Menikah adalah hal sakral yang tidak boleh di permainkan. Namun, pernikahan Elena terjadi karena semata-mata ingin menyelamatkan nyawa papanya yang sedang terancam. Dan tanpa diketahui, ternyata dirinya menjadi istri kedua dan bukanlah istri satu-satunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anasta_syia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Matahari pagi mungkin menyapa semua orang dengan senyuman namun tidak bagi seorang gadis yang masih berada di balik selimut dengan mata yang masih tertutup. Pukul 07:00 bahkan alarm yang ada di atas nakas itu sudah berbunyi berulang kali namun tak kunjung membangunkan sang pemiliknya. Bahkan gadis itu menutup kedua telinganya dengan bantal karena berisik dengan suara alarm yang ada di samping tempat tidurnya.
"Elena!!" Astaga bahkan sekarang teriakan seseorang ikut mengganggu tidurnya yang sangat nyenyak ini. Matanya kembali menutup rapat dan tak memperdulikan teriakan nyaring itu.
"Elena!!! Bangun!!" teriak seseorang karena sudah lelah membangunkan dirinya sedari tadi namun tak kunjung bangun juga.
"Sebentar ma lima menit lagi" ucapnya dengan suara parau dan memejamkan matanya lagi.
"Gak ada lima menit lagi. Bangun sekarang!! Nanti kamu telat ke sekolahnya" ucap sang mama yang sudah berkacak pinggang.
"Ayolah ma aku masih ngantuk banget ini kalau di paksa ke sekolah nanti merem melek gak masuk materinya" ucap Elena dengan merengek ke mamanya.
"Kamu itu udah gede harus belajar mandiri" ucap sang mama tiba-tiba membuat Elena memicingkan matanya. "Apa sih ma!! Mama itu gak nyambung tauk" gerutu Elena
"Aku bahasnya A mama nyambungnya ke Z" Sang mama kini menarik tangan putrinya itu agar bangun dengan cepat.
"Liburan besok Elena mau ke Swiss ya ma" ucap Elena mengingat rencananya yang seketika membuat kedua bola matanya terbuka lebar.
"Gak ada Swiss" Mulut Elena menganga saat menerima penolakan dari sang mama.
"Why?" Elena mendongak menatap mamanya meminta penjelasan mengapa wanita itu menolak permintaannya yang ingin liburan ke Swiss. Padahal selama ini mamanya selalu memberikan izin jika ia ingin berlibur ke luar negeri.
"Mama lagi bangkrut dan butuh banyak uang. Jadi kita harus hemat bahkan sekarang mama gak bisa ngasih kamu uang buat jajan. Kita gak boleh pakai uang yang ada di ATM karena itu buat bayar hutang mama" ucap sang mama dan meninggalkan Elena sendirian dengan keterkejutannya.
"What??? Mama bangkrut?" Elena memegangi kepalanya seolah frustasi. "Gue makan pake apa habis ini?" Elena mendongak menatap langit-langit kamarnya. Ia sudah membayangkan jika dirinya akan hidup menderita setelah ini.
"Apa setelah ini gue bakal jadi gembel?" Elena mengacak rambutnya frustasi karena ia tak bisa hidup tanpa kekayaan yang ia miliki selama ini. Ia terlahir dari keluarga kaya raya tujuh turunan yang tidak pernah habis. Lalu? Sekarang ia harus menjadi gembel?
"Gue? Jadi gembel? Ya gak pantes lah" Elena mengibaskan rambutnya yang berwarna coklat itu dengan tatapan menjurus ke depan.
"Gak cocok. Masa iya jadi gembel"
"Gembel Elena. What? Dari nama gue aja udah gak cocok jadi gembel" Elena bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Selama dua puluh menit Elena berada di kamar mandi, akhirnya gadis itu keluar juga. Ia mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. "Elena cepat turun buat sarapan" teriakan mamanya kembali melengking di gendang telinganya.
"Sebentar mama!!" teriak Elena tak kalah keras agar mamanya mendengar apa yang ia katakan.
Elena memoles sedikit make up di wajahnya kemudian menyemprotkan parfume di beberapa titik tubuhnya. Gadis itu berdiri untuk memakai baju seragamnya yang sudah siap di atas ranjang empuk miliknya.
Setelah melihat tampilannya yang sudah perfect, ia keluar dari kamar miliknya dan turun untuk sarapan sebelum nantinya mamanya akan kembali berteriak lagi bisa-bisa gendang telinganya akan copot nanti.
"Princess Elena sudah siap untuk berangkat sekolah" Elena memutar tubuhnya layaknya model yang sedang catwalk.
"Cepetan makan habis itu berangkat sekolah" Sang mama menyiapkan sandwich yang sudah ia buat untuk putrinya itu.
"Mama beneran bangkrut?" tanya Elena
"Mama di tipu Delon" Kedua mata Elena membulat seketika saat mendengar nama itu. "Om bunglon itu? Gilak!! Emang sih tampangnya itu udah orang gak bener" cerocos Elena
"Udah itu urusan mama dan papa. Sekarang fokus kamu sekolah aja gausah mikir yang lain" ucap sang mama memberi pengertian.
"Papa kapan pulang?" tanya Elena
"Mama juga gatau"
"Tapi papa udah tau masalah ini" tanya Elena lagi dan di balas anggukan kepala oleh mamanya.
"Terus kata papa gimana?"
"Sssttt udah makan dulu" Elena mengunyah sandwichnya dengan kesal karena sang mama tidak menjawab pertanyaannya. Ia begitu penasaran dengan masalah yang sedang di hadapi oleh mama papanya itu.