Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 1.
"Selamat ulang tahun istriku."
Senyum sumringah seorang pria bernama Husni Abdullah berusia tiga puluh dua tahun saat memberikan ucapan hari kelahiran istrinya. Husni memberi sedikit kejutan untuk Delia Ismawati dengan membawakan nasi tumpeng diatas meja dorong, Saat pukul tepat dua belas dini hari. Walaupun tidak seperti pada umumnya ulang tahun yang biasa dengan kue tar dan lilin, Namun Delia terharu dengan perhatian suaminya.
"Terima kasih, mas. Sudah memberiku kejutan ulang tahunku tahun ini." Delia dengan mata berkaca-kaca. Penuh haru.
" Sama-sama sayang, ini tidak seberapa dengan kamu mau menjadi istriku dan menjadi ibu bagi kedua anak-anakku," Husni memeluknya, dia bersyukur memiliki perempuan yang di nikahinya satu tahun yang lalu.
"Mamah, selamat ulang tahun,"
Suara seorang gadis kecil bernama Mia Indriani. berusia lima tahun yang sukses menarik perhatian kedua orang tuanya yang langsung menoleh arah ambang pintu.
"Mia, sini sayang." ucap Delia melambaikan tangan menyuruhnya mendekati mereka yang tengah duduk ditepi ranjang. Mia mendekati mereka dengan membawa sebuah kotak kado, sekali lagi Mia pun mengucapkan ulangtahun untuk mamah sambungnya.
"Mia? ayo kasih Mamahnya kado." ucap Husni pada sang putri bungsu.
"Ini Mah, Kado ulangtahun buat Mamah, moga Mamah suka ya?" Mia yang duduk di pangkuan papahnya menyerahkan kotak kado itu.
"Makasih ya sayang, Mamah pasti suka apapun kado dari anak mamah." Delia mengulurkan tangannya dan menerima kotak kado itu. Delia memeluknya, mengecup kening putri sambungnya.
Setelah acara ulang tahun selesai, Mia kembali ke kamarnya untuk tidur lagi, setelah di suruh Ayahnya tidur.
Husni menutup rapat pintu kamarnya. dia berjalan mendekati Delia.
"Ya ampun, Aku hampir saja lupa!" Gerutu Husni menepuk keningnya sendiri.
Husni langsung memberikannya sebuah kotak berudru persegi panjang berwarna merah.
"Ini untukmu, sekali lagi. selamat ulang tahun sayang."
Delia menerima kotak beludru itu
"Boleh aku buka, Mas?."
"Silahkan, buka aja!"
Delia membuka kotak persegi itu, Delia matanya membulat takjub ia memegang sebuah kalung emas putih pemberian suaminya.
"Mas, kamu membelikanku kalung ini untukku?." Delia yang masih tak percaya dengan hadiah yang diberikan oleh suaminya.
"Iya, Delia. Itu untukmu, kamu suka gak?." Husni tanya balik.
"Suka, terima kasih ya mas!" Delia tersenyum, Bahagia.
"Alkhamdulillah. Kalau suka, sini aku pakein ke leher kamu." Husni mengambil kalung itu dari tangan istrinya, Delia menyingkap rambutnya ke samping bahu kanannya.
"Sudah, kamu cocok banget pake kalung itu. cantik banget jadinya," Husni memuji istrinya setelah memasangkan kalung ke lehernya.
"Ish.. gombal." Delia tersipu dengan memukul pelan dada suaminya.
"Hey.. itu benar, kamu emang cantik kok!." Husni menangkup ke dua pipi istrinya dengan kedua tangannya. Wajah Delia merah merona mendengar pujian suaminya.
"Delia, semoga kita selalu bersama, Semoga kamu menjadi wanita terakhirku menjadi ibu dari anak anakku." Husni mencium kening istrinya dengan penuh perasaan. Delia yang mendapatkan penuh kasih sayang suaminya pun memejamkan matanya. Ia begitu meresapi kecupan suaminya.
Hari Sabtu mantan ibu mertua Husni datang berkunjung kerumah, Susi Anjarsari. Ibu kandung Rindu mantan istri Husni. berkunjung bersama cucunya, Dita, Anak kandung Husni yang ikut dengan sang nenek, berbeda dengan sang adik, Mia, Yang ikut... dengan ayahnya. Sejak Husni dan Rindu resmi bercerai dua tahun lalu.
"Dita, Salim dulu dong sama Mamahnya masa cuma ayah, aja yang di Salim?" Tegur Husni pada Dita, ia ingin anaknya juga menghormati ibu sambungnya.
Dita menghela nafasnya dengan memutar mata malas terpaksa bangkit dari duduknya di sofa dekat sang adik, ia Menyalami Ibu sambungnya tanpa mengatakan apapun. Entah mengapa semenjak ayahnya menikah lagi Dita memang tak menyukai Delia.
"Dita, sayang? mau bikinin es buah atau mau bikinin puding?" Tawar Delia pada anak sambungnya. Duduk didekat suaminya.
"Gak, Gak mau! Aku kesini cuma mau ngomong sama Ayah, bukan mau makan disini!" Tolak Dita dengan ketus
"Dita, bicara yang sopan, Nak! Mamah kamu cuma nawarin kamu, kalau kamu gak mau tolak dengan halus." tegur Husni lagi dengan lembut.
"Udah, mas. Gak papa, gak perlu di besar besarkan," protes Delia tak ingin suaminya memarahi anaknya yang akan berujung keributan.
"Kak Dita puding buatan mamah enak loh, Mia aja tadi minta mamah bikinin puding, iya'kan mah?" Mia yang ikut nimbrung.
"Halah, yang namanya puding ya sama aja kaya yang lain." Susi yang tak terima cucunya memuji istri mantan mantunya.
"Beneran kok nek, aku aja suka banget. suka abisin puding buatan, Mamah, oh. iya? Mamah jadi kan bikin pudingnya?" Mia
"Iya, sayang. Ya udah mamah bikinin dulu, ya?" Sambil mengelus rambutnya, Delia berdiri lalu beranjak pergi ke dapur.
"Yah, Dita seneng banget, akhirnya Minggu depan mamah bakal pulang ke indo. Iya' kan. Nek?" Dita senyum sumringah, terbit di bibirnya.
"Iya, Yang di bilang, Dita itu benar. Semalem Rindu telpon dan bilang kalo Minggu depan dia pulang dari Hongkong, karna akan di pindahin lagi ke Jakarta."
Husni terkejut mendengarnya. Entah ia harus senang atau bagaimana mengetahui mantan istrinya pulang lagi ke tanah air.
Sejak ke pulangan anak dan mantan ibu mertuanya, Dari rumahnya sejak sore Husni jadi kepikiran dan banyak melamun. Dia memikirkan bagaimana harus bersikap saat bertemu kembali dengan mantan istrinya. Pasti akan canggung. Tepatnya saat Husni duduk di kursi meja makan, Bayangan masa lalu Husni muncul dalam ingatan.
Mengenang kembali saat dirinya mengantar Rindu, Sang istri ke bandara, hendak mendapat tugas dari atasannya. Rindu di pindahkan bekerja di Hongkong, sebagai sekretaris. Hal itu membuat Rindu senang, Ia mengambil kesempatan itu untuk bekerja di luar negri. Bahkan dirinya harus meninggalkan anak-anak nya yang masih membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ibu, Terlebih anak bungsunya yang masih berusia 1 tahun. Tanpa memikirkan anaknya yang masih menyusui, Rindu keukeuh mengejar karirnya.
Husni sebagai suami tak dapat berbuat apa-apa, Walaupun dirinya sudah membujuknya, Namun Rindu tetap egois. Dengan berat hati Husni menuruti keinginan istrinya pergi ke luar negeri.
Walaupun Rindu dan Husni tengah menjalani hubungan LDR komunikasi mereka lancar, Saling memberi kabar.
Delia dari tadi memperhatikan suaminya hanya duduk melamun. Delia mendekati suaminya mengulurkan tangannya memegang bahunya.
"Mas.. kamu kenapa? Kok melamun terus sih?" Delia yang tiba-tiba membuyarkan lamunan suaminya.
"Ah.. iya, maaf!. Aku sedang memikirkan ucapan Dita dan mantan ibu mertua tadi siang." Husni ungkapnya jujur.
MOHON MAAF KALAU BANYAK TYPO.
SOALNYA INI NOVEL PERDANA AKU.