NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: jestimjaber

semoga kalian suka yaww makasihh♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 21

"Arshen suka sama lu?" Leo sangat terkejut mendengar penuturan Alice.

"Gue engak nyangka, tapi kasihan Dini dia pasti kecewa banget sama lu" Ujar Leo lagi

"gue juga ngerasa engak enak sama mba dini sekaligus merasa bersalah. Selama ini gue memang dekat sama dia tapi hanya sebatas teman" ucap Alice dengan nada sendu

"Lu jauhi Arshen lice, kalo perlu engak usah tegur sapa buat jaga perasaan dini. Lu emang engak salah tapi lu menjadi pihak pertama di dalam kandas nya hubungan mereka saat ini" Alice mengangguk saja

"iya le, gue bener bener kaget kaya engak nyangka aja semua nya bakal kaya gini. Selama ini gue ngangap mereka kaya kakak gue sendiri tapi ternyata gue jadi kambing hitam buat mereka" Leo mengelus lengan Alice pelan

"tapi gue juga tidak nyalahin lu lice, lu engak tau apa apa ini semua salah Arshen membuat hubungan lu dan Dini jadi kaya gini. Lu yang sabar ya" Leo mencoba menguatkan. Alice hanya mengangguk saja

"oh iya al, tadi gue pas mau pulang gue lihat mobil mewah masuk ke area kantor gue terus gue liat cewe turun dari mobil itu tapi dalam keadaan tertutup semua. Terus pas gue tanya sama temen kerja gue kata nya itu kekasih bos gue. aneh engak si sama itu cewe" deg seketika Alice merasa gugup

'jadi tadi leo lihat gue turun dari mobil? Jangan jangan dia paham lagi kalo itu mobil gue, gimana ini'

"kok malah bengong si diajak cerita, hei" ia memeluk lengan Alice pelan

"ah iya gue denger, menurut gue engak ada yang aneh si mungkin sengaja ia tidak ingin diketahui oleh karyawan bos lu" jawab nya santai meski ia sedikit merasa gugup

"ya aneh aja gitu, biasanya kekasih bos besar kaya gitu palah terang terangan tapi itu engak, penasaran gue" Alice terpaksa harus tersenyum agar Leo tidak curiga

"lu pernah lihat bos lu?" Alice juga penasaran leo sudah pernah bertemu Vincent atau belum

"belum, kata temen kerja gue juga gitu jarang karyawan disitu tatap mata langsung atau hanya sekedar melihat wajah bos nya. Entah itu kantor misterius banget" Alice sebenarnya takut kalo Leo tau itu kantor vincent

"mobil nya mirip sama mobil lu tau lice, ya si gue tau mobil kaya gitu engak hanya lu doang yang punya" Alice masih terus tersenyum demi menutupi kebohongan nya

'sori ya le, gue belum bisa Cerita sama lu soal hubungan gue sama pak Vincent. Gue cuma belum siap aja, gue pengen orang orang ngangap gue kaya mahasiswa lain yang fokus kuliah tanpa ada hubungan sepesial dengan dosen nya sendiri'

Batin Alice, Mungkin jika nanti nya Leo akan tau dia pasti akan kecewa sama Alice bagaimana bisa ia menyimpan rahasia sebesar ini dari nya padahal sehari hari ia selalu bersama Leo

" oh iya lice, kemarin ada kerja kelompok tidak?" tanya Leo, gara gara ia sibuk kerja sampai harus ijin kelas

"engak si cuma ya harus siap siapa aja buat pkl nanti nya" jawab Alice

" kita bareng aja ayo, kita cari kantor bersama" lanjut Alice, rasanya hampa kalo dia harus terpisah lama dengan Leo

"Boleh, tapi nunggu waktu gue senggang ya. Soalnya baru dapat tiga hari gue kerja engak enak kalo tiba tiba ijin" Alice mengangguk paham

"oh iya lice, gue mau tanya sesuatu sama lu" Alice langsung mengangkat Alis nya sebagai tanda tanya

"gue curiga sama pak vincent kalo dia suka sama lu" seketika Alice terkejut namun ia masih terdiam sembari terus menatap Leo

"soalnya cara dia natap lu, bahkan gue ingat banget pas dia nolong kita wakt kehujanan itu. Lu engak ada hubungan kan sama lu?" Alice langsung menggeleng

"ya engak lah, gila apa. papa nya itu kenal deket sama papa aku jadi ya mungkin dia baik karena itu" jawab nya bohong, sebenarnya ia merasa tidak enak telah membohongi sahabat nya itu

"kamu yakin karena itu? Soalnya waktu dikelas saja dia sering curi curi pandang sama lu. Kaya ada yang engak beres menurut gue" Mampus! Batin Alice, dia kira Leo cuek saja selama ini karena tidak terlalu memperhatikan ternyata salah

"udah lah le jangan dipikirin, urusan kak Arshen aja gue belum kelar masih suruh ngurusin dosen aneh itu" Leo mengangguk saja

Mereka saat ini berada di warung pinggir jalan, biasa nya leo dan Alice akan memilih makan dipinggir jalan yang menurut nya murah dan banyak. Sejak SMA memang Mereka sudah langganan di warung tersebut

Tiba tiba saat dua orang itu tengah fokus memakan, Leo tak sengaja menangkap sosok seseorang yang membuat nya sedikit terkejut

"Alice bukan nya itu pak Vincent ya? Cewe nya mungkin dia ya" Seketika Alice terbatuk

"eh minum minum, gue ngagetin lu ya sorry sorry" Alice Langsung meneguk air minum yang diberikan oleh Leo.

Lalu ia menatap ke luar dan benar saja ia melihat vincent dan asisten nya serta satu orang wanita seksi mereka seperti sedang membicarakan sesuatu. tapi kenapa ada di pinggir jalan?

'oh jadi pak Vincent sudah berani ketemuan sama cewe di luaran. Emang dasar predator'

"lihat deh lice, pak Vincent kaya pake pakaian kantor. Emang nya dia kerja di kantor juga ya?" tanya Leo

"kan gue pernah bilang dia kenal papa ku, jadi dia kemungkinan punya kantor lah gue juga engak tau si" jawab Alice sembari menahan emosi

Bagaimana tidak ia melihat Vincent sedang memegangi seorang wanita yang seperti nya mereka terlihat sangat akrab, Sial

"gue udah engak mood le, ayo kita pulang" ajak Alice ia hendak berdiri

"heh sebentar, minuman gue aja belum habis. Lu kenapa si? Cemburu?" Mata Alice langsung membulat sempurna

"kok jadi Cemburu si gue cuma udah kenyang aja. Udah ayo pulag" leo palah semakin mengoda Alice, ia tersenyum jahil kepada nya

"bilang aja cemburu gitu loh, kata nya engak suka,hm?" Alice langsung reflek memukul lengan Leo

"kenapa harus cemburu si le emang gue ada hubungan sama dia, udah ah ayo ngaco lu" Leo hanya geleng geleng saja

Lalu mereka segera membayar makanan nya dan pergi dari tempat itu, entah kenapa hati Alice merasa sangat sakit melihat Vincent berpegangan dengan wanita lain. Apa aku sudah mencintai pak Vincent?

"mau kemana lagi kita lice?" tanya Leo, ia sengaja bertanya karena dari tadi Alice diam saja

"ke rumah lu aja gimana? Gue kangen sama Hanna" Leo mengangguk lalu segera melajukan sepeda motor nya menuju ke rumah nya

Tak lama mereka sampai di depan rumah Leo, ia mengajak Alice untuk masuk lalu leo memanggil hanna sang adik untuk menemui Alice. Mereka ngobrol ngobrol hingga sore hari tepat nya pukul lima sore

'maksud kamu saya selingkuh itu bagaimana? saya selingkuh sama siapa Alice?!. Sekarang cepat pulang saya sudah di depan gang rumah Leo'

Begitulah pesan singkat yang dikirim kan oleh Vincent, tadi Alice sempat marah marah kepada vincent melalui chat

'aduh gawat, bagaimana ini. Mending gue ijin pulang sekarang aja daripada pak Vincent datang kesini'

Batin alice, ia langsung berdiri dan menoleh ke arah Leo

"le gue harus pulang sekarang, papa ku sudah nunggu di depan" ucap nya bohong

"oh ya? Tumben lu dijemput papa?" alice menggeleng

"engak tau, kemungkinan sekalian lewat. Salam kan buat ayah ibu lu ya. Hanna kakak pulang dulu ya" Hanna langsung berdiri dan mencium punggung tangan Alice

"iya kak, hati hati ya" leo juga berdiri mengantar Alice sampai depan rumah

"engak mau gue anter sampe depan gang?" ia langsung menggeleng, tidak mungkin bagaimana nanti kalo Vincent tiba tiba keluar

"engak usah gue berani kok, ya udah duluan ya bye" ia berjalan sedikit cepat ia takut leo akan mengikuti nya

sebelum ia masuk mobil ia menatap sekitar takut ada seseorang yang melihat nya, ia juga menoleh kebelakang siapa tau Leo mengikuti dia namun ternyata tidak. Aman

ia langsung masuk dan duduk di kursi belakang bersama dengan Vincent, ia berdehem sebentar untuk menghilangkan rasa kegugupan nya

"jalan pak ke apartemen saya" seketika mata Alice melotot

"ngapain ke apartemen pak? Mau ngapain?" ia benar benar takut jika Vincent sudah membicarakan hal seperti itu

"memang nya saya mau ngapain? ya terserah dong" ia menjawab dengan nada yang sama seperti Alice

"pak jangan bercanda ya, kalo gitu saya turun saja" Vincent hanya terkekeh saja

"kamu se takut itu sama saya? Saya ke apartemen mau ngambil sesuatu" ia terus tertawa membuat Alice malu

"bisa diem engak si pak, engak usah ketawa engak lucu" ia tidak berani lagi menatap Vincent, ia merasa sedikit malu dengan pikiran kotor nya sendiri

"ya lagian kamu kotor banget pikiran nya, pasti kamu mikir kalo saya ma__"Alice langsung membekap mulut Vincent, membuat Vincent terkejut

"tidak perlu dilanjutin" ia berbicara dengan nada ketus, Vincent hanya terkekeh saja

Tak lama mobil berhenti tepat di depan sebuah gendeng bertingkat tinggi, mereka langsung turun

"pak saya disini saja ya, bapak masuk lah. Tidak lama kan?" Vincent menggeleng

"ayo ikut" ia hendak menarik tangan Alice namun langsung ditepis

"saya tidak mau, bapak maksa banget si" Vincent menghela nafas pelan

"Alice, saya ngajak kamu ke atas karena ada sesuatu yang mau saya berikan sama kamu. Engak macam macam, saya tidak akan pegang tangan kamu tapi kamu ikuti saya" Alice hanya bisa pasrah ia mengangguk saja ya meski sebenarnya sedikit takut

Mereka pun berjalan berdampingan, mereka menuju ke lift untuk menuju ke lantai delapan dimana di lantai itulah letak apartemen Vincent. Tak lama mereka keluar dari lift dan Alice masih setia berjalan dibelakang Vincent. Saat Vincent akan membuka pintu ia terkejut ketika tiba tiba Alice menarik jas nya kencang

"kamu ini apa apaan si Alice, bikin kaget saja" Alice semakin mengeratkan pegangannya tanpa menghiraukan Vincent ngomel

"pak bentar deh jangan masuk dulu, kaya ada suara aneh. Bapak dengar engak?" terlihat wajah polos Alice yang membuat Vincent ingin tertawa rasa nya

"suara apa? Engak ada hantu disini ya alice" Ia langsung menggeleng

"bukan hantu, sini deh" ia menarik tangan Vincent untuk melangkah ke depan pintu samping apartemen milik Vincent

"itu suara" belum sempat ia melanjutkan ucapan nya Vincent sudah lebih dulu menyentil jidat Alice

"kamu ini polos atau sengaja mau mengoda saya?" ha? Alice merasa sedikit binggung apa maksud nya

"Alice Suara kaya gitu udah biasa saya dengar, udah ayo masuk" alice langsung mengerucutkan bibir nya namun ia mengikuti Vincent masuk

Alice pun duduk di salah satu sofa di dalam, sedangkan vincent masuk entah kemana, alice masih saja terngiang ngiang dengan suara tadi Bagaimana bisa masih sore begini sudah seperti itu.

"ini buat kamu" ia dikagetkan dengan kedatangan Vincent yang membawa bunga cukup besar serta boneka

"ini buat saya pak? Ih makasih" ia mencium aroma bunga tersebut yang sangat wangi ia juga memeluk boneka yang barus saja diberi oleh Vincent, ukuran nya lebih besar dari badan nya

"kemarin papa kamu bilang, kamu suka sama boneka dan bunga jadi saya inisiatif aja buat ngasih kamu" namun tiba tiba Alice teringat sesuatu

"ah kenapa tidak dikasih ke selingkuh bapak saja tadi? Bukan nya suda bertemu ya?" ah iya vincent lupa kalo ia dan Alice sedang ada Problem masalah salah paham ini

"Alice memang nya kamu melihat saya dan seorang perempuan dimana?" alice langsung meletakkan bunga dan boneka nya kembali

"dipinggir jalan bapak lagi pegang pegang cewe itu, emang dasar kegatelan ya. Udah sana nikahi saja cewe itu, saya mau pulang" belum sempat Alice melangkah pergi vincent sudah lebih dulu menarik pergelangan tangan Alice

"itu sepupu saya Alice dia yang bantuin saya cari bunga dan boneka ini buat kamu, dan masalah tadi saya megang dia karena dia bilang lagi pusing gitu terus dia oleng ya masa saya biarin saja" Alice langsung menatap Vincent

"oh iya? Ah terserah pokok nya saya mau pulang" Vincent langsung melangkah lebih dulu untuk mengunci pintu apartemen nya

"pak bukain apa apaan si" ia menatap tajam Vincent. Namun tiba tiba Vincent berjalan maju hingga mengunci pergerakan Alice

"kalo kamu mau keluar dari sini saya akan melakukan hal yang sama kaya disebelah. Kamu paham maksud saya kan?" ia seperti mengancam Alice, tentu saja sebagai seorang perempuan ia takut sekali

"bapak jangan gila ya, bapak sudah janji sama papa saya buat jaga saya dan tidak menyentuh nya sebelum menikah" ia berbicara dengan nada berat karena menahan ketakutan

"saya bercanda Alice, tegang banget. Udah ayo duduk lagi" Vincent berbalik badan hendak duduk tapi tiba tiba ia mendengar suara tangisan saat ia berbalik ia melihat Alice menangis di belakang pintu apartemen nya

"kamu kenapa menangis?" ia jongkok di depan Alice yang terduduk dibelakang pintu

"aku takut sama mas"Vincent langsung mengelus kepala Alice

"saya bercanda alice, maafkan saya. Ayo duduk" ia membantu Alice berdiri lalu duduk di salah satu sofa disana

Vincent langsung menuju dapur, rencana nya hari ini ia akan memasak kan untuk Alice. Sebenarnya ia tidak ingin seribet ini tapi karena ia sudah membuat alice takut dan menangis jadi ia terpaksa harus effort sedikit demi mendapatkan maaf dari nya meski Alice tidak meminta nya.

1
bebe
alice udah kuliah sllu di manja ortu jadinya mengkek ya thor pdhl penerus perusahaan
pikirannya maen aja sm temen cwo nya
bebe
lah gimana vincen dy kn dah ada cewe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!