mengetahui rahasianya.

"Baik, Pak Arjuna," putus Kirana dengan enggan.

"Saya akan pindah. Tapi saya tegaskan sekali lagi, kamar kita terpisah, dan tidak ada yang boleh tahu di kantor bahwa kita tinggal bersama. Saya akan tetap naik taksi seolah-olah saya datang dari rumah dinas, dan Bapak akan tetap memperlakukan saya sebagai asisten." tuturnya.

"Kesepakatan," kata Arjuna, mengulurkan tangan.

Kirana berjabat tangan dengan Arjuna, kulitnya terasa dingin dan kaku. Ia menyadari, setiap kali ia mencoba melarikan diri, Arjuna selalu menemukan cara untuk menariknya semakin dekat.

Malam itu juga, Kirana pindah ke penthouse Arjuna. Perpindahan dilakukan secara diam-diam, hanya dibantu oleh Bayu dan beberapa staf rumah tangga.

Penthouse utama Arjuna jauh lebih besar dan mewah daripada apartemen tempat mereka menghabiskan malam itu. Kamar tidur Kirana terletak di ujung lorong yang berlawanan dari kamar utama Arjuna. Ruangan itu besar dan indah, tetapi suasananya sunyi dan terasa seperti kamar tamu, bukan kamar istri.

Di kamar itu, Kirana mengeluarkan barang-barangnya, termasuk foto usang Ayahnya yang ia selamatkan dari amukan Wulan. Ia menyusunnya di nakas.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Arjuna masuk tanpa mengetuk, memegang sebuah tablet.

"Aku hanya ingin memastikan kamu tahu aturan di sini," kata Arjuna, tatapannya dingin.

"Di sini, kita hanya berkomunikasi melalui tablet atau telepon internal, kecuali jika ada orang tuaku di rumah. Jangan berkeliaran di malam hari. Dan jangan pernah, sekali pun, masuk ke ruanganku tanpa izin. Paham?" lanjutnya dengan nada dingin dan ketusnya tanpa berpikir apa perkataannya tadi akan menyinggung Kirana atau tidak.

"Paham, Pak Arjuna," jawab Kirana, sedikit tersinggung dengan kurangnya rasa hormat Arjuna.

Arjuna melihat tas kecil Kirana di lantai dan mata Kirana yang tampak lelah. Ia melihat bahwa di balik sikap dinginnya, Kirana tampak kelelahan akibat semua tekanan ini.

"Dan satu lagi, Kirana," kata Arjuna, nadanya sedikit melunak, sebuah kelonggaran kecil.

"Mulai sekarang, kamu tidak perlu repot-repot naik taksi atau bus lagi. Aku akan mengizinkanmu menggunakan sopir pribadiku untuk pergi ke kantor. Itu adalah bagian dari keamanan, bukan dari sandiwara."

Kirana menatapnya, sedikit terkejut dengan kebaikan kecil itu.

"Terima kasih, Pak." ucapnya.

"Jangan salah paham," potong Arjuna cepat.

"Ini bukan kebaikan. Ini efisiensi. Aku tidak ingin asisten pribadiku terlambat karena harus menunggu taksi. Dan aku tidak mau cucuku lelah."

Arjuna lalu berbalik dan keluar dari kamar, menutup pintu tanpa suara.

Kirana duduk di tepi kasur. Ia kini berada di jantung kekuasaan Arjuna Mahesa. Ia harus menjalani sandiwara pernikahan yang sangat dekat, sambil menyembunyikan dua rahasia besar: kontrak mereka, dan bayi yang ia bawa di perutnya.

Ia mengambil napas dalam-dalam. Sandiwara mereka di kantor telah berubah menjadi co-living di bawah pengawasan CEO.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
susilawatiAce
lama amat bucinya si Arjuna
Bunda Abi
semoga Arjuna mulai bucin yah Thor
partini
baby ga sayangg mommy nya ,,kasih pelajaran Dong ayahmu itu Weh Weh
Ariany Sudjana
Kirana kamu harus tegas, kamu itu bukan prioritas Arjuna, dia hanya peduli pada pekerjaan, nama baiknya
Ariany Sudjana
kalau Arjuna care sama Kirana, pasti Kirana ga akan dibiarkan sendiri dibully sama Amara cs, sayangnya posisi kirana lemah, apalagi status hanya menikah kontrak
partini
masa kejadian di perusahaan Juna ga tau ,,dihhh CEO ga pakai bodyguard bayangna
اختی وحی
bukannya arjuna sdh tlfn mamanya klw pernikahan mereka hanya kontrak 2 thn
trs knp di bab berikutnya seolah² mama ny gk tau klw pernikahan kontrak sehingga arjuna hrs sandiwara.
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Lala_Syalala: terima kasih kak, semoga suka ya sama ceritanya🙏🙏😁😁
total 1 replies
partini
apakabar Juna yg di sana
partini
ini ujungnya bisa berbagi peluh 🤣
tapi ya ga dosa jg sih kan halal
partini
betul jaga hatimu
Bunda Abi
jujur ajah juna
dyah EkaPratiwi
😭😭 Kirana mulai jatuh cinta please bikin Arjuna juga ada rasa sama karina
partini
hemmmm mulai rasa hati muncul
@pry😛
bsen ny aq jun"
partini
sering bersentuhan makin lama tegangan Volta makin tinggi ini apa lagi tekdung secara alami pasti ingin di sentuh pasang Weh Weh
partini
wadah busehhhh ,,2 th masih panjang segala kemungkinan bisa terjadi
@pry😛
kok smbg x ya... gk da sor" ny aq liat lki yak gn..... kesmistrik ny gk dpt...
@pry😛
dgr oon.... klo aq jd kau... bgs gk krj... stlh di umum kn... dm kewarasn dan byi ny..
partini
dari yang beda rumah jadi satu rumah menyusul beda kamar jadi satu kamar naik lagi menjadi satu Rajang wah step by step 👍👍👍👍
lope lope Rin hatimu lura biasa seperti itu terus biar ga tersakiti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!