Kisah Seorang gadis yang bernama Rere yang berkali kali harus mengalami kegagalan dalam percintaan. Namun takdir berkata lain. Secaratak sengaja ia bertemu cowok yang akhirnya akan menjadi kekasihnya walaupun harus mengalami banyak rintangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Ahza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 01
Pagi yang cerah. Seorang cewek terlihat masih tidur dengan pulasnya. Di dalam sebuah kamar yang bercat dinding warna hijau toska. Sinar matahari pagi yang menembus lewat celah celah jendela tak mampu membangunkan cewek itu. Dengan posisi telentang dan dengan bantal yang berserakan di atas ranjangnya. Kain penutup mata masih melekat menutupi sebagian wajah putihnya. Dan dengan alunan dengkuran yang samar samar mengiringi tarikan nafasnya.
Krrriiiiinnnnnggggg krriiiiiiiiiiiiiiinggggg
"Auuuwwwww...!!!!
Teriak cewek tersebut sambil terlonjak karena kaget. Lalu melepas penutup matanya.
" Adduuuuhh, jam berapa sih...?" gumamnya dengan mata yang masih sedikit menyipit, karena saking ngantuknya. Ia segera mematikan jam beker yang berhasil ia raih dari meja di samping tempat tidurnya.
"Kenapa sih kamu bunyi di saat aku masih ngantuk...?" ujarnya lagi sambil menaruh kembali jam bekernya di tempat semula. Dengan malas ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Dan tentunya ia akan melaksanakan aktifitas rutin paginya yaitu mandi, karena sebentar lagi ia akan pergi ke kantornya untuk bekerja.
Adimas Ayu Renata. Nama cewek tersebut. Nama yang sangat cantik, seperti orangnya. Cewek berumur 30 tahun yang sekarang lagi jomblo karena beberapa bulan yang lalu di putusin sama pacarnya. Yah kehidupan percintaannya tak secantik namanya. Cantik sih iya, namun nggak tau kenapa, sudah 3 kali menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, selalu saja berakhir putus. Dari pacar pertama sampai ke tiga motifnya sama. Cowoknya selingkuh dan kepergok sama Rere, nama penggilan cewek tersebut. Bukanya minta maaf sama Rere, malah cowoknya yang marah ke Rere, lalu terjadilah pertengkaran dan puncaknya putus deh.
Rere tinggal sama mama papanya. Ia adalah anak tunggal. Papa Rere adalah seorang pelukis. Walau tidak terkenal seperti Affandi, namun karya karyanya banyak peminatnya. Sudah ratusan lukisan karya papa Rere yang terjual. Itu pun dengan harga yang sangat fantastis per lukisannya. Oscar Narendra, itulah nama papa Rere. Sedangkan ibunya Naina Sukma. Rere sangat dekat dengan papanya. Tak heran kalau ia juga bisa melukis. Sedikit mewarisi bakat papanya.
"Re, sarapan dulu.." kata bu Naina melihat putri semata wayangnya sedikit berlari karena terburu buru.
"Udah mepet ma, nanti aja di kantor..." jawab Rere sambil memakai sepatu high heelsnya. Selesai memakai ia mencium pipi mamanya.
"Papa mana ma...?"
"Ada tuh di depan, lagi nge teh..." setelah mendengar jawaban mamanya, Rere bergegas ke depan dan mendapati papanya duduk sambil membaca koran pagi.
"Pa, Rere berangkat dulu.." ucap Rere mengulurkan tangan dan mencium pipi papanya. Emang kebiasan tu cewek, sejak kecil selalu pamitan kalau ke mana mana.
"Hati hati, jangan kenceng kenceng bawa mobilnya..." pesan pak Naren, papanya Rere. Rere berkata siap sambil tanganya hormat. Pak Naren geleng geleng kepala melihat tingkah putrinya yang setengah berlari menuju mobilnya. Tak berapa lama, setelah Rere memanaskan mobilnya, ia segera berangkat ke rumah ke duanya, yaitu kantornya.
"Ini pah pisang goreng kesukaan papa..." kata bu Naina yang duduk menemani suaminya di teras.
"Ma, kapan kita bisa melihat Rere memakai gaun pengantin dan memberi kita cucu. Papa sudah tua, sudah saatnya Rere punya pendamping hidup..." ujar pak Naren dengan raut wajah sedih.
"Mama juga sama kaya papa, pengen segera melihat putri kita menikah, tapi mau gimana pa, berulang kali ia menjalin hubungan, selalu saja berakhir putus, udah berapa kali papa ngenalin anak temen papa ke Rere, tak satupun ada yang cocok pa, mama pusing di buatnya..." keluh bu Naina
"Ya berfikir positif saja ma, siapa tau tahun ini menjadi keberuntungan Rere, beruntung soal jodoh, sebagai orang tua, kita mendoakan saja yang terbaik buat putri kita..." ujar Pak Naren bijaksana.
Sementara itu, mobil jazz milik Rere meluncur dengan lincah di jalan raya. Si pengemudi sepertinya sedang kejar kejaran dengan waktu. Karena 10 menit lagi kalau ia belum sampai kantor, sudah pasti ia akan kena omel oleh bu bos.
Rere bekerja di sebuah perusahaan properti. Sudah cukup lama ia disana. Makanya ia tak ingin beralih karena sudah nyaman dan betah. Tentu juga karena partner kerjanya juga sudah sangat akrab seperti saudara sendiri.
Ciiiiiiiiiiiiiiittttttttt.
"Yesssss, enggak telat ye ye ye....." sorak Rere kegirangan yang telah memarkirkan mobilnya di halaman perusahaan. Dengan cepat ia keluar dari mobil dan lari masuk ke kantornya untuk finger masuk.
"Hampir saja...." ucap Mika yang berdiri di samping Rere. Sambil melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya.
"Ssssssttt, ayo kita segera masuk..."
Rere menarik tangan Mika, setengah berlari mengajak segera memasuki ruangan mereka. Mika tak heran, karena Rere kerap kali seperti ini, malah sering dia seperti ini.
"Selamat pagi..." sapa Rere ketika memasuki ruangan kerjanya yang cukup besar karena di tempati beberapa orang di sana.
Salah satunya Mika, temen Rere.
"Tumben nggak telat Re...?" ucap Juna yang membawa secangkir kopi ke mejanya.
"Alah kamu Jun, kaya nggak tau aku saja..."
"Iya nih, tumben hari ini kurang dua menit udah di dalem..." sergah Cindy menambai.
"Sssstttt, karena aku lagi semangat jadi jangan bikin aku patah ya..." jawab Rere manggut manggut.
"Jun kenapa cuma buat satu sih, aku juga mau kali...."
"Ga bilang sih tadi..."
Baru saja Rere diam, Kevin masuk membawa dua cangkir minuman hangat. Satu kopi panas, dan satunya susu coklat hangat, kesukaan Rere.
"Ini, kesukaan kamu..." ucap Kevin yang meletakan susu coklat hangat itu di meja Rere.
"Ya ampun Kevin, ma aci, you are my best friend..." ucap Rere lalu segera menyeruput susu buatan Kevin.
Kevin tersenyum manis melihat Rere dengan senang hati menyeruput susu coklat buatannya.
Kevin adalah teman satu kantor sama Rere. Umurnya beda dua tahun di bawah Rere. Orangnya ganteng, putih dan belum nikah alias masih bujang. Sama kaya Rere. Banyak rekan kerja mereka yang menjodoh jodohkan mereka, tapi emang si Rere, entah apa yang membuatnya tidak tertarik sama Kevin, hanya menganggap teman biasa. Apapun alasanya, hanya Rere yang tahu.
Sudah waktunya jam kerja. Kini semua mulai sibuk dengan kerjaan masing masing. Rere, Kevin, Juna, Cindy, Atala, Mika fokus ke layar laptop masing masing.
Bersambung